Part 10

13.5K 520 3
                                    

Doddy POV

Setelah Vita dan Dhavin pulang, aku berkumpul di ruang tengah bersama Mama dan Papa. Aku membongkar bongkar tas oleh oleh.

"Loh kok ada baju cewe? Kan aku cowo ma", kataku menunjukkan plastik berisi baju perempuan. "Ya emang bukan buat kamu. Buat Vita. Ini, ini, ini buat Mama Papa Vita sama Dhavin", kata Mama.

"Kamu anterin deh kesana?", kata Papa. "Kenapa gak tadi pas dia disini aja sih", gerutuku. "Ya kan masa kita mau bongkar bongkar tas di depan orang. Udah deh anterin sana", kata mama. Aku menghela nafas. Ku gapai kunci mobil di meja dan membawa oleh oleh untuk keluarga Hussein.

Sebelumnya, aku me line dulu Vita dan Dhavin. Siapa tau mereka kelayapan pulang tadi.

Doddy Alatas
Lo udah smp rumah?

Vita Hussein
Udah. Knp?

Doddy Alatas
Gw mau anter oleh"

Vita Hussein
Yodah.

Singkat memang tapi aku senang sekali. Mungkin pintu hatiku memang sudah benar benar terbuka untuknya, dan tertutup untuk orang lain.

Aku segera meluncur ke rumah Dhavin. Aku mengetuk pintu rumahnya sembari mengucapkan salam. Vita membukakan pintu dan menyuruhku masuk.

"Nih oleh oleh buat kalian, sama om tante", kataku sambil bersandar di sofa. Mereka sibuk melihat oleh olehnya. "Yaampun demi apa, ini baju yang gue pengenin. Makasi banget makasii. Bilang mama makasi ya Dy", kata Vita sambil merentangkan bajunya dan menempelkannya di badannya.

Aku tersenyum kecil melihatnya. Ia kegirangan sekali mendapat baju itu. "Mama emang tau banget selera perempuan", celoteh Vita.

"Mama sama Papa lo mana Vin?", tanyaku. Rumah ini begitu sepi. Bahkan kalau ada suara, itu suara Bi Aini yang menyapu atau mengerjakan sesuatu.

"Ooh, masih di Malaysia. Katanya sih sampai minggu depan", kata Dhavin sambil melihat bajunya.

"Eh Vita, kita belum selesai belajar bahasa Inggrisnya lagi. Gue harus ajarin lo sampai nilai nilai lo bagus semua", kataku. "Sekarang juga boleh kok belajarnya", seloroh Vita.

"Ya gue gak bawa bukunya", kataku. "Buku gue kan ada ribet amat sih", Vita bangkit ke kamarnya. Tak lama dia kembali membawa buku buku ditangannya.

"Ayo, sebelum gue berubah pikiran nih", kata Vita. Hm enak kalau begini. Dia sudah tidak menganggapku menyebalkan lagi. Bahkan dia sudah bersikap baik padaku.

Akhirnya kami belajar. Kali ini, kami agak banyak tertawa. Tapi kan gak apa apa biar gak tegang. "Nih kerjain coba soal soal dibuku ini", tugasku sambil menyerahkan buku.

"Kalo gue bener semua gue dapet apa?", tanya Vita. "Dapet ciuman hangat dari gue", kataku memonyongkan bibir. Vita mendorongku. "Doddyyyyy!! Lo emang orang paling nyebelin yang gue kenaaall", kata Vita. Sedetik kemudian kami tertawa.

"Hahahahaha oke oke kalo lo bisa jawab bener semua, gue ajak lo ke Dufan. Terus gue bakal traktir lo makan sepuasnya, deal?", kataku menyodorkan tangan. Vita berbinar, "serius sepuasnya?".

Aku mengangguk. Vita menjabat tanganku, "Very very Deal!!", kata Vita. "Sok inggris lu kerjain udah", kataku menyuruhnya. Aku pindah ke sofa untuk meregangkan badanku. Aku memencet remote televisi. Dan menonton sementara menunggu Vita belajar.

What Is Love? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang