"Lo masih bisa ngubah keputusan lo" ujar ryzu dengan ekspresi dingin disela latihan menembak mereka di lapangan tembak milik BIN
"Gak akan ada yang aku ubah, kak" ujar ica percaya diri lalu membidik sasarannya dan tepat sasaran
"Gue akan susul lo nanti" ujar ryzu lagi dengan ekspresi dinginnya menatap ica.
"Aku tunggu" ujar ica mengulas senyum percaya dirinya
"Ryzu.." panggil seseorang yang mampu membuat ryzu mengalihkan perhatiannya dari sasaran tembak didepannya.
"Lo ganggu mas" ujar ryzu setelah ia melihat seseorang yang mengalihkan perhatiannya
"Gue gak peduli" ujar orang itu
"Apa kabar mas?" tanya ryzu
"Baik, Tumben latihan di sini?"
"Gue udah izin sama daddy yah mas"
Sementara itu ica tidak kehilangan konsentrasi membidik sasaran didepannya. Reno yang sedang berbincang dengan ryzu pun seketika tercengang saat ica melepaskan tembakan bertubi-tubinya.
"Wah, sepertinya lo mendapatkan lawan yang sepadan" ujar reno mencibir ryzu. Ica yang mendengar itu menatap reno bingung
"Tembakan lo dengan ryzu, sama akuratnya" ujar reno yang mengerti kebingungan ica
"ca, kenalin ini mas reno. Dia petinggi BIN disini." Ujar ryzu memperkenalkan reno yang dibalas ica dengan senyum pertanda perkenalan.
"Ini ica, mas"
"Iya, daddy lo udah cerita."
"Bukankah seharusnya lo lagi di Singapura yah, mas."
"Tadi pagi-pagi banget daddy lo seenaknya nyuruh gue pulang dari libur gue yang panjang" miris reno
"Kalau gak penting, daddy gak bakal nyuruh lo pulang, mas"
"Ca, Team mas reno ini yang akan bantu kita nanti" ujar ryzu lagi mengalihkan perhatiannya kepada ica
"Gue percaya sama keahlian, lo" ujar reno sengaja menepuk bahu ica yang mendapatkan pelototan dari ryzu.
"Gue seperti lagi ngeliat bunda lo dalam diri, dia" ujar reno kepada ryzu kemudian berlalu pergi
--
Ica baru saja menyelesaikan kewajiban sholat isyanya saat pintu kamar yang ia tempati diketuk seseorang.
"Boleh tante masuk?" tanya alea kepada ica
"Silahkan tante.."
Alea lalu duduk di ujung kasur dan ica duduk dihadapannya.
"jam berapa kamu mau berangkat?"
"mungkin sekitar jam 10 malam ini tante"
"Om dimas masih sedang mengurus surat penangkapan untuk mereka. Semoga malam ini segera dikeluarkan, reno, ryan dan juga ryzu juga segera akan menyusul kamu nanti. Oh iya, tante juga mengurus surat penggunaan senjata untuk kamu dan surat itu udah keluar" ujar alea tenang khas seorang ibu yang menasehati anaknya
"Makasih banyak tante" ujar ica dengan mata yang berkaca-kaca
Alea membuka sebuah kotak hitam besi yang sedari tadi berada dipangkuannya lalu mengeluarkan isinya yang dilapisi dengan sebuah penutup kain hitam.
"Pakai ini." Ujar alea memberikan barang itu kepada ica
"Apa ini tante?"
"Itu milik bundanya ryzu dan ryan"
"Tante el?" yang diangguki alea
"Kamu bisa pakai senjata itu, tante tau kamu punya senjata kamu sendiri tapi untuk berjaga-jaga bawalah ini"
"Aku gak bisa tante,," ujar ica menyerahkan senjata itu kepada alea
"Pakailah, ca. Tante mohon"
"Aku.."
"Pakai aja." Pinta alea lagi lalu meletakkan senjata itu di genggaman ica.
"Iya tante."
"Ya udah, kamu mau siap-siap yah. Tante tinggal ya,"
"Tante,," ujar ica menghentikan langkah alea. Dan tanpa disangka ica langsung memeluk tubuh alea menyalurkan ketakutan serta kehangatan sekaligus.
"Makasih tante.." ujar ica di sela-sela pelukan mereka.
--
Malam itu, pukul 9.45 malam. Ica baru saja keluar dari kamarnya dan didapatinya seluruh anggota keluarga sedang berkumpul di ruang keluarga yang tampak rapi setelah tadi sore berantakan.
Dengan stelah baju kaus hitam lengan panjang beserta jeans hitam favorit miliknya. Rambut panjang bergelombangnya ia ikat satu sedikit keatas sambil menenteng sebuah jaket bahan hitamnya.
"Kenapa pada ngelihatin aku kayak gitu?" tanya ica bingung meneliti dirinya.
"Bidadari banget ini mah" ujar reno yang didengar semua orang.
Pletak..
Tanpa disangka liand menggetok kepala reno
"Sakit" ringis reno.
"Kamu udah siap?" tanya liand
"Udah om, bagaimana dengan surat penangkapan?" tanya ica cemas
"Jangan pikirkan itu, om dimas sedang mengurusnya" ujar alea
"Motor gue?" tanya ica kepada diana
"Ada di depan, ronald juga udah nunggu lo didepan. Semuanya oke?" tanya diana
"Oke, Aku berangkat ya om, tante." Pamit ica kepada alea, aliand, april, arinda dan juga bagas yang ada di ruang keluarga.
"Tunggu,," ujar april menghentikan langkah ica
April melangkah mendekati ica, mengambil tangan kanan ica. Lalu di genggamnya.
"Kalian harus segera kembali, jangan sampai terluka" ujar april sendu.
Selama penculikan riska, april sangat enggan untuk berbicara lebih banyak diam bahkan kepada liand sekalipun.
"Doain aku tante" pinta ica yang diangguki april.
"Aku pamit" ujar ica pamit.
Ryzu yang sedari tadi yang hanya diam bingung menatap ica, tiba-tiba mengejar ica yang sudah berada di garasi didepan mobilnya.
"Lo inget janji lo kan?" tanya ryzu mengatur nafasnya karena tadi berlari mengejar ica.
"Inget kak" ujar ica jengah karena sedari tadi pagi sehabis mereka latihan menembak dan olahraga hanya itu yang dipinta ryzu.
"Gue cinta lo, cepat pulang. Biar gue tau jawaban lo apa, jangan bikin gue nunggu" ujar ryzu mengungkapkan isi hatinya membuat ica tercengang
"Dasar gak romantis" cibir ronald yang dihadiahi pelototan dari ica
"Segera susul aku, kak" pinta ica lalu bergegas pergi mengenakan helm menaiki motor sportnya. Perasaannya bimbang, ia takut bahkan sangat takut saat ini. Dia takut tidak menepati janjinya.
:5ݮC#
KAMU SEDANG MEMBACA
CLANDESTINE
ActionKisah hidup si kembar masih berlanjut, Kesetiaan di pertaruhkan, persahabatan di korbankan hingga cinta yang harus pergi. Ryan tidak meneruskan cita-citanya sebagai pilot karena merasa bahwa hidupnya ada pada keluarganya. Jatuh cinta dengan seorang...