Fourteen.

235 33 1
                                    

"WHOAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!" Tiba-tiba, hampir seisi kelas berteriak saat Jongin datang keesokan paginya.

Saat cowok itu berjalan menuju mejanya, beberapa anak bersiul dan semua cewek di kelas tersenyum, lalu berbisik-bisik setiap kali dia melewati meja mereka.

"Ada apa, sih?" tanya Jongin kebingungan pada Ravi sambil menjatuhkan diri ke kursi.

Ravi mengangkat bahu. "Gosip tentang kamu sama Jinri udah nyebar."

"Gosip aku yang nyoba memerkosanya?" Jongin mendelik.

"Kamu nyoba memerkosa Jinri?" tanya Ravi balik dengan nada tak percaya.

"Oh, jadi bukan itu, ya?" Jongin berdehem beberapa kali. "Gosip apa lagi, sih?"

"Banyak yang lihat kamu narik tangan Jinri dan ngajak dia pergi, mereka pikir kalian udah jadian," jawab Ravi. "Tapi seriously, kamu benar-benar nyoba memerkosa dia?"

"Stop, deh! Itu cuma salah paham!" gerutu Jongin. "Tapi, ada gosip aku jadian sama dia?"

Ravi mengangguk mantap. "Benar, ya?"

"Nggaklah!!" Jongin hampir menjerit. "Emang Jinri nggak nyangkal atau apa gitu?"

Ravi menunjuk ke arah kerumunan cewek-cewek di meja, tak jauh dari meja mereka. "Lihat saja sendiri."

Di meja yang ditunjuk Ravi, Jinri sesekali mencuri pandang ke arah Jongin. Namun, kemudian, cepat-cepat mengalihkan pandangan dan tersenyum malu-malu saat cowok itu melihatnya. Teman-temannya yang mengerubungi ikut memperhatikan Jongin sambil cekikikan.

Jongin menghela napas. Ya, Tuhaaaan.

Tiba-tiba, Jinri bangkit dan berjalan menghampiri Jongin, diikuti sorakan dari teman-teman satu kelas. Jongin sambil menelan ludah ketika akhirnya—dengan wajah yang seperti udang rebus—Jinri berdiri di depannya.

"Na-nanti, kita rapat Veritas lagi," katanya dengan canggung.

"O-oke," jawab Jongin tak kalah canggung. Wajahnya ikut-ikutan memerah.

Jinri mengangguk-angguk cukup lama, lalu berjalan cepat-cepat menuju mejanya lagi. Suara riuh-rendah kembali menghiasi kelas.

"I told you, dia benar-benar suka kamu," kata Ravi setengah berbisik. "You break my heart, kamu seneng, kan?"

Jongin menggeleng tak percaya. "Percaya, deh, aku justru pengin banget bilang kamu lagi bercanda."

Jongin nggak bisa berbohong bahwa dia senang. Ini kali pertama dia tahu ada seseorang yang menyukainya. Namun, dia akan jauh lebih senang kalau saja hal ini terjadi sebelum dia menyadari perasaannya pada orang lain.

Soojung! pekiknya dalam hati. Jongin langsung mencari-cari sosok cewek itu. Soojung sedang membaca sesuatu di meja pojok depan. Sepertinya, Soojung sadar sedang diperhatikan karena kemudian dia menoleh. Walaupun sempat terkejut, dia tersenyum seakan-akan tidak terpengaruh dengan kehebohan yang baru saja terjadi. Kemudian, dia meneruskan membaca lagi. Anehnya, melihat Soojung sama sekali tidak terganggu dengan gosip ini justru membuatnya sangat terganggu.

Kepala Jongin yang terasa pusing karena kekurangan tidur sekarang terasa bertambah berat. Dan, saat pelajaran matematika baru berjalan 15 menit, dia sudah tidak sanggup lagi menahannya, lalu semuanya gelap.

***

"Jongin..."

Samar-samar, Jongin mendengar namanya dipanggil.

"Jongin..."

"Uhm..." Jongin hanya menggumam, berpikir paling-paling itu hanya suara dalam mimpinya saja.

(KAISTAL REMAKE) LET GOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang