Part 8

1.3K 101 0
                                    

"Haa,, kak ryan" teriak riska kepada ryan yang baru saja datang menjemputnya

"Kamu kenapa kok minta jemput?" tanya ryan

"Maafin riska kak, tadi pagi riska dianter kk romi. Kata kk romi dia yang bakal jemput riska, tapi tiba-tiba dia ngabarin kalau gak bisa jemput. Mobil riska kan lagi dibengkel sama mang ujang"

"Yaa udah kita pulang" ujar ryan mengandeng tangan riska

"Guys, gue pulang duluan yah" ujar riska kepada teman-temannya yang tampak masih terpana dengan kehadiran ryan yang ramah.

Saat diperjalan pulang kerumah, riska mengerling melihat sebuah mobil yang terparkir di tepi jalan. Ia mengenali si pemilik mobil itu.

"Kak ryan, berhenti di situ sebentar deh" pinta riska berhenti di depan mobil itu.

"Kenapa lagi?" tanya ryan memarkirkan mobilnya

"Bentar doang kk" lalu riska turun dari mobil ryan.

"Bu sisi, kenapa?" tanya riska kepada dosen cantiknya itu

"Riska, kok disini?"

"Iya buk, tadi saya mau pulang. Tapi malah lihat mobil ibu disini. Kenapa bu?"

"Mobil saya mogok, tidak bisa di starter. Saya udah menghubungi mobil derek untuk membawa mobil saya ke bengkel"

Sementara ryan, dia terpana melihat kecantikan sang dosen muda cantik. Sisi dengan rambut hitam kecoklatan panjang yang ia ikat asal, dan penampilannya yang elegant membuat ryan tak berkutik.

"Oia bu, kenalkan ini kakak sepupu saya. Ryan" ujar riska memperkenalkan ryan kepada riska.

"Saya sisi" ujar sisi lalu menjabat tangan ryan.

Ryan terperanjat saat riska menyenggol tangannya karena mengabaikan uluran tangan sisi. 

"Saya Ryan."

"Ibu pulang bareng kita aja, dari pada naik taksi. Lagian kita searah kan bu?" ujar riska

"Tapi.."

"Iya, ibu bisa pulang bareng kita" ujar ryan

"Saya bisa pulang sendiri kok, riska. masih banyak taksi dan saya tidak mau merepotkan orang" ujar sisi

"Ayolah bu, sama sekali tidak repot" bujuk riska lalu membawa sisi ke mobil ryan.

"Jadi ibu satu komplek perumahan sama kita?" tanya ryan saat hampir tiba di komplek perumahan mereka.

"Iya, oia sepertinya anda tidak usah memanggil saya ibu. Saya kira kita hampir seumuran" ujar sisi

"Yaa, baiklah si" canggung ryan

"Terimakasih atas tumpangannya" pamit si
--

"Perkenalkan nama saya Diani hizra, pak. Saya sekretaris bapak. Menggantikan mbak viona." ujar sekretaris baru ryzu dengan muka datarnya.

"apa viona tidak memberi tahu kamu bahwa saya tidak suka dengan pakaian yang seperti ini?" tanya ryzu meneliti pakaian sekretaris barunya itu.

Rok mini diatas lutut yang mengetat, baju kemeja pendek dengan blazer yang sedikit mengepas badan, ryzu membenci itu.

"maaf pak?" tanya sekretaris baru itu tidak mengerti.

"kalau kamu masih ingin bekerja disini, besok kamu harus ganti pakaian kamu. Jangan terlalu ketat, rok dibawah lutut atau kamu bisa pakai celana panjang jika kamu mau. Jangan seperti wanita penggoda di perusahaan ini" ujar ryzu tegas

"b..baik pak" ujar sekretaris barunya itu gelagapan. Niatnya ingin mempesona bosnya tetapi malah dia yang di permalukan oleh sang bos.

"nama panggilan kamu?" tanya ryzu lagi

"Hizra, pak"

--

"jadi bg romi mau di jodohin?" tanya ryzu dengan senyum yang entahlah seperti mengejek kepada romi yang sedang menikmati rotinya dan dibalas anggukan dari romi

"kalau gue jadi lo, gue gak bakal mau" ujar ryzu lagi

"gue jatuh cinta pada pandangan pertama sama Farah. Lagian setelah kenal farah gue ngerasa cocok dan nyaman. Wanita idaman gue banget. Gak salah pilih tuh si mamah."

"gue gak percaya sama love at first sight."

"Tergantung masing-masing orang lah, zu. Lagian kalau lo gak mau di jodohin lo bisa mulai cari pasangan dari sekarang. Lo gak mau kan di cariin jodoh sama ketiga ibu-ibu yang ada di rumah ini?"

"gak, ogah gue" ujar ryzu malas

"riska, lo bisa gak berisik gak sih? Ribut amat sih! Gue lagi istirahat nih!!" teriak ryan sambil mengedor pintu kamar riska dengan membabi buta. Teriakan ryan bahkan terdengar sampai kebawah.

"ryan, sensitif amat beberapa hari ini." dengus romi kepada ryzu

"dia lagi galau, habis ketemu sama rekan dosen lo yang jadi dosen riska beberapa hari yang lalu."

"siapa?" tanya romi menyesap teh hangatnya

"sisi"

"Ryzu, gak usah ngebocorin rahasia gue." teriak ryan memekakkan kepada ryzu dari lantai dua rumah mereka namun tidak diperdulikan oleh ryzu dan romi

"kapan mereka ketemu?" tanya romi tak memperdulikan teriakan ryan

"2 hari yang lalu kalau gue gak salah. Waktu riska minta di jemput karena mau ngenalin ryan sama sahabat-sahabatnya. Ehh dijalan malah ketemu sama dosennya riska itu, mobilnya mogok dan ryan jatuh cinta" jelas ryzu

"sisi itu udah punya pacar" ujar romi

"iyaa karena itu si ryan galau banget. Sekalinya benar-benar tertarik sama cewek, malah udah punya gandengan"

"Miris banget adik gue" iba romi

"Riska kamarnya kok rame amat?" tanya ryzu yang memang mendengar suara riuh keributan di kamar riska

"Oh, mereka lagi buat tugas kelompok gitu lah. Tapi yang nganehin teman satu kelompoknya riska itu salah satunya ada yang pendiam dan susah banget buat interaksi sama orang lain. Dan riska sendiri yang minta tuh orang buat satu kelompok bareng dia. Emang ajaib tuh anak."

"Ajaib-ajaib gitu itu adik lo, bg!"

"Gue tau" dengus romi

"Cowok?"

"apa yang cowok?

"Temennya riska itu cowok?" tanya ryzu lagi

"Bukan, cewek lah. Kalau cowok mana diizinin mereka belajar bareng di kamar gitu sama mama"

"Ya gue mana tau, gue pikir cowok. Kalau cowok mah logis si riska minta tuh anak buat satu kelompok bareng dia manatau di jatuh cinta kan. Ternyata malah cewek"

--

CLANDESTINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang