Part 23

8.7K 382 6
                                    

Vita POV

Hari pertama kuliah di Kyunghee, aku mendekati papan pengumuman untuk tau kelasku dimana. Saat sudah tau, aku mencari kelas tersebut. Lalu aku masuk dan duduk disana.

"Annyeong haseyo", seorang perempuan didepanku menyapa. Aku tersenyum, "Annyeong haseyo".

"Naneun Ani ibnida, ireumi mwohaeyo?", tanyanya. "Naneun Vita ibnida. Hogsi, neo indonesia saram ibnida?", tanyaku balik. Ani mengangguk.

"Wah sama dong", kataku semangat. "Benarkah? Waw salam kenal ya", katanya hangat. Aku mengangguk.

Tak lama, kelas pun riuh. Rupanya ada salah satu artis girlband Korea yang sekolah disini. "Tzuyu?", gumam Ani. "Siapa?", tanyaku. "Tzuyu, dia member Twice", kata Ani.

"Annyeong, naneun Tzuyu ibnida. Bangapta", katanya memperkenalkan diri. Dia melangkah duduk disamping Ani. "Wah kita sekelas", sapa Tzuyu pada Ani.

"Aiguu, kukira kau akan pulang ke Taiwan. Ah Tzuyu, kenalkan dia temanku dari Indonesia", Ani memperkenalkanku pada Tzuyu. "Annyeong", sapa Tzuyu ramah. Aku pun menyapanya ramah kembali.

Oh iya, disini aku tinggal di rumah Nenek. Memang sih Nenek tinggal disini bersama pamanku yaitu paman Kim dan beberapa pegawai di rumah besar Nenek, tapi tetap saja dia kesepian.

Hari pertama kuliah sangat lancar. Aku mendapat teman baru. Aku juga bisa kenal dengan Tzuyu. Bahkan ada Na Jaemin yang merupakan member NCT di kelasku. Kami berteman baik.

"Nenek aku pulang!", aku pun masuk ke dalam. "Aigooo, bagaimana kuliahmu?", tanya Nenek saat aku melepas sepatuku. "Alhamdulillah, lancar aman hehe aku juga banyak dapat teman", kataku. "Syukurlah, cepat mandi dan ganti baju. Kita akan makan malam", suruh Nenek. Aku mengangguk dan masuk kamar.

Aku melirik ponselku. Di notifikasi sudah terdapat ratusan chat dari Doddy yang sama sekali tak pernah kubuka. Aku menghela nafas. Sudah 3 bulan aku meninggalkan Indonesia dan tak berkomunikasi dengan Doddy.

Tiba tiba ponselku berdering, Kak Dhavin menelponku.

"Halo Kak"

"Halo. Gimana kuliah pertama?"

"Lancar Kak. Temen gue banyak disini. Betah hehe"

"Syukur deh. Tapi yang penting sih lo inget pulang aja"

"Lo kalo kangen gue bilang aja napa, jangan pake kalimat inget pulang haha"

"Dih pede amat lau"

"Doddy nyariin lo kemarin. Tapi tenang, gue gak bakal kasih tau siapapun"

"Biarin deh Kak. Gue belum siap ketemu dia"

"Hmm aku ngerti. Baiklah, gue mau kerja. Bye"

"Yoo"

Aku menghela nafasku. Airmataku menetes dan memori masa lalu itu pun kembali terputar di otakku. Aku mengusap wajahku kasar dan segera bangkit untuk mandi.

2 tahun kemudian. Aku telah sukses menjadi penulis lagu. Aku juga sudah pernah memimpiin sebuah orkestra anak Indonesia di Korea. Kira kira, 2 tahun lagi aku akan menyelesaikan studi ku dan mengabdi untuk Indonesia.

Hari ini, anak Indonesia di Kyunghee University akan mengadakan orkestra. Aku terpilih menjadi dirigen dan akan menyanyi setelah itu.

Aku kini dibelakang panggung tengah bersiap siap. "Vit tolongin gue nih kayanya belakang gue gak pas", pinta Ani. "Sini", suruhku. Kami tengah merapikan kostum. Aku memakai kebaya brukat berwarna peach lengan sesiku dan rok batik panjang. Tak lupa juga rambut di sanggul modern.

"Hey, gimana? Siap?", tiba tiba sudah ada Tzuyu dan Jaemin. "Yaa begitulah, aku sangat gugup", kataku pada mereka. "Tenanglah ibu komposer hihi", kata Jaemin menenangkanku. "Kalian cantik sekali.....bajunya", Tzuyu nyengir. "Huu dasar, makanya ikut ke Indonesia", kata Ani.

Kita pun tertawa bersama. Setelah menyemangati kami, mereka kembali ke  bangku penonton. Lalu kami naik ke panggung. Ani dan beberapa teman sudah siap dengan angklung-nya. Tirai masih ditutup.

"Bismillah...", ucapku dalam hati.

Tirai dibuka. Aku tersenyum dan menunduk kepada audiens. Lalu kami memulai orkestranya. Kami membawakan lagu Indonesia Raya, lalu lagu milik EXO-Growl dan beberapa lagu pop Indonesia dengan aransemen yang kubuat.

Tepuk tangan bergemuruh di aula. Aku tersenyum, walau masih dari kampus ke kampus, setidaknya publik mengenaliku sebagai komposer.

Akhirnya tibalah waktuku untuk bernyanyi. Aku melangkah ke piano dan menekan tutsnya perlahan. Aku memilih lagu milik Taeil NCT yang saat menyanyikan lagu ini masih menjadi SM Rookies yang berjudul Because Of You.

Lalu dilanjutkan dengan lagu milik Raisa yang berjudul Apalah Arti Menunggu. Aku menghayati setiap bait lagu. Memori tentang Doddy lagi lagi terputar di otakku. Suaranya terngiang di telingaku.

Airmataku menetes. Aku terlalu menghayatinya. Selesai menyanyi aku berdiri dan membungkuk memberi hormat pada audiens.

Doddy POV

Saat ini aku ada disalah satu kedai kopi ternama. Waktu istirahat baru saja dimulai. Aku duduk sambil melihat lihat berita online siang ini. Barangkali ada yang menarik.

Tiba tiba aku menangkap sebuah tulisan,

'Calon Komposer Terhebat dari Kyunghee University, Vita Kim'

Aku terkejut melihat berita itu. Cepat cepat ku-klik dan melihat laman berita tersebut.

'Vita Kim berhasil memukau para komposer kelas atas dengan Aransemen ulang lagu Indonesia'

Aku melihat fotonya dan...... Vita yang kukenal selama ini benar benar disana. 4 tahun kami tidak bertemu. Ternyata selama ini dia di Korea dan semua gak ada yang ngomong tentang ini.

Aku tersenyum kecil, "Aku kangen banget sama kamu Ta". Aku membuka buka foto masa lalu yang masih setia tersimpan di ponselku. Aku tersenyum, aku yakin senyumnya tidak akan pernah berubah.

Tiba tiba punggungku di tepuk oleh seseorang. Adit dan Billa datang.

"Lo udah tau pasti", gumam Adit. Aku mengangguk. "Kenapa kalian rahasiain ini dari gue? Kenapa kalian bungkam kalau gue tanya?", tanyaku.

"Ini semua permintaan Vita, Dy. Dia pengen sendiri dulu untuk ngejer cita cita dia yang bentar lagi dia capai", kata Adit. "Kalau lo mau ngejer dia lagi, gue yakin lo bakal nyatu lagi sama dia", kata Billa. Aku menunduk.

Kenapa semua ini begitu rumit? Kenapa setiap hubungan selalu ada masalah?

"Lo sabar aja, ada saatnya lo bisa ketemu sama dia", kata Adit.

"Kapan? Gue kangen banget sama dia. Gue ga bisa hidup tanpa dia"

"Lo tau ga sih Dy? Menurut cewe, kalimat 'gue ga bisa hidup tanpa lo' itu basi banget tau gak. Terus kalau kalian misalnya pisah, lo bakal mati? Hidup di tangan Tuhan, bukan pasangan", kata Billa.

Aku menunduk, "Ya. Gue emang bodoh. Selama ini gue sibuk mikirin Vita tanpa memperdulikan pekerjaan gue".

"Lo kerja juga buat Vita nantinya, dia cuma butuh waktu sendiri kok. Nantinya gue yakin dia bakal balik ke elo", tutur Adit.

Aku merenungi perkataan sepasang kekasih ini. Mereka memang benar.

"Ya kalian benar. Thanks ya"

-----------------------------------------------------

Maaf pendek yaa guys, vote and comment juseyo~

What Is Love? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang