VII

1.1K 76 1
                                    


Zeeva  POV

Hal yang paling aku sukai adalah tidur di ranjang bang Vano, entah kenapa aku sangat menyukai wangi bang Vano. Sambil menonton film spiderman yang di putar oleh bang  Vano di tv, sedangkan yang menonton nya hanya aku, bang  Vano sedang asik melihat hasil potretannya yang ada dalam kamera kesayangan nya.

"Dek!!" panggil bang Vano, emang kadang dia suka panggil adek atau nama aku langsung.

"Hmmm" gumam ku yang masih asik melihat aksi peter parker yang tengah menyelamatkan gwen , tapi naas gwen tidak dapat di selamatkan.

"Tadi abang ke sekolah lihat-lihat banyak yang berubah yah!!" ucap bang Vano, sekolah yang di maksud adalah SMA Dirgantara karena bang Vano adalah alumni dari SMA Dirgantara.

"Emang" sahut ku

"Trus abang foto-fotoin , liat deh anak jaman sekarang udah kaya gitu kelakuannya" ucap bang Vano sambil memberikan kameranya kepadaku yang sedang tiduran di sampingnya.

Mata ku melirik ke kamera , disana terdapat seorang siswa dan siswi yang terlihat berpelukan di pinggir lapangan dan hey! mereka bukan berpelukan , kenapa aku tau? Karena itu adalah fotoku dan Rafa. Aku pun terduduk, bang Vano seperti nya tau kalau aku sudah paham dengan maksudnya dan dia pun tertawa.

"Hahaha..."

Aku pun mendelik kesal kepada bang Vano, "Kok bisa ??" tanyaku.

"Kenapa emang nya, gak mau di ganggu kamu??" tanya bang Vano sengaja menggoda ku.

"Ihh" aku pun mencubit lengan kekar bang Vano.

"Tadi abang sama Alvin ke sekolah, yah niat nya buat nostalgia, terus Alvin nanya keberadaan Rafa dan katanya ada di lapangan , pas kita udah sampe lapangan ehh kalian nya lagi pelukan, gak tau lebih dari pelukan" goda bang Vano.

"Itu tuh gak sengaja bang!!" bantahku

"Gapapa kok kalo sengaja juga, abang sama Alvin setuju aja kok sama kalian" ucap bang Vano.

Aku pun bergidik "Amit amit deh!!"

"abang yakin kalian saling suka" ucap bang Vano ngawur , aku pun langsung keluar dari kamar nya dari pada harus mendengar ucapan bang Vano yang ngawur.

*****

"Gosip lo jadian sama Rafa udah kesebar di seluruh penjuru sekolah" sahut Mila yang tiba-tiba duduk di depan Zeeva yang sedang sarapan di kantin.

"Emang dasar tuh cowok, sebenernya dia tuh lagi ngerencanain apa sih! Bikin gue jatuh cinta sama dia, trus dia bikin gue sakit hati, cih!! Gak bakal bisa" dengus Zeeva.

Bel masuk pun berdering, Zeeva dan Mila pun melangkah menuju kelas karena jam pelajaran akan segera di mulai. Sesampainya di kelas sudah ada bu Ratna guru seni musik yang ramah dan sangat baik. Seperti nya bu Ratna sudah masuk beberapa menit yang lalu, karena Zeeva dan Mila disuruh untuk langsung cepat duduk.

"Baik, kali ini ibu akan tugas kan kalian  bernyanyi berpasangan, dan agar adil kita akan mengundi , jadi jangan ada yang protes . Paham!!" ucapan bu Ratna langsung diangguki para murid.

Jono pun mengacungkan tangan nya ke atas "Bu, di tes nya kapan?"
"Nanti pulang sekolah, hari ini kelas kalian hanya ibu saja yang masuk jadi sisa nya kalian pergunakan untuk pemilihan lagu dan latihan, mengerti?" jelas bu Ratna, para murid pun mengangguk.

"Ok, anak perempuan silahkan ambil kertas yang ada dalam wadah ini" instruksi bu Ratna, para siswi pun berbaris rapi lalu bergantian mengambil gulungan kertas dalam wajah bulat.

Setelah semua siswi mengambil gulungan kertas dan kembali ketempat duduk nya masing-masing , bu Ratna menyuruh mereka membuka gulungan kertas bersamaan.

Behind Hate (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang