IV

1.2K 71 0
                                    


Kini Zeeva sedang termenung di kamar nya sambil di temani musik yang mengalun dari mp 3 nya, pertama kali dalam sejarah seorang Maudhita Zeevana di kalahkan oleh Alfian Rafandito di pelajaran fisika. Semua orang heran apalagi Zeeva lebih heran dengan sikap nya yang berubah hari ini, dia tidak menganggu Zeeva selama di kelas bahkan di luar kelas pun tidak.

"Apa dia diancem sama ayahnya yah!!" terka Zeeva, "tapi gak mungkin dia langsung nurut gitu" elak Zeeva.

Kenakalan Rafa sudah membuat ayahnya jengah , puluhan kali orang tua Rafa di panggil ke sekolah dan sudah dua kali orang tua Rafa di panggil polisi, karena aksi balapan liar Rafa. Sudah puluhan kali juga ayah Rafa mengancam Rafa dengan memindahkannya ke pesantren , tidak di beri uang jajan selama 1 bulan, motor nya di ambil bahkan di usir dari rumah pun tak mempan bagi Rafa.

"Eh, kenapa ya gue mikirin dia segala" pikir Zeeva

Zeeva pun memeluk boneka panda yang selalu menemaninya tidur. "Tapi gue gak rela dikalahin sama dia"gumam Zeeva sambil menggigit telinga boneka pandanya.

Sama hal nya dengan Zeeva yang heran dengan tingkah Rafa, di rumah Rafa sendiri semua anggota keluarga bahkan supir dan pembantu pun terheran-heran.

Tadi pagi Rafa berangkat ke sekolah pukul 5.30 , lalu sebelum berangkat ia menyalami tangan ayah dan ibunya lalu saat hendak berangkat ia mengucapkan salam. Dan pulang ke rumah pun Rafa mengucapkan salam lalu menyalami tangan kakaknya, kak Alvin pun kaget dengan sikap Rafa. Biasa nya dia sangat acuh tidak pernah salam kepada orang tua nya bahkan kakaknya. Dan ini benar-benar kemajuan yang sangat pesat. Apalagi saat suara adzan berkumandang Rafa keluar dari kamar dengan memakai baju koko dan pergi ke mesjid, untuk sholat berjamaah.

Makan malam pun Rafa tidak pernah ada , biasanya setelah pulang sekolah dan masuk ke kamar dia sudah tidak bisa di ganggu gugat. Tapi sekarang Rafa sedang memakan hidangan makan malam dengan santai, sang ibu tersenyum melihat anak nya yang berubah berbeda dengan ayah dan Kak Alvin yang menatap Rafa curiga.

Usai makan malam , Rafa kembali ke kamar. Ayahnya memberi kode kepada kak Alvin untuk mengikuti Rafa sampai kamar. Saat hendak Rafa menutup pintu kamar nya , sebuah tangan menahan nya "Kenapa kak?" tanya Rafa saat tangan kak Alvin menahan pintu kamar nya yang hendak ia tutup.

Lagi-lagi kak Alvin kaget dengan Rafa yang memanggilnya kakak, biasa nya dia akan langsung memanggil namanya 'Alvin' tanpa embel-embel kakak. Padahal umur mereka terpaut 6 tahun , seharusnya Rafa memanggilnya memakai embel-embel kakak agar lebih sopan terhadap yang lebih tua, tapi Rafa membantah alasannya kakaknya tidak seperti seorang kakak dan sekarang Rafa memanggil nya dengan sebutan kakak, sungguh baru kali ini Alvin merasa menjadi seorang kakak.

"Boleh kakak masuk??" tanya Kak Alvin

Rafa pun membuka pintu kamarnya lebar-lebar "masuk aja kali kak!!" seru Rafa.

Kak Alvin pun duduk di pinggir ranjang , Rafa juga ada di sebelahnya " Gue to the point aja ya, sebenernya lo lagi mau apa?" tanya kak Alvin.

Alis Rafa terangkat sebelah " maksud kakak apa??"

" Tumben lo bersikap baik hari ini , pasti ada maunya kan ?" tuduh kak Alvin.

Rafa pun tersenyum mendengar tuduhan dari sang kakak "Gue gak mau apa-apa kak, gue mau berubah mulai saat ini" ucap Rafa mantap.

Kak Alvin menatap adik nya "Yakin?" tanya nya dan Rafa pun mengangguk

"Oke" kak Alvin bangkin dari duduk nya "Gue liat perubahan lo"ucap kak Alvin lalu keluar dari kamar Rafa .

*********

Kalo habis belajar Matematika itu enak nya makan yang pedes-pedes, terus minuman nya yang dingin dan asem-asem gitu. Seperti yang dilakukan Zeeva , saat istirahat tiba usai pelajaran, dia langsung melesat ke kantin di buntuti Mila, memesan semangkok baso yang di beri potongan kikil dengan perpaduan bumbu yang meledak di lidah, tak lupa 2 gelas es jeruk.

Kantin memang sangat ramai di istirahat pertama, jadi banyak murid yang tidak kebagian tempat duduk. Tapi Zeeva beruntung mendapatkan meja kosong yang berada di paling pojok, Mila terus menatap Zeeva yang sedang makan "lo gak sakit perut tuh, sambel sampe 4 sendok gitu?" tanya Mila.

Zeeva pun meneguk satu gelas es jeruk nya hingga habis " Gak bakal, paling ntar mencret-mencret. Lagian biar stress gue ilang gara-gara tuh guru Matematika yang tidak berperikemanusiaan memberikan kita sangat amat banyak tugas" ucap panjang Zeeva

Tiba-tiba Rafa ada di hadapan Zeeva sambil membawa makanannya "Gue ikut duduk disini" ucap nya

"Gak boleh" tukas Zeeva langsung sebelum Rafa menempatkan pantatnya di kursi.

"Semua meja penuh" ucap Rafa tenang

"Gue gak peduli"ucap Zeeva sambil menatap Rafa kesal

"Please gue ikut duduk bentaran doang" pinta Rafa karena bangku yang kosong hanya di hadapan Zeeva.

"Gue gak mau" kekeh Zeeva, lalu menumpahkan segelas es jeruk miliknya ke baju Rafa.

"Akhh"

Rafa melihat baju nya basah yang agak kekuningan, lalu menatap Zeeva tajam "Gue lagi gak mau berantem sama lo"

"Karena lo rese" sahut Zeeva lalu pergi dari hadapan Rafa diikuti Mila yang mengekor di belakangnya.

............

TBC

Behind Hate (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang