VI

1.1K 74 1
                                    


"Mampus gue!!"

Panik , kali ini Zeeva lupa membawa tugas rangkuman biologi nya padahal dia sudah mengerjakan itu semalaman dan "Ya ampun!" pekik zeeva sambil menepuk keningnya, "Buku nya belum sempet gue masukin ke dalem tas, masih di meja belajar"

Dan sepertinya untuk kali pertama Zeeva akan di hukum oleh bu Lastri , guru biologi yang sangat galak, dan menerapkan kedisiplinan tinggi.

Mila pun menghampiri Zeeva, mungkin dia sudah kenyang bergosip jadi Mila lebih baik pulang ke tempat nya semula duduk di samping Zeeva, melihat wajah sebangkunya yang pucat pasi, Mila pun memegang tangan Zeeva yang ternyata dingin .

"Kenapa sih lo? Kalo masih sakit jangan maksain sekolah! Gue tau ketinggalan satu pelajaran aja rugi banget buat lo, tapi ini juga demi kebaikan lo, kalo lo tiba-tiba pingsan , terus siapa yang gotong? Gue juga repot Zeev!!" cerca Mila.

Zeeva mendelik kesal kepada Mila-sahabatnya itu sangat tidak peka terhadap situasi dan kondisi " Gue udah sembuh-"

"Lah terus kenapa lo pucet? Abis liat setan ? Dimana?" potong Mila , kepala nya celingukan mengamati keadaan kelas nya.

Lain halnya dengan Zeeva yang panik. Di bangku paling belakang , Rafa duduk dengan tenang, dirinya sudah siap berpetualang ilmu. Mata Rafa dari tadi tertuju ke depan dimana Zeeva sedang berbicara dengan  sebangkunya, tak menyangka bahwa Zeeva akan masuk hari ini padahal kemarin kondisi nya cukup parah.

"Raf lo udah nge rangkum?" tanya jono yang duduk tiba-tiba di hadapan Rafa.

"Udah"

"Gue liat dong!!!" pinta Jono, Rafa pun menunjuk buku nya yang ada di meja dengan dagu, jono pun berteriak senang karena Rafa menyetujui nya. Secepat kilat buku Rafa sudah ada di meja jono.

"Zeev , lo lupa bawa rangkuman lo!!" pekik Mila yang terdengar di penjuru kelas.

"Ish jangan keras-keras kali!!" ringis Zeeva.

Bel pun berdering , tak lama bu Lastri masuk dengan membawa buku-buku biologi yang tebalnya minta ampun itu.

"Kumpulkan tugas kalian, ibu di panggil sama wakasek dulu" ucap bu Lastri tanpa basa-basi, lalu keluar.

Semua murid pun melangkah ke depan menuju meja guru untuk mengumpulkan tugas mereka, kecuali Zeeva yang duduk di bangkunya sambil menunduk ke bawah, seseorang menepuk bahunya dan itu adalah Mila "Gue yakin bu Lastri gak bakal kejam sama lo" ucap Mila menenangkan sahabatnya yang cemas.

Zeeva pun menatap Mila " Tapi bu Lastri tuh orang nya gak pandang bulu" ucapan Zeeva membuat Mila tersadar " Oh iya yah, lah terus gimana?" kini Mila yang panik, Zeeva pun hanya menggelengkan kepala nya.

Bu Lastri pun kembali masuk ke kelas, lalu duduk memeriksa buku yang tadi di kumpulkan muridnya sesekali membenarkan letak kaca mata plus nya yang merosot. "Alfian!!" panggil bu Lastri dengan nada tajam, semua murid pun otomatis menatap Rafa yang terlihat santai.

"Kamu tau salah kamu apa??" tanya nya tegas, menatap Rafa tajam.

Rafa pun mengangguk, " Bagus, lari keliling lapangan 10 putaran sekarang!!" perintah bu Lastri tegas tanpa bantahan Rafa bangkit dari duduk nya dan keluar dari kelas.

"Sudah , ayo buka buku hal 210" perintah Bu Lastri pada murid yang menatap kepergian Rafa dari kelas.

"Kok gue gak di panggil ya!!" heran Zeeva

"Udah , berarti ini hari keberuntungan lo" ucap Mila, Zeeva pun mengangguk tapi dalam hati dirinya masih heran.

Jam pelajaran biologi pun selesai , semua murid mendesah lega " Dion tolong bantu bawakan buku itu ke ruang ibu" suruh bu Lastri pada Dion selaku ketua kelas.

Dion pun membawakan buku-buku yang di titah bu Lastri dan mengekori bu Lastri.

Sekembalinya dari ruang bu Lastri , Dion pun menghampiri meja Zeeva "Zeev lo di panggil bu Lastri" ucap nya.

Zeeva pun mengangguk, Dion pun pergi ke tempat duduknya, Zeeva menatap Mila "Gimana nih??"

"Tenang ok!" ucap Mila.

Zeeva pun menarik nafas nya panjang lalu menghembuskan nya , setelah itu dia bangkit dan pergi menuju ruangan bu Lastri.

"Kamu liat itu!" ucap bu Lastri pada Zeeva yang kini ada di hadapan bu Lastri.

Zeeva pun menatap lembaran kertas yang di penuhi coretan pena "I-ini bu-bukan tulisan saya bu"ucap Zeeva gugup.

bu Lastri menatap Zeeva sambil menyunggingkan senyum "Ibu tau kamu pasti paham"

"Kalau gitu saya permisi bu" pamit Zeeva lalu melangkah keluar

"Kamu beruntung punya pacar yang gentle" ucap bu Lastri yang masih bisa di dengar jelas oleh Zeeva yang baru beberapa langkah meninggalkan meja bu Lastri.

Dan entah kenapa pipi Zeeva tiba-tiba memanas.

*******

Cuaca hari ini sangat cerah, terik matahari sangat terasa di lapangan. Sudah 10 putaran Rafa mengelilingi lapangan ini, bukan lapangan kecil tapi lapangan yang mampu menampung lebih dari 3 angkatan di sekolah ini. Bagi Rafa ini adalah hal kecil, sudah biasa ia di hukum lari mengelilingi lapangan seperti ini.

Sekarang sedang KBM tapi disini  Rafa tidak sendirian , banyak murid-murid yang lewat lapangan entah apa yang mereka lakukan, mungkin hanya sekedar ingin jalan-jalan, berlama-lama masuk kelas. Apalagi ada beberapa siswi adik angkatan nya yang terang-terangan menonton Rafa yang sedang berlari, padahal dirinya bukan lah artis atau seorang atlet lari , tapi pesona nya memang benar-benar memikat . Rambut nya yang basah dan berantakan , keringat yang bercucuran di dahi nya membuat siswi-siswi berlomba ingin mengelap keringatnya, di tambah Rafa melepas seragam nya dan hanya memakai kaos putih pas badan nya yang sudah berbentuk.

Rafa duduk di pinggir lapangan sambil mengatur nafas nya yang ngos- ngosan, tiba-tiba botol minuman berada di depan nya, dahi Rafa mengerenyit tapi dia mengadahkan kepalanya ke atas dan terdapat Zeeva yang memegang botol tersebut dengan wajah kesal.

"Kenapa??"tanya Rafa dengan sebelas alis nya yang terangkat.

"Nih!" sambil menjatuhkan kan botol minuman dan langsung ditangkap oleh Rafa.

'Pas lagi haus banget' batin Rafa lalu meneguk minuman nya hingga habis.

Zeeva pun mengeluarkan sapu tangan dari saku rok nya " Lap tuh keringet!" ucap nya dengan nada jutek.

"Kenapa gak lo aja yang lapin " goda Rafa.

"Najis!" sinis Zeeva

"Pake baju lo, dan GAK USAH SOK JADI PAHLAWAN"ucap Zeeva lalu berjalan meninggalkan Rafa.

"Woyy awas!!" teriak seseorang

Zeeva pun kaget karena bola basket yang akan menghantap kepalanya, bukan nya menghindar Zeeva malah diam sambil menutup mata.

Tapi seseorang menariknya , Zeeva membuka matanya yang langsung bertubrukan dengan mata Rafa orang yang menariknya menghindari bola, jarak mereka sangat dekat, deru nafas mereka saling beradu, tanpa mereka sadari lengan Zeeva melingkar di pinggang Rafa, sedangkan lengan Rafa melingkar di leher Zeeva. Rafa pun merapikan anak rambut Zeeva yang menghalangi wajah cantiknya kebelakang telinga, Rafa pun memajukan wajahnya mendekatkan bibir nya ke telinga Zeeva.

"Harus nya lo bilang makasih"

...............


TBC

Behind Hate (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang