Ketegangan terjadi di kediaman Fernand selama 1 minggu ini. Menghilangnya riska tanpa kabar dan jejak membuat april jatuh sakit dan tak kunjung sehat dari sakitnya. Liand masih berusaha mencari setiap hari walau sebenarnya dalam hati ia juga ikut frustasi, alea dan dimas pun menugaskan semua anak buahnya untuk mencari riska di seluruh pelosok kota jakarta hingga keluar jakarta.
Malam itu riska berpamitan akan kerumah bella dengan liand dan april. Setelah dari rumah bella ia bergegas pulang karena menunjukkan pukul 10 malam. Setelah itu riska tak kunjung pulang, hanya mobilnya saja yang tertinggal di tepi jalan.
Della ikut menghilang beserta dengan mamanya. Pertemuan ryzu dengan della saat itu membuat ryzu makin berkelebat dalam pikirannya.
Mungkinkah della yang melakukan ini?
"Gimana mama, bg?" tanya ryan
"Sama seperti kemarin, gak mau makan, masih suka mengigau, perasaan gue bener-bener gak enak, yan. Kita harus cari riska secepatnya gue gak mau keadaan nyokap makin parah kalau terus-terusan gini. Ohh iya, Ryzu mana?"
"Ada dia di atas, dari 2 hari yang lalu dia terus berkutik sama laptopnya mencari jejak gps handphone riska" jelas ryan
"Gue ke dia dulu deh, kata mommy dia belum juga makan kan?" tanya romi
"Coba deh, lo bujuk dia"
--
Riska tersadar, ia merasakan seluruh badannya akan remuk dalam sekejap. Sesaat ia tersadar dari sesuatu hal. Tangan dan kakinya di ikat cukup kuat di sebuah kursi kayu. Pandangannya beralih ke ruangan yang dipenuhi dengan kardus dan kayu-kayu, ruangan itu hanya di terangi oleh satu lampu yang cukup temaram.
Pikirannya mengingat mengapa ia bisa sampai ada disini.
Malam itu riska yang sedang dalam perjalanan pulang dari rumah bella mengendarai mobil miliknya dengan kecepatan sedang. Tak ia sangka, di jalanan yang cukup sepi ban mobil yang ia kendarai bocor kemudian ia memutuskan untuk keluar dari mobil miliknya untuk memeriksa keadaan bannya dan akan pulang dengan taksi nantinya jika terlalu parah, tapi tanpa ia sangka seseorang membekap mulutnya hingga ia tak sadarkan diri.
Dan disinilah ia sekarang, diruangan yang cukup gelap. Sendirian pula. Ia merutuki dirinya sendiri yang saat itu tak langsung menelpon salah satu kakaknya untuk di jemput baru keluar dari mobil.
Suara decitan pintu terbuka mengalihkan pandangan riska kearah pintu. Ia dapat melihat seseorang yang sepertinya laki-laki dengan badan yang cukup tegap berjalan kearahnya.
"Anda siapa?" tanya riska setelah dapat melihat wajah laki-laki itu dengan jelas.
"Ternyata kamu sudah bangun?" ujar laki-laki itu
"To..long lepasin saya" pinta riska
Bukannya menjawab, laki-laki itu malah berjalan kearah belakang riska untuk membuka ikatan pada tangan riska.
"Sebaiknya kamu makan kalau kamu gak mau mati sia-sia disini. Makanlah" ujarnya lagi memberikan sekotak nasi beserta lauk kepada riska.
"saya saja sedikit bingung kenapa mereka mengikat kamu di ruangan seperti ini, untuk melihat keluar saja kamu tidak bisa, apalagi untuk kabur" omongan lelaki itu yang di iyakan oleh riska. Lelaki itu benar, tak ada jendela disini. Hanya ventilasi udara untuk keluar masuknya oksigen, ventilasi yang kecil tidak sesuai dengan ukuran badan riska.
"Dan riska, jangan berusaha untuk kabur disini kalau kamu masih mau hidup" ujar lelaki itu lagi kemudian berlalu pergi meninggalkan riska kembali.
--
Ryzu masih berkutat dengan jejak gps terakhir milik handphone riska. Bahkan matanya tak kunjung beralih dari komputer miliknya saat romi memasuki kamar kerja miliknya.
"Sampai kapan lo mau duduk disana?"
"Sampai gue nemuin jejak riska." Ujar ryzu lugas.
"Kalau lo sakit siapa yang bakal nyari riska?"
"Apaan sih bg?"
"Makan sono, kata mommy lo belom makan"
"Enak aja, gue udah makan." Bela ryzu
"Jangan suka bohong lo sama gue!"
"Bener bg, tuuhhh" tunjuk ryzu kearah meja dipinggir ruangan kerjanya yang berisi dengan piring dan gelas kotor milik ryzu, melihat hal itu romi tertawa.
"Malah lo yang kena kibul bg" tawa ryzu
Suara dering handphone milik ryzu mengalihkan pembicaraan mereka,
"Siapa?" tanya romi
"Gak tau, nomornya gak di kenal"
"Angkat gih mana tau ada informasi"
Ryzu mengangkat telp dari seseorang itu,
"Hallo.." sapa ryzu
"Kak..." ujar orang di balik telp itu
KAMU SEDANG MEMBACA
CLANDESTINE
ActionKisah hidup si kembar masih berlanjut, Kesetiaan di pertaruhkan, persahabatan di korbankan hingga cinta yang harus pergi. Ryan tidak meneruskan cita-citanya sebagai pilot karena merasa bahwa hidupnya ada pada keluarganya. Jatuh cinta dengan seorang...