Part 14

11.1K 491 4
                                    

Hai!! Gue mau ngasih tau kalo gue bakal update sehari satu part kalau bisa. Kalau misalnya seharian gue belum next, ditunggu aja yaa hihi.

Part ini spesial Point Of View nya Doddy ya^^ Happy reading

------------------------------//-----------------------------

Doddy POV

Foto Vita jadi wallpaper laptopku? Sejak kapan? Astaga pasti tadi malam pas dia ngebantuin itu deh. Hadeh kok bisanya gak sadar ya?

Ah tapi engga apa apa deh. Sekalian buat penyemangat kalau lagi down. Memang ya, auranya calon istri itu sesuatu haha.

Krriiinggg!!!

Bel berbunyi dan aku pergi ke kelas. Saat perjalanan ke kelas, aku bertemu Vita di lorong sendirian. "Ngapain sendirian?", tanyaku. "Dari kamar mandi. Udah ya gue langsung kelas. Soalnya mak lampir yang ngajar", katanya agak buru buru.

Aku menaikkan satu alisku, "Bu Diana", kata Vita singkat. Aku tertawa dan mengangguk. Lalu kembali berjalan menuju kelas yang merupakan 'mantan' kelas Jullian.

Karena setelah itu aku langsung memberhentikannya dari sekolah karena sering mabuk dan ke klub.

Terang saja, aku tidak mau nama yayasan ini hancur karena ada muridnya yang pergi ke klub malam, tidur bersama wanita wanita yang tak punya otak, dan mabuk mabukkan. Bisa bisa reputasi sekolah ini hancur hanya karena satu orang saja.

Hari demi hari berlalu. Mama Papa Vita dan Dhavin memperpanjang kunjungan mereka ke Australia karena masalahnya belum kunjung selesai. Bulan depan mereka baru pulang. Aku masih tinggal di rumah Vita sampai saat ini.

Minggu depan sudah mulai ulangan kenaikan kelas. Vita akan naik ke kelas 12. Malam ini kami duduk di ruang tengah. Vita tengah duduk di karpet sambil membolak balikkan catatan dan menggerutu sesekali.

"Sekarang lo bilang deh. Pelajaran yang lo ga ngerti. Gue bisa bantu", tawarku. "Yang bener lo? Matematika bisa? Soalnya ada yang gue ga ngerti", kata Vita memasang puppy eyes.

"Gak usah pake tampang gitu juga gue mau bantuin lo kok. Ya bisa lah", kataku mengacak rambut Vita dan berpindah tempat ke sampingnya.

"Ini nih, gue ga ngerti. Susah banget", kata Vita mengeluh. "Gak usah ngeluh. Ntar lo gak bisa bisa sayang", kataku. Vita terdiam. Aku tertawa keras.

"Baper ya gue panggil sayang?", godaku. Pipi Vita memerah, "A..apaan sih lo ga lucu tau ga. Mending ajarin gue deh", katanya memalingkan wajahnya. Aku tertawa tawa.

Aku mengajarinya materi yang belum dia kuasai. Dasarnya Vita memang pintar di cepat mengerti yang kuajarkan.

Oh iya, sekarang Vita juga sudah begitu mahir berbahasa inggris. Aku yang mengajarinya. Siapa dulu, calon suaminya gitu Haha.

Aku asyik menonton tv. Sampai tak sadar kalau Vita tertidur. Begitu tau Vita tertidur, aku menggendongnya ke kamar. Lalu menyelimutinya.

Ini yang kusuka. Menatap dalam wajah cantik Vita.

"Lo cantik banget sih Vit"

"Kok gue baru sadar lo cantik"

"Gue bangga punya calon istri cantik dan pinter kaya lo"

"Aku sayang kamu Vita"

Vita menggeliat pelan. Dan menggumamkan sesuatu yang masih bisa ku dengar, walaupun sepertinya dia mengigau.

"Aku sayag kamu Doddy"

Aku tertegun. Jadi selama ini cintaku terbalas? Aku semakin melebarkan senyumanku mendengar Vita berbicara seperti itu.

What Is Love? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang