3. Aku yang Akan Pergi

136 36 13
                                    

Revisi :

Hari ini aku sudah tidak seharusnya masih sedih. Aku harus bisa move on dari dia. Hari ini rasanya sangat malas pergi ke sekolah. Mungkin bagiku bukan hanya hari ini tapi setiap hari.

Saat bel masuk berbunyi, wali kelas X A5 tiba-tiba masuk kelas. Padahal hari ini tidak ada jadwal beliau untuk mengajar di kelas X A5. Saat wali kelas sudah memasuki ruang kelas beliau mengatakan bahwa ada murid baru. Semua teman-teman sekelasku sangat penasaran dan mereka ingin cepat-cepat melihat murid baru itu. Akhirnya murid baru itu dipersilahkan masuk ke kelas oleh wali kelas kita. Saat murid baru itu memperkenalkan diri di X A5 aku mengamatinya dari ujung sepatu sampai kepala. Saat aku melihat orang itu aku sangat kaget dan tidak percaya, aku harap ini hanyalah mimpi.

Aku memastikan kalau ini hanya mimpi maka aku memutuskan untuk mencubit Farell yang ada di sampingku dan membuat Farell berteriak kesakitan. Semua murid di kelas ini melihat Farell dan aku dengan tatapan heran. Farell yang ditatap semua murid hanyalah menunjukan sederet gigi putihnya, sedangkan aku hanya menundukkan kepala.

Artinya ini nyata bukan mimpi. Mengapa harus dia yang menjadi murid barunya?

"Lo kenapa, tiba-tiba kok cubit gue?" Ucap Farell dengan berbisik.

"Cuma memastikan."

"Maksud lo apa?" Tanyanya dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Panjang ceritanya, kalau kamu suruh aku cerita. Ceritanya ngga akan selesai sampai 7 hari 7 malam." Jelasku dengan menatap murid baru itu.

"Alay lo. Btw, kemarin lo ngga mau kenalan sama gue, sekarang lo cubit-cubit gue. Jangan-jangan lo mulai suka sama gue." Godanya dengan senyum mengejek.

"Jangan ngarep." Jawabku dengan sinis.

"Ngga perlu gengsi kalau lo cinta. Nanti keburu diambil orang."

"Kenapa sih semua orang yang ada di sekolah ini bicaranya ngawur? Aku ngga suka cara bicara kamu."

"Tapi gue suka."

"Terserah."

Saat wali kelas memerintahkan murid baru itu duduk di depan Farell. Seketika menghentikan perdebatan antara aku dengannya. Dia berjalan menuju bangkunya. Sebelum dia duduk ia menatapku dan dia tersenyum. Seketika jantungku berdetak cepat. Padahal aku ingin move on tapi kenapa malah jantungku berdebar-debar hanya karena melihat senyumnya. Aku memejamkan mataku karena aku masih tak percaya apa yang aku rasakan.

"Lo kenapa sih? Lo kenal sama dia? Emangnya dia tuh siapa lo?" Tanya Farell bertubi-tubi. Aku tak memperdulikan pertanyaannya, bagiku pertanyaannya hanya berisi hal-hal tidak penting. Mungkin Farell lama-lama akan kebal dengan prilakuku yang cuek.

-,-

Jam istirahatpun berbunyi. Semua siswa keluar kelas. Aku menuju taman sekolah dan duduk di kursi yang berada di bawah pohon. Sebenarnya aku masih berharap kalau hari ini hanyalah mimpi. Tapi ini semua bukan mimpi, ini semua kenyataan yang tidak bisa aku terima. Aku benar-benar tidak menginginkan peristiwa ini terjadi. Andai aku bisa memutar waktu, pasti waktu saat ini sudah kuputar. Tapi sayangnya aku bukanlah doraemon yang bisa memutar waktu kapanpun aku mau.

"Door." Ucap seseorang yang suaranya dari belakang.

Seseorang berhasil mengagetkanku dari belakang, saat aku menoleh ke belakang teryata dia Farell orang yang paling nyebelin bin jail yang aku temuin di sekolah ini. Sebenarnya aku heran kenapa mahkluk kaya Farell bisa ada di dunia ini, terus satu kelas lagi sama aku. Seakan bikin duniaku runtuh seketika.

"Wei ngapain liat in gue kayak gitu, gue emang ganteng. Tapi biasa aja kalik kalau ngeliatin. Nanti lo naksir sama gue." Ucap Farell dengan pede.

"Idih, siapa juga yang liat in lo. Gak usah kepedean deh lo." Ucapku membantah perkataan Farell.

"Btw, lo ngapain disini sendirian? Terus lo tadi udah janji mau ceritain alasannya kenapa lo cubit gue?" Tanya Farell kepadaku.

"Iseng aja." Jawabku asal.

"Iseng lo bilang, gak mungkinlah, kalau lo cuma iseng." Ucap Farell sambil mengelang-gelengkan kepala.

"Bye, gue pergi dulu ya. Udah bel nih." Ucapku dengan berlari meninggalkan Farell.

Aku tidak peduli walaupun Farell memanggiku dengan berteriak-teriak kaya orang gila.

Di kelas

"Wei, lo tadi kan belum cerita sama gue, terus lo pergi seenak lo aja." Ucap Farell marah-marah.

"Lo kepo banget deh, ini masalah gue bukan masalah lo." Ucapku dengan menjulurkan lidah ke arah Farell.

"Gue kepo karena gue peduli sama lo." Ucap Farell dengan menatapku.

"Lo tuh tahu apa tentang gue. Mendingan lo diam aja deh jangan bikin masalah jadi runyam." Ucapku dengan menatap tajam Farell.

"Gue emang bukan siapa-siapa lo. Gue emang gak tahu kisah hidup lo. Gue emang baru kenal sama lo. Tapi gue pe-du-li sama lo. Gue gak mau teman gue selalu murung dan sedih. Gue mau punya teman yang selalu tersenyum disaat keadaan sedih maupun senang. Dan gue harap lo mau tersenyum walaupun disaat lo sedih dan galau. Gue harap disaat lo sedih lo menggangap kalau itu adalah takdir yang diberikan tuhan. Kalau lo gak mau cerita sama gue, gue bisa apa. Gue cuma teman baru lo yang gak lo percaya" Ucap Farell dengan menekankan kata peduli.

Farell sepertinya sangat kecewa sama aku. Apa aku sejahat ini, sampai Farell marah dan kecewa sama aku.

"Rell, sorry gue gak bermaksud kaya gitu. Gue emang belum bisa cerita semuanya ke lo, maafin gue rell. Gue udah bikin lo kecewa. Mungkin sekarang lo jadi bencikan sama gue. " Ucapku sambil menitikkan air mata.

"Za, lo jangan nangis dong, lo tuh bikin gue khawatir tahu gak. Gue itu gak akan pernah benci sama lo za." Ucap Farell sambil mengusap air mataku.

"Rell, maafin gue." Ucapku pada Farell.

"Za, lo tuh jangan terus-terusan minta maaf. Lo gak salah, emang gue yang terlalu nekan lo buat cerita semuanya. Emang gue yang gak tahu diri kepoin urusannya orang." Ucap Farell dengan menenangkanku.

"He....lo apain Ellza sampai dia nangis kaya gitu?" Ucap murid baru itu sambil menarik baju Farell.

"Gue gak apa-apain dia.Biasa aja lo, jangan sok tahu. Lo itu murid baru disini jadi jangan blagu. Emangnya lo siapanya dia? Kenapa lo sok care sama dia?" Ucap Farell dengan berteriak.

-,-

*to be continue

Tetap vote and comment ya :) walupun ceritanya ya gitu...

The Endless Journey [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang