Fifteen. (B)

258 30 6
                                    

"Jinri menunggumu di ruang Veritas," kata Sehun begitu jam sekolah usai. "Ada yang mau dia bicarakan."

"Hah?" Jongin bengong menatapnya.

"Terima kasih kembali," jawab Sehun sambil berlalu meninggalkan Jongin yang masih tak mengerti apa yang sedang terjadi. Jongin bergegas pergi ke ruang Veritas.

"Kata Sehun, ada yang mau kamu bicarakan sama aku." Jongin membuka percakapan.

Jinri mengangguk ragu-ragu. "I-iya."

"Sebenarnya, dia yang nyuruh." Jinri berjalan menghampiri Jongin. "Bukan, lebih tepatnya mendorongku. Dia bilang, 'Jongin itu otaknya bebal, jadi kamu harus bilang supaya dia tahu'."

"Apa maksudnya dia bilang begitu!" dengus Jongin tersinggung.

"Ada beberapa hal yang harus dikatakan baru bisa dimengerti." Jinri menatap kedua mata Jongin. "Dia juga bilang begitu."

"Hah?"

"Kamu bisa balik badan?" pinta Jinri yang tambah membuat Jongin bingung. "Aku agak kesulitan ngomonginnya kalau kamu menatapku kayak gitu."

Jongin mengangkat bahu, lalu menuruti permintaan cewek itu walau masih tak mengerti maksudnya.

"Kamu menyukaiku?" tanya Jinri kemudian tanpa basa-basi hingga membuat Jongin gelagapan.

"Ak-aku..."

"Aku sebenarnya sudah tahu jawabannya," kata Jinri lirih. "Itulah sebabnya aku nggak pernah nanya langsung sama kamu. Aku suka kamu, kamu tahu?"

Jongin tidak menjawab.

"Selama ini, aku nggak pernah bilang secara langsung karena aku takut ditolak," aku Jinri. "Karena itu, aku berusaha menunjukkannya. Tapi, ternyata, sikapku malah membuatmu susah. Kamu emang terlalu baik, kamu pasti nggak tega menyakiti hatiku. Maaf..."

"Aku yang seharusnya minta maaf, Ri," kata Jongin. "Seharusnya, aku yang lebih tegas tentang perasaanku sendiri, seharusnya kamu nggak usah sampai ngomong kayak gini. Sori..."

Setelah itu, kedua orang itu terdiam. Jongin tidak tahu bagaimana reaksinya saat ini, tetapi kemudian tiba-tiba dia merasakan kepala Jinri disandarkan ke punggungnya.

"Aku suka kamu," katanya dengan suara tergetar sambil menarik kemeja Jongin.

Jongin menelan ludah.

"Suka..." ulang Jinri. Kali ini, diikuti oleh isakan. "Benar-benar suka."

Jongin menghela napas. "Terima kasih."

"Suka..."

"Iya..."

Jinri mulai menangis. "Ini kali pertama, aku suka sama seseorang."

"Ini juga kali pertama ada yang bilang suka sama aku."

"Suka..." isak Jinri.

"Terima kasih..."

Dia tetap menangis di punggung Jongin hingga setengah jam kemudian. Sekolah sudah agak sepi ketika akhirnya "pembicaraan" mereka selesai. Jinri pun sudah bisa tersenyum walaupun sedikit.

Ketika Jongin menawarkan diri untuk mengantarnya pulang, Jinri menolak dan berkata bahwa dia butuh waktu untuk sendiri.

Begitu Jongin keluar dari ruang Veritas, Sehun sudah berdiri di sana. "Thanks," kata Jongin sambil mengacak-acak rambutnya sendiri.

"Jawabannya sudah kuberikan sebelumnya," kata Sehun.

"Jujur aja, aku masih nggak ngerti kenapa kamu melakukan semua ini buatku." Jongin menatapnya.

(KAISTAL REMAKE) LET GOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang