Seven.

255 31 5
                                    

"Jongin."

Jongin menoleh. "Ada apa, Miss?"

Miss Jessica berjalan agak cepat menghampiri Jongin.

"Begini, Jongin," kata guru itu sambil menyuruh agak menepi karena koridor dipenuhi dengan murid-murid yang sedang bergegas ke kelas masing-masing.

Setelah menghela napas agak panjang, Miss Jessica meneruskan kalimatnya, "Saya mau minta tolong sesuatu."

Jongin mengangkat bahu. "Boleh, tapi lima menit lagi pelajaran fisika dimulai. Kalau karena membantu Miss saya terlambat datang, Miss yang harus tanggung jawab atas upacara pemakaman saya."

Miss Jessica tersenyum geli. "Jangan khawatir, Bu Narsha akan sedikit terlambat. Anaknya tiba-tiba sakit, jadi dia harus mengantar anaknya itu ke dokter dulu."

"Wow!" seru Jongin. "Semoga Tuhan mengampuni saya karena saya merasa senang mendengarnya."

Miss Jessica tertawa. "Kamu ini keterlaluan, Jongin."

"Ibu belum pernah jadi muridnya Bu Narsha, kan?"

"Ah, sudahlah, bukan itu yang mau Ibu bicarakan," kata Miss Jessica. "Begini, sebentar lagi, akan ada perayaan ulang tahun sekolah kita. Selain bazaar dan perlombaan, rencananya akan ada pentas seni dan masing-masing kelas wajib menampilkan sesuatu di panggung."

"Lalu, apa hubungannya dengan saya?" Jongin bingung.

Setelah berdehem beberapa kali, Miss Jessica baru menjawab. "Kelas kita akan menyuguhkan pertunjukan musik. Band, tepatnya. Dan, kamu Ibu minta jadi vokalisnya."

Jongin terdiam sejenak.

"Engg... maaf, Miss," katanya kemudian. "Tapi, sepertinya, tadi saya mendengar Miss minta saya jadi vokalis?"

Miss Jessica mengangguk.

"Saya tidak salah dengar, ya?"

Miss Jessica menggeleng.

Dia langsung melotot. "MISS PASTI BECANDA!!!"

Miss Jessica menggeleng dengan seringai lebar di wajahnya.

"Lagian, ini semua ide Ravi cs.," lanjut Miss Jessica. "Jadi, nanti, soal latihan, Ibu rasa tidak akan menjadi masalah."

Ravi cs.?

Sialan! umpat Jongin dalam hati.

"Tapi... kalau toh emang saya terpaksa ikut band ini, saya kan, bisa jadi gitaris saja." Jongin mulai memohon-mohon.

"Ayolah, Jongin. Seungyoon dan Ravi lebih jago main gitar dari pada kamu," jelas Miss Jessica. "Terimalah kenyataan."

Jongin berpikir sekeras mungkin mencari jalan keluar dari masalah ini. Dia yakin suaranya akan mempermalukan dirinya, bahkan setelah dia keluar dari sekolah ini.

"Kenapa kelas kita nggak menampilkan drama saja, Miss?" usulnya kemudian.

"Dan, kamu mau jadi Cinderella?" tanya Miss Jessica sambil menggeleng, lalu melihat ke arah jam tangannya. "Miss harus mengajar di kelas lain," katanya sambil bersiap pergi. "Oh, ya," kata Miss Jessica lagi sebelum berbalik. "Karena pentas seni ini ide dari Pak Kepala Sekolah, you have to take it seriously. Bagaimanapun, dalam band, seorang vokalis pasti dapat porsi perhatian yang besar."

Pikiran Jongin langsung kosong mendengar kata-kata Miss Jessica.

"Hidup tidak pernah adil, Jongin," kata Miss Jessica, lalu tertawa.

***

Begitu sampai di mejanya, Jongin langsung menghempaskan tubuhnya ke kursi. Dia mencoba menenangkan diri sambil mengedarkan pandangan ke seluruh kelas. Di meja agak depan, dia melihat Jinri sedang berbicara dengan Sehun. Sepertinya, cewek itu sedang menunggu tanggapan atas tulisannya.

(KAISTAL REMAKE) LET GOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang