"HAPPY BIRTHDAY SILVIAA!!!"
Gue terkejut.
"Selvi?" Selvi mengangguk dengan antusias.
"Happy birthday sayang, and good morning." Dia langsung meluk gue.
"Thank you." Ucapku terharu.
Gue baru aja bangun pagi ini dan udah ada hiasan di kamar gue. Dan Selvi pelakunya.
Gue bahagia. Tapi, agak nyesek sebenernya, karena bukan Gevan orang pertama yang ngucapin selamat ke gue. Bahkan ponsel gue sepi dari semalem.
"Happy birthday my friend, happy birthday Silvia, happy birthday, happy birthday, happy birthday Silvia." Selvi jalan kearah gue dengan kue tart di tangannya sambil nyanyi.
"Oooohh," Gue terharu lagi. "Makasih sayangkuu."
Selvi ngangguk. "Ditiup dong lilinnya."
Gue pun mulai niup lilin di atas kue ulang tahunku itu. "Makasih banget, Sel." Gue meluk sahabat gue itu sekali lagi. "Kapan lo balik ke Indonesia?"
Selvi terkekeh. "Kemaren."
"Kok ngga ngasih tau gue?"
"Kan mau kasih surprise. Hihi. Kangeeeennnn." Selvi meluk gue lagi.
"Miss youu toooo..."
Selvi melepas pelukannya. "Nyokap bokap lo mana?"
"Lagi keluar kota, semingguan kali." Selvi segera berjalan keluar dari kamar gue. "Eh, mau kemana?"
"Ngambil koper dulu. Gue temenin lo disini. 3 harian doang tapi." Dan gue langsung ngikutin dia ngangkut barangnya.
•
Ini apaan sih, masa gue hubungin daritadi si Gevan gak ngangkat telpon dari gue. Di sms-in gak di bales. Trus gue harus gimana sekarang? Ini udah sore dan gak ada satupun kabar dari dia. Gue 'kan khawatir.
Dia ngga lupa 'kan ini hari ulang tahun gue?
Gaklah. Gak mungkin. Kita udah pacaran selama 6 tahun dan mustahil kalo dia ngga ingat 'kan?
Tunggu, atau dia lagi sibuk banget? Dia baru aja jadi CEO di perusahaan kakeknya 3 tahun lalu.
Ih! Masa dia beneran gak ingat sih?!
"Vi?" Gue noleh ke Selvi yang lagi nyetir disebelah gue. "Wish lo di umur ke-23 ini apaan?"
"Hmm. Apa ya?" Gue berpikir sejenak. "Gue pengen ngebahagiain orang tua. Gue pengen cepetan selesein kuliah. Gue pengen urusan Gevan semuanya lancar. Gue pengen ada disisi Gevan terus. Gue pengen bareng terus sama Gevan sampe tua. Gue pengen Gevan."
"Gevan aja terus.." Ledek Selvi. "Tunggu, apa maksudnya lo pengen Gevan? Emang lo sama Gevan.. break?"
"Eh-eh. Ngga. Maksud gue, karena dia akhir-akhir ini jadi sibuk, gue jadi jarang ketemu sama dia. Seminggu sekali aja gue udah bersyukur. Soalnya dia sibuk banget ngurusin perusahaannya."
"Elah, gue jadi curcol." Sambungku. "Pokoknya gitu. Gue pengen Gevan." Tambahku lagi sambil tersenyum lebar.
"Oh iya, lo masih koas 'kan? Gak papa nih keluar sama gue." Tanya Selvi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be MINE
Teen FictionCinta itu menyakitkan bukan karena orangnya yang tidak tepat, tapi karena waktunya yang belum tepat ❤ -Be Mine-