Part 18

1.1K 102 0
                                    


Kegundahan dan ketakutan yang berada didalam hati ica kini entah mengapa menjadi sebuah kekuatan yang amat besar. Jalanan sepi kota jakarta pada malam hari membuat ia tak begitu lama menempuh perjalanan menuju tempat tujuannya.

Hingga kini ia dan ronald memasuki area pabrik pinggiran kota jakarta yang akan ia dan ronald tuju. Ica mengisyaratkan agar ronald berpisah jalan dengannya. Dan disinilah dia sekarang di pabrik tekstil serta tempat ia akan bertemu dengan kakak beserta omnya.

--

Suara gedoran pintu di kediaman fernand mengalihkan perhatian penghuni rumah yang sebagian sedang mengecek perlengkapan senjata mereka.

Reno yang berinisatif membuka pintu dibuat bingung karena tamunya adalah seorang wanita cantik beserta seorang pria yang sebelumnya belum pernah ia lihat.

"Dimana ica?" tanya sang pria

"Ica? Dia gak ada. Ada apa yah?" tanya reno

Sang wanita dengan kilatan kemarahan yang Ia miliki menubruk badan reno yang menghalangi pintu dan masuk begitu saja tanpa memperdulikan panggilan reno.

"Dimana ica?" tanya wanita itu kepada semua orang yang berada di ruang keluarga.

Beberapa orang yang sedang mengecek senjata milik mereka seketika berhenti karena pertanyaan wanita itu.

Wanita itu kemudian menatap sesosok orang yang ia kenali.

"Dimana ica, diana?" tanya wanita itu meninggikan suaranya

"I..ca udah berangkat kak" ujar diana gelagapan.

"Lo.." geram wanita itu kepada diana sambil melototkan matanya

"Lo bisa tenang kan, ini di rumah orang" ujar si pria karena begitu kesal dengan kelakuan si wanita.

"Sisi.." ujar seseorang dari lantai atas kediaman fernand.

--

"Gue kira lo gak akan berani kesini dan menampakkan wajah lo di depan mata gue!" ujar firman sarkatik

"Lepasin dia, om."

"Kalau gue gak mau?" tanya firman lagi dengan senyum yang, ntahlah menjijikkan bagi ica

Ica menatap intens sang kakak zi yang berada di depannya bersebelahan dengan sang om.

"Buat apa lo nyulik riska, om?" tanya ica

"Lo gak perlu tau."

"Apa karena gue supaya gue balik ke dunia lo? atau karena riska berasal dari keluarga fernand yang gak punya kemampuan bela diri sama sekali?"

"Lo cukup pinter untuk tau alasan gue kan"

"Dia bukan anak dari tante karel, om. Sebagai seorang yang bukan pecundang untuk membalaskan dendam seharusnya lo gak berhadapan dengan orang yang gak berdaya kayak riska" ujar ica tenang

"Lo itu, sok tau kayak bapak lo"

"Iya, nyokap dan bokap gue yang lo bunuh" ujar ica lagi

"Lo gak punya bukti"

"Gue punya bukti," ujar ica percaya diri yang membuat zi menatap ica tak percaya.

"Lo gak percaya sama gue, zi?" ica lalu mengambil handphonenya lalu menyalakan rekaman suara pembicaraan firman dengan temannya kala itu

"Om, lo!" sentak zi.

"Gak akan ada orang yang bisa nangkap gue" ujar firman mengelegarkan suara tawanya.

"Gue yang akan nangkep lo!" sentak zi dengan kilatan kemarahan yang selama ini tak pernah ica lihat

Firman yang merasa tersudutkan oleh kedua kakak beradik ini melemparkan botol minuman kaca kearah ica untung saja ica dapat mengelak, lalu firman mengambil kesempatan untuk keluar dari area basement tempat ica dan zi seketika ruang basement pabrik itu di penuhi oleh beberapa orang anak buah firman.

"Lo selamatin riska, ca. Dia ada di ujung lorong basement ini. Cepat" perintah zi menatap sang kakak.

"Gue akan urus, firman" ujar zi lagi.

Ica langsung memakai earphone yang sedari tadi ia letak di saku jaketnya.

"Nald,," panggil ica

"Gue udah tau, gue akan selamatin ica. Lo tolong kakak lo!" ujar ronald dari balik earphonenya.

"kita hadapi dia bareng-bareng" ujar ica

"Riska?"

"Udah ada ronald"

--

Perkelahian dan suara tembakan senjata api tak dapat terletakkan terjadi. Beberapa anak buah firman yang memakai senjata api pun terpaksa harus ica dan zi lawan dengan senjata api juga. Ica sudah berjanji akan menggunakan senjata seminimal mungkin.

"Nald.." panggil ica lagi

"Riska udah sama gue, lo cepat balik" ujar ronald lagi.

"kak, kita keluar dari sini bareng-bareng" ujar ica kepada zi yang tampak sedang meladeni perkelahian orang-orang firman yang tidak sepadan dengannya.

"Lo lupa, ada berapa anak buah firman di sini? Lagian gue mau bunuh tuh orang!" tanya zi mengambil sikap siaga di samping adiknya.

"Lo bisa gak sih buat dengerin gue sekali ini aja?"

"Gue kakak lo!" ujar zi menatap ica sambil melototkan matanya. "Lagian ca, mau kabur pun sama aja, lo bakal ngadapin cecunguk-cecunguk ini kan?" tunjuk zi kepada orang-orang firman.

"Oke-oke. Gak ada cara lain kelihatannya selain nurutin lo kali ini." ujar ica pasrah dan kembali melawan orang-orang itu dengan keringat yang tampak bercucuran di wajahnya.

--

CLANDESTINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang