Pagi itu, Jongin bertemu Ravi di tempat parkir.
"Aku udah ngomong sama anak-anak," kata Ravi menghampiri Jongin. "Latihan lagi hari ini sepulang sekolah. Pastikan kali ini kamu datang!"
Jongin mengangguk. "Seungyoon masih marah?"
"Kita lihat waktu kamu datang latihan nanti," jawab teman sebangku Jongin itu.
"Kim Jongin!" Ketika dia dan Ravi melewati ruang guru, tiba-tiba Jongin mendengar seseorang memanggilnya.
Cowok itu berhenti dan melongok ke dalam ruangan.
"Jongin!" Miss Jessica melambai-lambaikan tangannya.
"Oke, kalo gitu aku duluan," kata Ravi.
"Sip!"
***
"Ada apa, Bu?" tanya Jongin sambil duduk di depan meja Miss Jessica.
"Miss dengar, beberapa waktu lalu, kamu berniat berbuat jahat pada Jinri, ya?"
Jongin hampir jatuh terduduk mendengar hal itu.
"Miss! Saya..."
Miss Jessica tertawa. "Saya tahu, itu cuma salah paham."
Jongin menghela napas lega. "Terima kasih, Miss."
"Saya tahu, walaupun kamu bisa saja merampok, mencopet, mencuri, dan memeras, tapi kamu sama sekali bukan orang yang bisa memerkosa," tambah Miss Jessica.
"Miss Jessica," Jongin menyipitkan mata. "Apa Miss sadar Miss sedang mengatakan hal itu pada MURID Miss?"
"Saya sadar saya mengatakan itu PADAMU," kata Miss Jessica diiringi tawa. "Oh, sudahlah," katanya kemudian setelah melihat wajah Jongin yang menunjukkan rasa tidak senang. "Yang pasti, apa pun yang sudah kamu lakukan pada Jinri waktu itu, kamu membuatnya mengubah pikirannya lagi untuk ikut dalam perlombaan esai lingkungan hidup."
"Yang benar?" seru Jongin tak percaya.
Miss Jessica mengangguk. "Dia menemui saya dua hari yang lalu, sekaligus menyerahkan tulisan dan semua persyaratan lombanya."
Jongin tersenyum.
"Batas lomba tinggal dua hari lagi," lanjut Miss Jessica.
"Lalu, apa hubungannya semua ini dengan saya, Miss?" Jongin mengerutkan dahi.
"Saya minta tolong padamu untuk memastikan supaya Jinri tidak mengubah pikirannya lagi dalam dua hari ini," pinta Miss Jessica.
"Kenapa saya?"
"Karena, sepertinya dia hanya mendengar ucapanmu," jawab Miss Jessica.
Jongin terdiam sejenak, lalu menggeleng.
"Saya tidak mau," jawabnya tegas hingga Miss Jessica tampak terkejut. Sepertinya, guru ini tidak menyangka permintaannya akan ditolak.
"Saya tidak mau menolongnya, dia yang harus menolong dirinya sendiri," jelas Jongin. "Kalau dia mau mengubah pendiriannya lagi, itu urusannya. Dia yang harus membuat keputusan untuk dirinya, bukan Miss, apalagi saya. Ini hidupnya. Jadi, tidak adil rasanya kalau orang lain yang memutuskan apa yang terbaik untuknya. Yang bisa dan telah saya lakukan hanya membantunya menjadi dirinya sendiri."
Miss Jessica menatap Jongin tak percaya.
Jongin bangkit dari tempat duduknya. "Kalau Miss nggak keberatan, saya permisi dulu. Jam pertama sudah mau dimulai."
"Jongin!" sergah Miss Jessica begitu cowok itu hendak keluar dari ruangan.
Jongin menoleh.
"Kamu sudah dewasa," katanya sambil tersenyum.

KAMU SEDANG MEMBACA
(KAISTAL REMAKE) LET GO
FanficKau tahu apa artinya kehilangan? Yakinlah, kau tak akan pernah benar-benar tahu sampai kau sendiri mengalaminya. Jongin tidak pernah peduli pendapat orang lain, selama ia merasa benar, dia akan melakukannya. Hingga, suatu hari, mau tidak mau, ia ha...