Part 16

1.3K 115 1
                                    

"itu ide gila" bentak ryzu marah setelah mendengar penjelasan panjang lebar dari ica.

"Gila menurut Kk, tapi gak buat aku." Tegas ica

"Ryzu bener, ca. Itu sama aja ngebahayain diri kamu" ujar alea menengahi.

"Tapi Riska diculik karena aku Tante, mereka masih mencoba berusaha untuk membawa aku ke dunia mereka. Please, aku mohon" pinta ica.

"Kita tunggu surat penangkapan keluar, lalu baru setelah itu kita akan gerebek pabrik itu, bagaimana?" lanjut Dimas lagi bernegosiasi

"Om sangat tau betapa sulit untuk segera mengeluarkan surat penangkapan kepada mereka. Apalagi bukti yang aku pegang gak begitu kuat untuk menjebloskan mereka. Aku perlu segera menyelamatkan Riska Om"

"Tapi ca, sama aja kamu menyerahkan nyawa kamu kalau kamu datang sendiri ke sana"

"Kalian harus percaya sama aku. Aku butuh bantuan kalian untuk segera secepatnya mengeluarkan surat penangkapan itu dan setelahnya tolong susul aku."

"Kalau ide kamu gak berhasil?" Tanya liand

"Aku akan berusaha untuk membawa Riska pulang kerumah ini apapun caranya, Om."

Semua orang yang sedang berkumpul di ruang keluarga kediaman fernand terdiam untuk beberapa saat dengan pikiran mereka masing-masing, mereka menimbang-nimbang ucapan ica.

"Oke, Om akan mencoba setuju dengan usul kamu. Tapi tolong jaga diri kamu," ujar Dimas mengentikan keheningan yang terjadi.

"Lalu kapan?" Tanya liand

"Besok, Besok malam" tegas ica menunjukkan senyum percaya dirinya.

--

"Lo yakin gak butuh bantuan gue?" Tanya Diana saat ica sedang memeriksa peralatan di ruang keluarga kediaman fernand yang beberapa jam lalu di sulap menjadi ruang kerja mereka untuk misi besok malam.

"Lo disini aja, na. Tolong jagain rumah ini, selama semua orang disana. Gue gak mau ngelibatin masalah ini ke lo" ujar ica sambil menatap Diana dalam. Ada raut ketakutan di mata Diana melepas sahabat sekaligus saudaranya itu.

"Ronald akan jagain Lo dari jauh"

"Iya gue tau, na. Lo dan Bg Ronald akan selalu menjadi sepupu terbaik gue"

"Maafin kita yah ca,,"

"Husst,, jangan bahas itu. Gue gak mau ngomongin hal yang gak perlu di omongin. Jangan bahas hal yang gk perlu di bahas lagi. Kita udah terlalu sering membicarakan ini yah, na"

"Dengerin gue, lakuin apa yang harus Lo lakuin. Gue dan Ronald ikhlas"

"Pasti" ujar ica mantap dengan senyum manisnya.

"Bagaimana dengan Dia?" tanya diana khawatir

"Gue gak tau, mungkin gue harus berhadapan dengan dia. One by one"

"Dia tetap kakak lo!" 

"Gue tau, na!" ujar ica sambil mengelus bahu diana menyalurkan rasa percaya dirinya.

"Oh iya, soal?" 

"Jangan sampai dia tau, dia udah banyak ngelindungin gue selama gue di Indonesia. Pastikan dia gak tau" saut ica sebelum diana melanjutkan pembicaraannya

"Okeh" 

--

Pukul 3 dini hari, ica menatap hamparan taman di belakang kediaman fernand melalui jendela kamar tamu yang ia tempati.

Ingatannya teringat dengan kejadian beberapa jam yang lalu saat ryzu mengajaknya untuk berbicara empat mata di balkon belakang rumah itu.

"Lo gak harus ngelakuin ini ca" pinta ryzu kala itu mencoba mengubah pikiran ica

"Aku harus ngelakuin ini secepatnya Kk"

"Kenapa? Kenapa harus secepatnya?" Tanya ryzu bingung.

"Lusa adalah tanggal 17 Maret, kk."

"Ada apa dengan 17 Maret?"

"Tanggal 17 Maret, tanggal dimana papa dan Mama meninggal walau di tahun yang berbeda. Dan aku baru menyadari hal itu beberapa hari yang lalu."

"Mungkin cuma kebetulan, ca"

"Gak ada yang kebetulan Kk, bagaimana kalau dia berfikir kalau Riska adalah anak dari Tante El? Bundanya Kk?"

"Maksud kamu apa?"

"Dia gak tau kalau kakak dan Kk Ryan adalah anak kandung dari Tante El yang udah meninggal. Ketertutupan informasi keluarga kalian membuat dia sulit untuk mencari informasi tentang itu. Dan saat dia tau Riska adalah anggota keluarga fernand, dia berfikir untuk menculik Riska saat ada kesempatan tanpa perduli Riska anak siapa dan hubungannya apa dengan Tante el. " jelas ica panjang

"Lo kok?"

"Dia firman, Om aku adalah Firman adiyata. Om firman masih menyimpan dendam yang amat dalam ke Tante Karel." Ujar ica yang membuat ryzu makin tercengang.

"Bukankah firman sudah tidak berada di Indonesia lagi semenjak ia bebas dari hukuman 4 tahunnya." pikir ryzu

"Aku harus ngehadapin mereka kak, Aku harus ngehadapin dia dan apapun caranya aku harus bawa Riska pulang kerumah ini walau nyawa ku taruhannya. Tolong percaya sama aku" pinta ica

"Gak! janji sama gue. Lo harus selamat ca. Lo harus bawa Riska balik sama Lo dalam keadaan selamat baru gue bakal percaya sama Lo," Ujar ryzu yang malah membuat ica tercengang melebarkan matanya.

"Gue janji kk" ujar ica lagi dengan menatap ryzu intens.

"Oia, Kk juga bakal ketemu nanti sama buronan internasional yang selama ini kalian cari, jangan terpesona kalau wajahnya mirip dengan ku" ujar ica sedikit bercanda

"Gak bakalan gue terpesona, gue terpesona sama wajah Lo aja" ujar ryzu menatap langit malam yang mendung. Dan tanpa ia sangka ica juga menatap langit yang sama dengan semburat merah di pipinya serta senyum manis yang tercetak di wajahnya menahan malu.

CLANDESTINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang