Part 22

9.1K 406 9
                                    

Vita POV

Semalam aku baru pulang dari pesta perpisahan di rumah Reza, dan kebetulan Mama Papa memberi izin padaku. Aku tak sabar hari esok. Aku akan memberi kejutan kelulusanku pada Doddy!

Setelah aku cuek dan tak percaya padanya yang merupakan rencanaku, pasti ia akan senang kuberi kejutan.

Lisa juga turut pulang bersamaku. Saat kami melewati sebuah klub malam, aku melihat seorang lelaki memapah wanita keluar dari klub itu.

"LISA STOP!", Lisa segera menginjak rem. "Apa?! Apa?!", Lisa panik. Mataku mulai berair. Aku menunjuk mereka. Doddy sedang memapah Bu Diana keluar dari klub itu.

"Gila si Doddy. Gue labrak juga nih", Lisa membuka pintu mobil tapi kutahan. "Gak. Kita pulang aja".

"Lo... gak papa?", tanya Lisa. Aku mengangguk. "Tapi lo bakal ngasih tau dia kan lo keterima di Kyunghee?", tanya Lisa. Aku menggeleng.

"Gue butuh waktu sendiri tanpa dia, Lis", kataku. "Hh.. gue tau itu yang terbaik. Kita liat nanti apa dia masih bertahan stuck sama lo", kata Lisa. Aku mengangguk.

Keesokan paginya, aku datang bersama Lisa. Kami berpapasan dengan Doddy di lorong. Namun aku mengacuhkannya. Lalu kukirim pesan untuk bertemu di rooftop.

Aku lulus SMA. Aku bahagia sekali, namun ada yang mengganjal di hatiku. Memiliki pendidikan yang lancar memang sangat kudambakan. Tapi jika kehidupan cintaku tidak lancar, siapa yang tahu akhirnya?

Aku berdiri di rooftop sekolah. Doddy datang. "Gimana, lulus kan?", tanya Doddy.

"Kamu kemana semalem?", aku to the point. "Maksud kamu?", tanyanya.

"Jangan pura pura, aku tau kamu kemana semalem---"

"Dan aku liat semuanya", sambungku.
Doddy mengusap wajahnya. "Vita lo salah paham, gue ----", Doddy menyanggah.

"Cukup! Lo udah hilangin kepercayaan gue ke lo. Selama ini gue itu awan yang selalu melambung tiap denger gombalan lo. Tapi saat awan itu jatuh seperti hujan yang terhempas ke tanah, itu sangat menyakitkan"

Aku mulai menangis. Doddy memegang pundakku. "Dengerin aku Vita", bujuk Doddy.

"Bukan gue yang hilangin kepercayaan itu. Tapi perkataan sama perbuatan gue yang gak pernah lo percaya", wajah Doddy mulai memerah.

Aku menatapnya tak percaya. "Cuma gara gara ini lo main di belakang gue?". "Vit lo tuh sala---", Doddy menyanggah lagi.

"Cukup Doddy cukup!"

"Sepertinya kita butuh waktu sendiri. Kalau kita berjodoh, kita pasti ketemu lagi", kataku dan segera berlari kebawah untuk pulang.

Aku mengusap airmataku, menarik nafas dan memasang topeng ceria di wajahku. Tak kan ada yang tau hatiku sedang tertutup awan hitam dan petir yang menyambar. Yang orang lihat pasti hanya wajahku yang menyemburatkan kebahagiaan.

"Udah Vit?", Lisa menungguku di mobil. "Udah dong, kuy pulang", aku berusaha keras ceria. Lisa tersenyum. Kami pulang.

Sampai dirumah, Mama Papa dan Kak Dhavin menungguku di teras rumah. Aku segera menyalami Mama Papa. "Makasih, Ma Pa buat bimbingannya selama aku SMA. Alhamdulillah aku lulus dengan nilai yang sangat memuaskan".

Mama dan Papa memelukku. "Alhamdulillah, kita bangga sama kamu. Mama sama Papa beruntung punya anak anak yang insha Allah beruntung kaya kalian", kata Papa. Mama menangis terharu.

"Selamat yaa, sukses selalu", Kak Dhavin memelukku. Aku mengangguk.

Aku mengambil surat di tasku lalu memberinya pada Mama dan Papa. Mereka membacanya dengan seksama.

What Is Love? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang