11. Bebas

61 26 10
                                    

Hari pertama berangkat ke sekolah tanpa Farell. Dan mulai hari ini aku akan terbiasa berangkat sendirian.
Aku segera bergegas ke ruangan guru untuk menemui mrs.Ratna.

"Good morning Mrs.Ratna." sapaku pada Mrs.Ratna.

"Good morning, kenapa kamu baru kesini? Kemarin kemana aja? Lupa sama hukuman yang akan Mrs.Ratna beri? Lupa sama kesalahan yang kamu perbuat? Atau kamu gak merasa bersalah? Apa kamu takut kena hukuman?" Tanya Mrs.Ratna bertubi-tubi.

"Kemarin Saya dihukum karena terlambat dan gak mengikuti upacara bendera." Ucapku santai.

"Kenapa kamu hidup cuma buat cari masalah? Apa kamu gak sadar selama kamu sekolah disini kamu banyak melakukan kesalahan? " Ucap Mrs.Ratna dengan melotot.

"Saya hidup bukan buat cari masalah. Orang mati aja mungkin punya masalah masak hidup gak ada masalah? Hidup tanpa masalah itu serasa sayur tanpa garam atau gak serasa sekolah ini tanpa Mrs.Ratna." Ucapku panjang lebar.

"Ohh, jadi maksud kamu Mrs.Ratna tukang buat masalah? " Ucap Mrs.Ratna jengkel.

"Saya gak bilang lo Mrs, Mrs sendiri yang bilang." Ucapku masih cukup santai.

"Mrs.Ratna capek ngomong sama kamu. Sekarang kamu pergi ke kelas dan jangan sekali kali kamu kembali lagi ke sini." Ucap Mrs.Ratna yang membuatku kaget.

"Hukuman saya apa Mrs? " Ucapku.

"Nothing." Ucap Mrs.Ratna dengan mengelengkan kepalanya.

"Apa." Ucapku dengan melongo.

"Cepet kamu pergi. Mrs.Ratna gak mau lihat muka kamu masih ada disini." Ucap Mrs.Ratna dengan memegangi kepalanya yang serasa pusing.

Mrs.Ratna aja jengkel sama semua perkataanku, tapi kenapa Mrs.Ratna gak kasih hukuman aku lebih berat. Atau mungkin perkataan wakil ketos kemarin benar. Dia mau menyelesaikan masalahku. Aku pikir dia gak bisa menyelesaikan masalahku tapi teryata aku salah. Apa aku harus berterima kasih sama cowok tengil itu alias kak adam aku rasa enggak. Aku pikir itu impas karena kak Adam udah bikin aku dihukum kemarin.

Aku tidak akan terlalu peduli dengan dibebaskannya aku dari hukuman. Tanpa pikir panjang aku segera pergi ke kelasku sebelum jam pertama dimulai.

"Gimana za, lo dikasih hukuman apa? Berat nggak? Pasti berat banget ya? Gimana kalau gue bantuin buat nyelesain hukuman lo? Lo sih cari gara-gara sama Mrs.Ratna besuk-besuk jangan lagi cari masalah sama guru kiler itu. Pasti lo kapokan cari masalah sama dia? " Ucap Farell bertubi-tubi.

"Itu mulut apa knalpot bocor sih? " Ucapku.

"Giliran ditanyain bener jawabnya malah ngasal." Ucap Farell

"Lo tuh ngomong gak ada spasinya. Gue bebas dari hukuman."

"Hah, kok bisa? Jangan-jangan lo ngedukun ya? Atau lo hipnotis Mrs.Ratna Sampai-sampai Mrs.Ratna gak beri hukuman lo." Ucap Farell dengan heran.

"Udah deh nggak perlu dipikirin. Gak penting juga buat di pikirin."

Pelajaran hari ini adalah kimia. Kimia bagiku adalah mata pelajaran yang sangat membosankan, susah dan bikin ngantuk. Semua yang dia omongin gak nyambung ke otak aku.

Kring-kring-kring

Akhirnya jam pelajaran selesai. Aku segera mungkin pergi meninggalkan ruang kelas dan menuju kantin sekolah tanpa mempedulikan guru masih ada di dalam kelas.

"Za, tungguin gue. Cepet banget sih lo jalan." Ucap Farell sambil berlari-lari.

"Gue tuh bosen sama tuh guru. Makanya setelah bel gue buru-buru keluar kelas."

The Endless Journey [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang