Part 32

9.6K 301 6
                                    

Doddy POV

"Hyeong, bagaimana bisa kau bertemu Vita?", tanya Seung Ho. Aku tertawa kecil, "kau tau? Pertemuanku dengannya bahkan tak semulus paha ayam".

"Jinjja? Lalu bagaimana? Pasti Vita sangat galak padamu", terka Seung Ho. Aku mengangguk, "Dia sangat galak. Bahkan dia menolak perjodohan kami.....", aku menceritakan semuanya pada Seung Ho.

"Lalu kemana Jullian itu pergi?", tanya Seung Ho. Aku mengangkat bahu, "Setelah kukeluarkan dari sekolah, aku tak tau dia kemana", jawabku. "Kau ini hebat sekali hyeong, kau adalah guru dan rektor sekolah", puji Seung Ho.

"Ah biasa saja kok", ujarku. Aku menyesap cappucinoku. "Hyeong, kuharap kau bisa menjaga Vita dengan baik. Hanya dia sepupuku satu satunya", kata Seung Ho. "Ya, aku akan menjaganya dengan baik, jangan khawatir", kataku.

"Besok kan Vita perform, apa kau akan ikut menonton?", tanya Seung Ho. Aku mengangguk, "Tentu saja. Ini adalah kesempatan pertama melihat istriku tampil sebagai komposer".

Seung Ho tertawa. Seung Ho banyak bercerita tentang kehidupan cintanya. Termasuk ia menyukai teman SMA nya. Tapi Seung Ho tidak cukup nyali menyatakannya.

"Hey, kau itu namja, masa takut sih. Keluarkan keberanianmu", aku menyemangatinya. "Dia itu cantik dan banyak namja mendekatinya. Aku pasti tidak ada apa apanya", keluh Seung Ho.

"Kau cukup tampan, aku pikir dia pasti menyukaimu juga. Kalian cukup dekat kan?", tanyaku. Seung Ho mengangguk. "Jangan gengsi bilang cinta, apalagi kamu itu cowok. Masa ada cowok yang gak berani nyatain", semangatku. Seung Ho mengangguk.

"Ya nanti akan kupikirkan bagaimana caranya", kata Seung Ho akhirnya.

"Apa kau punya rencana sepulang dari Korea?", tanya Seung Ho. Aku menyesap sedikit capucino-ku sebelum menjawabnya. "Kupikir kami akan ke Jerman selama 7 hari. Tapi itu kejutan ya". "Wah kalian bulan madu kesana? Kau ini romantis sekali sih", tanya Seung Ho lagi. Aku mengedikkan bahu, "Bisa dibilang begitulah".

"Ah, hyeong! Apa kau mau ke tempat gladi nya Vita?", tanya Seung Ho. "Memangnya boleh?", tanyaku balik.

"Tentu saja! Ayo!", ajak Seung Ho. Kami membayar pesanan kami dan segera menuju ke Kyunghee University. Ke aula lebih tepatnya. Karena disana tempat pertunjukannya juga.

Sampai di Kyunghee, banyak orang lalu lalang. Ada yang memasang pernak pernik, menghias lokasi, bahkan ada yang hanya melihat lihat sama sepertiku dan Seung Ho. Seung Ho menunjuk satu arah, "Itu tempat mereka, kajja".

Kami langsung pergi ke tempat itu. Vita tampak serius dengan buku not di tangan kanannya dan sebuah alat yang biasa di pakai untuk memimpin sebuah orkestra.

"Vita!", Seung Ho memanggil Vita. Vita menoleh, "loh kok disini?". "Seung Ho yang ngajak. Tadi abis dari cafe deket sini sih", kataku. "Oh ya udah, kalian duduk aja disitu", kata Vita. "Woy Ta sini! Eh ada Doddy", tiba tiba Ani muncul.

"Eh elo Ni", sapaku. "Apa kabar lo pengantin baru cie", ledek Ani. Aku tertawa saja. "Oh, annyeong Seung Ho-ssi", sapa Ani pada Seung Ho. Seung Ho menjadi salah tingkah, "eh, annyeong Ani-ssi", balas Seung Ho.

Aku menyadari bahwa Seung Ho menyukai Ani. Aku menyenggol lengan sepupu Vita itu, "Now, i know who's the lucky girl", ledekku. "Oh my heart", bisik Seung Ho. Aku tertawa.

Vita kembali pada gladinya. Sesekali ia meminta pemain orkestra untuk mengulangnya.

Kami menunggu Vita kurang lebih selama 3 jam. Aku sampai membeli kopi 2 kali. Tapi aku tetap setia menunggu istriku hehe.

What Is Love? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang