15 menit lagi bel berdering, Zeeva mendudukan dirinya di bangku yang berada paling depan, agar ia lebih bisa berkonsentrasi terhadap apa yang akan guru terangkan.Tempat nya duduk juga menjadi bangku yang sangat di hindari para murid di kelasnya, karena bangku ini berhadapan langsung dengan sang guru. Masalahnya sih mereka jadi tidak bisa menyontek apabila ada ulangan. Sepertinya Mila teman sebangku nya sedang berada di belakang bergosip ria bersama calon ibu-ibu arisan, memang apa sih selain bergosip dan menyalin pr yang di lakukan kebanyakan siswi yang datang pagi-pagi. Mila itu memang anak yang pintar tapi kalo mikir loadingnya lama sekali, apalagi sikap nya yang polos dan sangat sangat kepo, itu yang membuat Zeeva harus extra sabar.
"Pr udah"gumam Zeeva, lalu dia berbalik ke belakang dan tampak lah wajah panik teman-temannya yang kepepet menyalin pr dan Wow!! Zeeva tak percaya dengan penglihatannya kali ini, seorang Rafa sedang duduk santai di bangkunya sambil sibuk mencermati buku fisika di tangannya. Ini adalah sebuah keajaiban sekaligus menjadi hal yang amat sangat langka, tiba-tiba Mila yang entah asalnya dari mana duduk di hadapannya "Lo heran yah sama Rafa? Gue juga, masa pas gue dateng dia udah ada di kelas padahal kan gue nyampe kelas jam 6"terang Mila.
"Hahh!! Yang bener?" tanya Zeeva tak percaya, ia tahu betul Rafa itu dari sejak SD selalu datang terlambat, gimana tidak bangun kesiangan , Rafa selalu begadang padahal menurut bang haji Roma Irama begadang jangan begadang, begadang boleh saja asal ada perlunya. Tapi yang di lakukan Rafa adalah main ps, balapan dan bermain gitar di tengah malam, sangat menggangu ketenangan kaum mimpi, ya walau suara nya cukup bagus dan lumayan enak di dengar, tapi tetap saja tidak mau orang mendengar seseorang bernyanyi sambil bermain gitar di tengah malam kecuali nyi kunti and family.
Mila mengangguk " Kayanya jam di rumah Rafa mati deh" pendapat Mila.
Zeeva mengangguk-anggukan kepalanya "Bisa jadi sih, tapi kayanya gak mungkin deh mami nya Rafa gak ganti baterai jam dinding kamar Rafa, apalagi jam dinding di kamar Rafa ada dua . Kayanya dia salah minum obat" ucap Zeeva
Mila mengerutkan keningnya" Kenapa ada dua, emang nya jam dinding figura bisa ada banyak dalam satu ruangan ??"
"Bukan gitu, jam yang satu di kamar yang satu lagi di dalam kamar mandi kamar Rafa" jelas Zeeva, "Ouh , tapi ngapain di kamar mandi diadain jam dinding?" tanya Mila.
Zeeva menghela nafas nya " Itu siasat maminya biar Rafa gak ngaret di kamar mandi" dan lagi-lagi Mila ingin bertanya tapi buru-buru Zeeva hentikan "Mau nanya lagi soal jam dinding? Ntar aja yah nanya nya ke tukang jam aja" ucap Zeeva, Mila pun mengembungkan pipinya dan berpindah duduk di samping Zeeva karena bel masuk sudah berdering.
Datang lah pak Budi guru fisika paling kece se- SMA Dirgantara ini, saking kece nya hampir semua murid membencinya. Gimana tidak di benci , guru itu selalu mengadakan ulangan dadakan bagi para muridnya, ulangan saja sudah menjadi musuh para murid apalagi ulangan dadakan seperti musuh terbesar itu untuk para murid.
"Semalat pagi anak-anak" sapa Pak Budi dengan logat medoknya yang kental.
"Pagii pak!!"
Pak Budi pun duduk di bangku nya sambil memelin ujung kumis tebalnya "Jadi, sekarang pelajaran bapak ya!"
"Iya pak" sahut para murid
"Bapak kasih pr ndak?"tanya pak Budi.
"Iya" "enggak" jawab para murid tidak kompak.
"Eh, enggak pak" sahut keras salah satu murid yang bernama Joshua Jorgensen yang lebih baik dipanggil jono oleh orang-orang , karena wajah tidak sesuai dengan namanya.
"Bapak gak percaya sama kamu Jono tahu gejrott" ucap Pak Budi sambil menunjuk kearah jono.
Hahahaha...
Semua murid pun tertawa mendengar ujaran guru tersebut
"Ya sudah, sekarang kumpulkan pr kalian""Yah bapak"keluh para murid
"Se-ka-rang"tegas pak Budi.
Semua murid pun bergegas bangkit lalu mengumpulkan pr mereka di meja guru, setelah Zeeva mengumpulkan tugas nya lebih dulu di meja, ia kembali duduk dan memperhatikan setiap murid yang mengumpulkan pr dan melihat salah satu murid yang sangat santai dan tenang mengumpulkan pr nya. Zeeva pun tersenyum miring "Nyontek dimana lo? Santai amat"ejek Zeeva.
Mendengar ejekan Zeeva, Rafa pun menoleh padanya "Gue ngerjain sendiri"jawab Rafa santai
Zeeva pun tertawa mengejek "Oh ya??? Gue gak percaya"sahut Zeeva.
Rafa menatap Zeeva datar "Terserah" lalu kembali duduk ke bangkunya yang ada di belakang.
"Ini sudah semua??"tanya pak Budi melihat tumpukan buku di meja nya.
"Sudah"
"Ya sudah kita langsung ulangan saja ya!!" ucap pak Budi yang langsung mendapatkan tolakan dari para murid.
"Tidak!!!!"
Tapi apa daya kekuatan guru lebih besar dari pada murid yang jumlah nya hampir 40 kali lipat darinya. Ulangan pun terjadi dan tidak bisa di bantah dan di ganggu gugat, setelah pak Budi mengetuk meja sebanyak tiga kali memakai spidol.
Sudah 30 menit berlalu, para murid masih berkutat dengan kertas ulangan mereka masing-masing. Tidak ada kesempatan bagi mereka untuk menyontek karena mata pak Budi menyisir seluruh penjuru kelas ini, di tambah setiap 10 menit sekali pak Budi berkeliling.
Soal fisika, berjumlah 5 butir tapi beranak dan bercucu dan harus diselesai kan selama 60 menit. Seandainya hanya ada dua pilihan , menyerah atau lanjut, pasti semua murid memilih menyerah sambil melambai kan tangan nya ke arah kamera. Tapi itu hanya ada di acara dunia lain, pilihan bagi para murid adalah jawab asal dan nilai jelek , atau jawab sebisanya dan nilai seadanya.
Suara geseran bangku yang menimbulkan sedikit decitan dan derap langkah seseorang membuat semua murid mengalihkan pandangan nya dari kertas ulangan mereka.
Rafa berjalan dengan santai kearah meja guru lalu menyimpan hasil pengerjaan nya di hadapan pak Budi, membuat semua murid tercengang termasuk Zeeva yang yang cengo melihat Rafa.
Ini bahkan baru 30 menit, tapi Rafa sudah selesai. Zeeva saja yang mendapat rangking 1 di kelasnya saja baru mengerjakan 3 soal. "Sudah selesai??"tanya Pak Budi pada Rafa.
"Sudah pak" jawab Rafa mantap
"Maudhita"panggil pak Budi kepada Zeeva
"Iya pak"
"Coba kamu cek bangku Alfian" titah pak Budi.
"Baik" Zeeva pun bangkit lalu melangkah menuju bangku Rafa dan mengecek kolong meja Rafa.
"Gak ada apa-apa pak" sahut Zeeva sambil berjalan kembali ke meja nya .
"Coba kamu cek saku baju dan celana Alfian" titah nya lagi
"Apa pak! Kenapa harus saya-"
"Cepat" ujar pak Budi
Zeeva pun mendekat ke arah Rafa sambil mencebikan bibirnya, lalu Zeeva merogoh saku baju Rafa yang membuat jarak tubuh mereka sangat dekat. Rafa pun mendekatkan bibirnya ke telinga Zeeva " Jangan modus ya!"
Mata Zeeva menyipit "Najis!"
"Kali aja lo kesempatan pegang-pegang badan gue yang sixpack ini"sahut Rafa
Langsung saja Zeeva mendorong sedikit tubuh Rafa "Gak ada apa-apa pak" ujar Zeeva ketus.
Pak budi pun mengangguk , lalu Zeeva kembali duduk dan lanjut mengerjakan soalnya lagi sedangkan Rafa kembali duduk di meja nya . 15 menit berlalu Zeeva baru mengumpulkan ulangan nya.
Lalu pak Budi langsung mengoreksi hasil pengerjaan Zeeva , lengah nya pengawasan langsung di manfaat kan para murid untuk saling bertukar jawaban.
"Maudhita , kamu dapat nilai 95" ucap pak Budi
Zeeva pun tersenyum senang "Dan kamu Alfian, dapat nilai 98"
"Apaaa???"
................
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/70244662-288-k818203.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind Hate (end)
Teen FictionKejadian yang menimpanya , membuat nya harus berubah dalam 7 hari, dan itu termasuk berdamai dengan musuhnya. Walau tanpa diminta pun, perasaan itu muncul tiba-tiba diantara mereka. bukan mereka yang memulai , tapi hati mereka yang memulai semuanya...