XVII

901 57 1
                                    


- Rafa selalu sayang Zeeva -

Berulang kali Zeeva membaca kalimat tersebut, kali aja penglihatannya kurang jelas. Tapi ternyata tidak, kalimat tersebut nyata tertulis disebuah kertas yang hampir lusuh. Zeeva bingung apa maksud dari tulisan tersebut, mengapa bisa ada tulisan dalam boneka kesayangan nya, memang ini adalah boneka hadiah ulang tahun nya yang ke 7 , tapi jujur Zeeva tidak tahu kado ini dari siapa. Karena boneka ini berada disamping tumpukan kado lain nya dan karena Zeeva menyukai panda akhirnya ia menyukai boneka tersebut dan selalu memeluk boneka tersebut dikala tidur.

Apakah boneka ini dari Rafa? tapi tidak mungkin karena dia memberi Zeeva kodok hidup. Tapi siapa lagi yang memberinya, Zeeva mencoba mengingat ulang tahun nya yang ke 7.

Saat itu rumah Zeeva di sulap dengan berbagai dekorasi pesta ulang tahun umumnya seperti balon- balon dan pita, karena Zeeva perempuan ditambah ornamen kupu-kupu juga bunga untuk mempercantik dekorasi tersebut. Semua anak tetangga seumurannya dan teman sekolah nya ia undang termasuk Rafa, walau bocah tersebut menyebalkan tapi karena orang tua mereka dekat akhirnya dengan terpaksa Rafa di undang. Zeeva yang kala itu berambut seperti dora memakai bando yang di atas nya ada bunga-bunga, memakai dress cantik berwarna putih yang ditengah nya terdapat pita berwarna hitam.

Di hari ulang tahun nya tentu saja Zeeva merasa senang dan bahagia, ia selalu menampilkan senyum imutnya yang membuat beberapa teman orang tua nya ingin mencubit pipi chuby nya. Hingga datanglah Rafa, yang biasa nya membuat mood Zeeva jungkir balik. Zeeva kecil berdoa semoga Rafa kecil tidak merusak pesta nya dengan ide jahil nya yang aneh-aneh. Sampai Rafa pun berhadapan dengan Zeeva.

"Aku gak bawa kado kaya yang lainnya, soalnya buat apa kasih boneka atau mainan ke kamu. mending buat aku beli mobil remot keluaran terbaru aja, hahaha" ujarnya.

Zeeva hanya mendelik kesal ke arah Rafa "Siapa juga yang mau kado dari kamu" ujar Zeeva sambil melipat kedua tangan nya di depan dada.

"Beneran nih gak mau di kasih kado dari aku??" tanya Rafa dengan tampang jenaka.

"Iya lah" sahut Zeeva sombong.

Rafa pun menampilkan senyum yang menurut Zeeva sangat tengil lalu ia pergi keluar rumah Zeeva dan kembali lagi dengan sebuah ketak di tangannya. Seketika mata Zeeva berbinar melihat kotak yang di bungkus cantik sesuai dengan kesukaan nya. "Kata nya gak mau, tapi kok seneng gitu sih!!" goda Rafa.

Buru-buru Zeeva mengubah raut wajah nya kembali, "Nih dari aku spesial buat kamu"ujar Rafa sambil menyodorkan kotak tersebut yang diterima ragu-ragu oleh Zeeva.

"Buka dong!!" titah Rafa dan dituruti Zeeva.

Dibuka nya kotak tersebut pelan-pelan dan tada...

isinya dua anak kodok yang langsung Zeeva  lempar ke tubuh Rafa yang sedang tertawa terbahak-bahak dihadapannya. Dengan cemberut Zeeva melangkah meninggalkan Rafa yang masih tertawa.

Zeeva masih ingat dengan betul kejadian tersebut dan sekarang ia melangkah menuju rumah sebelah yaitu rumah Rafa sambil membawa kertas tersebut. Ia harus menemui Kak Alvin , pasti Kak Alvin tahu sesuatu. Di pencetnya bel tersebut, tak lama wanita yang mata nya menyerupai Rafa membuka pintu dan menyapa Zeeva.

"Kak Alvin nya ada tante?" tanya Zeeva.

"Ada lagi nonton ayo masuk cantik" ujar Mama Rafa yang juga Mama Kak Alvin sambil mempersilahkan Zeeva masuk.

Zeeva melangkah masuk, dilihat nya Kak alvin yang menonton siaran ulang bola. Zeeva pun menghampiri Kak Alvin sedangkan tante Maya- Mama Kak alvin pergi ke arah dapur.

"Kak!!" sapa Zeeva.

"eh Zeev ada apa? gak ke rumah sakit?"

"Hari ini gak dulu deh Kak"

Kak Alvin pun mengangguk, adiknya yang masih terbaring di rumah sakit sedang di jaga ayah nya sedangkan nanti malam Kak Alvin yang akan menjaga Rafa di rumah sakit.

"Kak!!"

"Iya?!" tanya Kak Alvin yang sedikit bingung dengan tingkah tetangga nya yang sudah ia anggap adik sendiri.

Ragu-ragu Zeeva memberikaan kertas tersebut kepada Kak alvin, walau bingung Kak Alvin menerimanya dan saat melihat benda yang diberikan Zeeva barulah Kak Alvin kaget. 

"Ini" ujar Kak Alvin dengan tatapan tak percaya.

"Ini ada di dalem boneka panda aku Kak! Kakak tau gak ini dari siapa??" tanya Zeeva yang menyadari perubahan raut Kak Alvin yang membuat Zeeva semakin yakin kalau Kak Alvin mengetahui sesuatu.

"I-ini tulisan Kakak"

Zeeva diam menunggu lanjutan ucapan Kak Alvin.

"Rafa yang nyuruh" perkataan tersebut membuat Zeeva kaget tidak percaya.

"Jadi boneka panda itu dari Rafa"terang Kak Alvin.

"Apa!!! tapi kan Rafa kasih aku kodok" seru Zeeva.

Kak Alvin menatap Zeeva sambil tersenyum dan memberikan kertas tersebut ke tangan Zeeva.

"Sebulan sebelum kamu ulang tahun , Rafa bilang mau beliin kamu boneka besar tapi Rafa gak mau kalo yang beliinnya dari uang Papa, jadi mulai dari situ dia nabung ngumpulin uang sampe akhirnya seminggu sebelum kamu ulang tahun, uangnya udah ke kumpul dan Kakak yang nemenin Rafa ke toko. Awalnya Kakak suruh Rafa bawa boneka itu sendiri kehadapan kamu tapi dia malu, dan gak mau ngakuin secara langsung kalo boneka itu dari Rafa. Jadi Rafa minta Kakak tulisin itu, karena tulisan dia masih jelek dan suruh di masukin ke hati boneka itu. Katanya suatu saat kamu bakal tau kalo boneka itu dari dia, dan sekarang lah terjadi Kakak aja hampir lupa sama tulisan ini"jelas Kak alvin.

"Ta-tapi kenapa Rafa malu ngasih ke aku"tanya Zeeva.

Kak Alvin pun terkekeh "Kamu tau gak pengorbanan Kakak yang harus bawa boneka segede gitu tanpa ketauan keluarga kamu, dulu Kakak mau aja nurutin si Rafa. Kakak suka ketawa kalo di umur segitu dia suka sama kamu jadi Kakak mau aja nurutin kemauan dia itung-itung hiburan"

Melihat Zeeva yang masih kebingungan Kak Alvin pun menepuk pundak Zeeva " Udah omongan Kakak jangan dipikirin, Kamu tanya Rafa aja sendiri nanti" ujar Kak Alvin.

Mendengar nama Rafa, Zeeva kembali merasa sedih gimana mau nanya kalo orang nya masih gak mau bangun dari koma nya, kalau aja nanti bangun tapi gimana kalo Rafa gak bangun-bangun dia penasaran seumur hidup dong. Tapi jangan , Rafa harus bangun dan menjelaskan semuanya kepada Zeeva, awas aja kalo dia gak bangun-bangun.

Kala itu Alfian kecil sedang duduk di bangku kelas nya sendirian sedangkan teman-teman nya pergi ke kantin karena sekarang sedang istirahat. Alfian hanya diam sembari mencoret-coret belakang buku nya dengan coretan abstrak, teringat sesuatu Alfian buru-buru mengeluarkan kotak bekal dan minuman nya karena mulai hari ini ia akan menabung.

"Semangat !!! demi boneka Zeeva" serunya menyemangati dirinya sendiri.


.

.

.

.

.

.

....


TBC


Behind Hate (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang