Part 17

10.8K 410 4
                                    

Doddy POV

Vita hampir saja terjatuh karena tersandung karpet. Namun aku segera menangkapnya. Manik mata kami bertemu.

Kenapa setiap melihatnya lebih dekat rasanya damai sekali? Tersadar, kami langsung canggung.

"Euh thanks", kata Vita. Aku mengangguk. Setelah itu, kami duduk duduk di ruang keluarga.

"Belajar, lo mau ulangan", tegurku. "Iyee bawel", Vita beranjak mengambil bukunya dan kembali ke ruang tengah. Dia membaca baca bukunya. Aku memperhatikannya diam diam.

"Biasa aja dong ngeliatin guenya", kata Vita tanpa memalingkan wajahnya dari buku. "Wah keren lo, bisa tau. Ilmu dari mana?", godaku. "Suek lo", Vita memukulku dengan buku. Aku tertawa.

Pukul 9 kami kembali ke kamar masing masing untuk tidur. Esoknya, kami sekolah seperti biasa. "Ntar pulang sekolah kita ke butik Mama ya", kataku saat memarkirkan mobil. Vita mengangguk. Kami masuk ke dalam sekolah. Vita ke kelas, aku ke ruanganku.

Bu Diana di skors mengajar. Jadi rasanya bebas tanpa gangguan 'makhluk' itu. Heran, mantannya yang dulu gak risih apa sama kelakuan dia? Aku yang meminta Bu Diana di skors pada Kepala Sekolah.

Sepulang sekolah, aku bersama Vita pergi ke butik. Vita memilih milih dress.

"Dy pilihin kek gue gaunnya"

Aku melihat lihat gaun di sekitar Vita. Aku mengambil sebuah gaun yang cukup simple tapi elegan. Gaun selutut berwarna peach selutut dengan bagian atas lengan sesiku yang berbahan brukat.
(Bayangin sendiri yaa hihi)

"Ini bagus menurut gue", aku mengacungkannya pada Vita.

"Lo emang the best deh Dy", Vita mengambil dress itu dan kami segera ke kasir. Aku membayarnya dan kami pulang.

Sesampainya di rumah, sudah pukul 4 sore. Vita lantas bersiap siap karena yang namanya perempuan yaaa tau sendiri lah. Ribetnya minta ampun.

Aku masih bersantai santai karena aku sudah memilih baju baju yang akan kupakai nanti. Yap, kemeja berwarna senada dengan dress Vita dengan stelan jas warna abu abu.

Saat jam menunjukkan pukul 6, aku baru bersiap siap. Tentunya aku sudah mandi. "Vitaaa, udah beloom?", teriakku di depan kamarnya. "Iyaa tunggu".

Akhirnya Vita keluar dari kamarnya dengan riasan yang wow... Cantik banget.

Aku bengong untuk beberapa saat sebelum Vita menyadarkanku kembali.

"Woy astaga lo bengong aja, kesambet tau rasa lo", Vita menepuk lenganku. "Abis lo cantik sih", kataku jujur. "Ya gue emang cantik, lo aja yang baru tau", kata Vita mengibaskan rambutnya.

Kami segera berangkat menuju pesta ultah
Adit. Kami langsung masuk ke dalam.

"Ih banyak temen temen lo Dy", kata Vita. "Lo gandeng gue deh, gak apa apa kok. Mereka baik", kataku menenangkannya sekalian modus biar lenganku di gandeng hehe.

Akhirnya kami mencari Adit. "Wets bro met ultah ye", kataku menyalaminya. "Bro, thank you. Ini siapa? Kenalin kek", kata Adit menunjuk Vita.

"Oh ini Vita, tunangan gue. Vit ini Adit", kataku mengenalkan mereka. Mereka saling bersalaman.

"Adit"

"Vita"

Aku melepaskan tautan tangan mereka. "Gak usah lama lama salamannya bisa gak guys?", kataku tersenyum. Vita tertawa. Lalu kami menelusuri ruangan mencari makanan. Setelah dapat, kami yang memang mendapat tempat di VIP langsung duduk. (Udah cem nikahan aja ya haha)

What Is Love? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang