Part 7

1.4K 113 0
                                    

"Menurut papa, aku gak bisa cari pacar apa, pah? Sampai aku perlu di jodohin kayak gitu"

"Rom, papa gak memaksa kamu untuk menerima perjodohan ini. Papa hanya berencana, selama ini papa gak pernah tau kamu deket sama perempuan mana, papa rasa kamu sudah cukup umur dan mapan untuk berumah tangga" ujar liand bijak

Perdebatan yang terjadi di ruang keluarga setelah keluarga kevin pulang kerumahnya itu melibatkan seluruh anggota keluarga termasuk adele dan riska.

"Tapi kan papa bisa omongin dulu sama aku sebelum om kevin dan keluarganya datang kesini." Ujar romi frustasi. Selama ini kalau ada masalah pasti papanya akan berbicara padanya terlebih dahulu baru mengambil keputusan, namun kali ini papanya langsung saja mengambil keputusan tanpa berbicara padanya terlebih dahulu.

"Mama yang minta supaya papamu gak ngomong sama kamu dulu, rom" ujar april

"Kenapa?" tanya romi marah

"Jangan membentak mamamu, rom" Sentak liand marah kepada romi namun romi tidak menanggapi liand.

April menarik nafasnya dalam. Ia tau anaknya sekeras liand. "Mama yang mengambil keputusan untuk mengenalkan kamu dengan farah, mama rasa farah adalah wanita yang cocok untuk kamu"

"Seenggaknya kalian ngomong dulu ke aku,"

"Gini aja deh rom, kalau kamu gak suka dijodohin sama farah kamu bisa tolak perjodohan ini" ujar bagas menengahi pertengkaran antara anak dan orang tua ini.

"tapi kayaknya bg romi bakal nerima deh uncle," ujar ryan menggoda romi

"iyaa pa, sepertinya romi akan setuju dengan perjodohan ini. Dia gengsi aja buat nyetujuin" ujar kiya lagi membantu ryan menggoda romi.

"bagaimana rom?" tanya liand serius.

"okey, aku dan farah akan mencoba mendekatkan diri. Tapi jika aku ataupun farah tidak menemukan kecocokan satu sama lain maka kalian semua yang ada disini tidak bisa memaksa ku untuk bersamanya" jawab romi setelah berfikir agak lama. Sebenarnya romi bukannya tidak mau di jodohkan dengan farah, ia juga ingin mengenal farah lebih baik. Tetapi ia kesal karena mama dan papanya tidak membicarakan hal ini terlebih dahulu kepadanya.

--

"Siapa?" tanya seorang wanita kepada wanita lain.

"namanya Ryzu karendra, dia bekerja di Fernand Inc. General manager"

"Gue ngerti" ujar seorang wanita dengan wajah datarnya.

"lo harus mulai berhati-hati mulai saat ini, sama dia!"

"Dan jangan jatuh atas pesonanya"

--

"ada perkembangan baru dari kasus di spanyol dan singapura kemaren?" Tanya ryzu kepada temi

"polisi singapura udah tau bahwa tersangka penembakan itu adalah orang indonesia. Di selembar sapu tangan warna hitam itu ada inisial z. Tidak ada sidik jari, tidak ada jejak sepatu. Bersih"

"senjata rakitan, senjata hasil pencurian dari pihak militer indonesia" ujar temi kembali

"Udah gue duga" ujar ryzu dalam hati

"Dan dia di Indonesia" ujar ryzu lagi yang membuat temi mengernyitkan dahinya.

"Cuma feeling" ujar ryzu lagi kepada temi yang menampakkan wajah bingungnya.

"gue balik kantor,,"

--

"Selamat siang pak" ujar viona sekretaris ryzu.

"siang" balas ryzu lalu memberi kode kepada viona untuk memasuki ruangannya.

"ini surat pengunduran diri saya pak. Mulai besok saya sudah tidak bekerja sebagai sekretaris bapak lagi." ujar viona di depan meja ryzu dan menyerahkan surat pengunduran dirinya.

"sekretaris baru untuk menggantikan kamu?" tanya ryzu datar

"besok pagi dia akan mulai bekerja pak,"

"baiklah, sayang sekali kamu harus berhenti bekerja karena akan menikah. Saya turut bahagia atas pernikahan kamu. Kamu sekretaris yang kompeten!"

"jika saja calon suami saya tidak meminta agar saya mengundurkan diri, mungkin saya akan tetap bekerja dengan bapak"

"Tidak masalah, calon suami kamu adalah Manager HRD kan? Tentu dia akan bertanggung jawab atas kamu nanti. Terimakasih sudah bekerja sama dengan saya selama ini, maaf apabila saya kurang baik dengan kamu" ujar ryzu

"Terimakasih kembali pak. Semoga bapak betah dengan sekretaris yang baru nanti. Saya permisi pulang pak" ujar viona

"Semoga saja dia bisa bertahan seperti kamu terhadap sifat jelek saya. Baiklah" ujar ryzu lalu berjabat tangan dengan mantan sekretarisnya itu.

--

"Del,," panggil riska saat melihat della berjalan ke arah parkiran

"Pulang bareng gue yuk" ujar riska lagi

"Gak usah, ka. Aku di jemput sama kakak ku" ujar della menolak halus

"Ohh,, iya deh. Oia, besok kamu ada waktu gak? Kita lanjutin tugas kelompok yang kemaren belum selesai itu."

"Besok bisa, kabarin aku lagi yah. Aku duluan pulang. Bye riska" pamit della

Riska menjadi teman yang cukuo dekat dengan della hampir seminggu ini. Della juga sudah membiasakan diri dengan kehadiran riska dalam hidupnya.

"Ehh, itu siapa yang ngejemput della?" tanya tania melihat kearah Parkiran kampus.

"Ganteng amat tuh cowok, pacar kali yah?" tanya bella lagi

"Bukan, itu kakaknya della" ujar riska yang membuat caca tersadar.

"Kakaknya?" tanya caca

"Iyaa, della bilang kalau itu kakaknya. Lo kenal?"

"Ahh,, gak" ujar caca gelagapan.

Caca mengenal laki-laki itu. Bahkan laki-laki itu sempat beradu pandang dengannya. Dari raut mukanya, laki-laki itu pun terkejut.

--

CLANDESTINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang