Part 8

11.8K 510 5
                                    

Doddy POV

"Jullian..?", gumamku ketika melihat salah seorang dipapah karena mabuk oleh seorang wanita. Sesekali, Jullian menciumi bibir wanita itu. Ia dibawa ke mobil. Aku segera memotret itu dan mengirimnya pada Dhavin. Lalu aku melanjutkan kembali perjalananku mencari makan.

Esoknya, aku melihat Vita dan Jullian berduaan di kantin sambil makan. Astaga Jullian benar benar. Sampai hati di menyakiti perempuan yang sangat mencintainya.

"Permisi Pak, ada tamu di ruangan Bapak", kepala sekolah mengagetkanku. Aku mengangguk. Pasti dia sudah datang. Aku kembali ke ruanganku dan memang dia sudah datang. Yap, Dhavin.

"Cepet ceritain gue tadi malem", kata Dhavin mendesak. Aku pun menceritakan yang kulihat tadi malam, "Sama cewek Vin. Astaga itu anak murid gue kok pada gak bener gini. Mana cewe yang mapah dia itu cewe cewe yang nakal  gitu", kataku.

Dhavin meremas tangannya sendiri dan beranjak menuju luar. "Eh Vin lo mau kemana?!", kataku panik. Takut saja dia mencari Jullian dan menghabisinya. "Gue mau cari Jullian". Aku menahannya.

"Jangan. Kita selesaikan baik baik. Mending lo ngomong sama Vita", kataku. "Sekalian lo tunjukin fotonya. Biar dia tau seberapa bangsatnya cowo itu", lanjutku. Dhavin mengangguk dan pamit kembali ke Rumah Sakit.

Astaga benar benar darurat moral Indonesia ini. Anak SMA pun berani ke club dan melakukan hubungan intim. Benar benar.

Aku pun mencari teman kelasnya Jullian dan memanggilnya ke ruanganku. Dia adalah Dio dan Kesha. Aku merekam pembicaraan kami diam diam.

"Kenapa bapak manggil kita?", tanya Kesha. "Sebelumnya Bapak mau tanya. Siapa teman kelas kalian yang suka semena mena? Bertindak sebagai raja di kelas kalian?", tanyaku.

Mereka saling pandang dan menunduk. "Ayolah, bapak gak akan beri tahu siapa siapa. Sungguh. Bapak juga tidak akan memberi hukuman", kataku mendesak.

"A...anu pak. Jullian", kata Kesha. Mataku menyipit, "Tapi bukannya dia Mantan Ketua Osis? Kenapa bisa seperti itu?". "Memang Pak, dulu dia berhenti dari Osis karena dia ketahuan mengambil uang tabungan kita sejumlah satu juta pak. Kami pihak OSIS menutup kabar ini rapat rapat", kata Dio.

"Uang sebanyak itu? Untuk apa?", tanyaku heran. "Dia pakai untuk ke club pak. Pernah sekali saya di ajak. Tapi saya masih sayang orang tua pak. Dan dia juga tidur dengan wanita wanita disana", kata Dio. Aku manggut manggut.

"Sebenarnya saya kasihan melihat Vita pak, dia kan tidak tau kalau Jullian seperti itu", kata Kesha. "Hmm. Baiklah, makasih ya kalian boleh balik ke kelas. Ini hanya rahasia kita ya", kataku.

Mereka mengangguk dan pamit keluar dari ruanganku. Aku merenungi pembicaraan tadi. Segera kusuruh Dhavin ke Cafe Flasisco saat pulang kerja.

Sepulang kerja, aku menuju Cafe Flasisco. Sudah ada Dhavin. Aku segera menunjukkan rekaman tadi.

"Ini akurat. Murni dari teman temannya. Jullian memang sudah sering pergi ke club malam dan tidur bersama banyak wanita", kataku meyakinkan. "Gue liat mukanya aja gak enak firasat gue", kata Dhavin sembari mengirimkan rekaman itu ke ponselnya.

Vita POV

Aku merebahkan badanku di kasur. Entah kenapa Kak Jullian jarang menghubungiku. Ini sudah hari ke 6 hari jadianku dengannya.

"Vita". Aku menoleh padanya dan duduk di kasur.

"Gue mau nunjukin sesuatu sama lo", kata Kak Dhavin mengutak atik ponselnya lalu memberikannya padaku.

Duar!! Itu Kak...Kak Jullian? Sama cewe dan mabuk?!

"Enggak. Lo bohong kan kak! Ini semua nggak bener!!", kataku dengan nada meninggi.

What Is Love? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang