Part 19

1.2K 108 0
                                    

Sisi dan sabtha sedang duduk di ruang keluarga kediaman fernand sambil ditatap intens oleh ryan serta yang lainnya.

Emosi sisi meledak-ledak saat ini ingin di keluarkan, namun ia sadar ini bukan tempat yang cocok untuk melepaskan kemarahan di dalam hatinya apalagi dihadapannya kini ada ryan.

Sisi kemudian mengalihkan tatapannya menatap diana intens dengan mata elangnya yang jarang sekali dilihat oleh orang lain, memarahi diana mungkin akan menjadi hal yang pertama kali dilakukan oleh sisi.

"Lo tau gimana gue ngejaga dia selama ini kan?" tanya sisi kepada diana yang sedari tadi hanya menunduk takut

"Kak.." panggil diana

"Apa?" tanya sisi mengintimidasi

"Si.." sabtha menginterupsi

"Jangan bela dia, bg!" marah sisi kepada sabtha

"Tunggu" sentak ryan. "Ini apa-apaan sih?" tanyanya lagi kepada sisi dan sabtha meminta penjelasan

"Yan,," panggil sabtha

"Biar gue yang jelasin bg"

"Aku anak dari dari adiknya papa ica dan zi. Aku Polisi" ujar sisi yang membuat ryan dan romi tercengang.

"Kamu..."

"Maafin aku yang gak jujur sama kamu, yan. Aku harus ngejaga identitas ica dan zi" ujar sisi

"Indonesia adalah tempat yang aman untuk ica bersembunyi. Buktinya setelah bertahun-tahun baru sekarang Firman menemukan dimana ica"

"Firman?" tanya alea

"Firman Adiyata, tante kenal dia kan?"

"Jadi penculikan ini bukan berhubungan dengan ica, tapi?"

"Iya, tante ini dendam om firman sama keluarga ini" ujar sabtha

"Tunggu, ada hubungan apa antara ica dan firman?" tanya alea lagi

"Firman itu Om-nya ica, dengan kata lain adalah keponakannya. Kalau aku gak salah, kakak dari mamanya ica" ujar ryzu menjelaskan

"Adiknya firman, Cinta Diana Natasya?" tanya alea lagi

"iya, tante kenal tante cinta kan? Setau aku, tante cinta dulu pernah kerja bareng dengan tante el" ujar sisi

"Jadi ica anaknya Aldo dan Cinta?" tanya alea tercengang, jadi anak aldo yang selama ini ia cari adalah ica.

"Iya, mom. Ica anak aldo dan cinta" ujar dimas yang tiba-tiba datang. "Aku akan jelas ke kamu nanti. Kita harus segera menyusul mereka, daddy sudah mendapatkan surat penangkapannya. Kepolisian daerah sana sudah menghubungi, pabrik itu sudah dilindungi garis polisi sekarang. Ada ratusan anak buah firman di dalam pabrik itu" ujar dimas

"Reno, pastikan semua anggota kamu bisa masuk pabrik. Saya mau ica dan riska selamat" titah alea

"Siap ndan" hormat reno memberikan hormatnya

Semua orang bergegas berangkat ke TKP, perasaan cemas mengelegar di hati ryzu kini. "yang dilawan ica ada ratusan orang dan dia hanya sendiri" pikirnya.

"Dia bakal baik-baik aja" ujar romi yang berada disebelah ryzu mengendarai mobil miliknya.

-

"Kamu mau kemana?" tanya ryan saat sisi keluar dari kediaman fernand

"Aku lagi gak mau berantem, yan. Aku mau nyusulin ica" pinta sisi

"Kamu bisa dengerin aku gak sih, si?"

"Yan, Dia adik aku. Mamanya menitipkan mereka kepada papaku sebelum beliau meninggal. Aku gak bisa ngebawa zi untuk bersama ku karena ia lebih memilih keparat itu, haruskah aku kehilangan ica yang sudah bertahun-tahun aku dan papaku jaga?"tanya sisi sambil menatap ryan memohon

"Oke, tapi kamu bareng aku. Tinggalkan mobil kamu disini. Hmm?"yang akhirnya disetujui oleh sisi.

"Sab, gue bisa minta tolong untuk tetap dirumah. Soalnya.."

"Gue ngerti, buruan berangkat. Gue akan stay disini" ujar sabtha.

--

Sabtha menatap diana yang terdiam di meja makan sendirian.

"Ngapain disini?" tanya diana

"Mau minta minum, dapur dimana sih?"

"Tunggu disini, gue yang ambil" ujar diana

Setelah mengambil minum diana dan memberikannya kepada sabtha diana kembali duduk di meja makan sambil menelungkupkan kepalanya di atas meja.

"Kenapa?"

"Apa?"

"Kamu kenapa?" tanya sabtha

"Gue kecewa, kecewa dengan diri sendiri"

"Percaya aja kalau ica gak bakal kenapa-napa!"

"Kalau ica sampai kenapa-napa, kak sisi bakal nyalahin gue lagi"

"Itu gak akan terjadi, ica bakal baik-baik aja"

"ya." ujar diana lagi

"Kalaupun sisi nyalahin lo lagi, gue yang akan bela lo" ujar sabtha yang membuat diana mengalihkan pandangannya dari sabtha.

"Bohong, dari dulu lo selalu gak mau bela gue didepan sisi"

"Sisi kayak gitu karena dia nganggap lo sama kayak om firman"

"Dia bukan bokap gue dan ronald. Nyokap nikah sama dia setelah gue dan ronald lahir, dia nihakin nyokap karena bokap dulu temannya." Ujar diana yang membuat sabtha terkejut

"Lo kok baru bilang"

"Ica ngelarang gue ngomong" ujar diana malas

"kapan lo nakal nerima cinta gue?" tanya sabtha dengan senyum nakalnya

"SABTHA" pekik diana

--

"Riska.." panggil ronald saat dia berhasil mendobrak pintu ruangan tempat riska di sekap serta melumpuhkan dua orang penjaga di depan ruangan itu.

Lihatlah riska dengan rambut yang tak terurus, badan yang melemah serta baju yang masih sama dengan seminggu yang lalu diikat di sebuah kursi.

"Gue mau dibawa kemana?" tanya riska lemas

"Lo tenang, gue kakaknya ica. Ingat?" tanyanya kepada riska

Riska menggeleng.

"Gue akan bawa lo keluar dari sini" ujar ronald sambil melepas ikatan riska tangan dan kaki riska kemudian langsung menggendong riska ke motornya.

--

"Maafin aku yang gak pernah jujur sama kamu" ujar sisi memecah keheningan yang terjadi diantara mereka dalam perjalanan

"Jadi kamu seorang polisi?"

"Iyaa, Letda" ujar sisi mengangguk

"Kenalin, Pacar kamu ini Lettu Ryanda Kerendra Fernand" ujar ryan bangga memperkenalkan dirinya

"Jadi kamu,,"

"Dulu iya, sekarang juga masih. Tapi lebih banyak di BIN dan menghabiskan waktu di kantor" ujar ryan yang tetap fokus mengendarai mobilnya

"Jangan ada lagi rahasia diantara kita Letda Hestika Sisilia" ujar ryan yang membuat sisi tersenyum manis walau hatinya penuh dengan kecemasan kini.

--

CLANDESTINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang