Don't Go

181 10 0
                                    


        Apa kalian pernah melihat bidadari? Atau mungkin malaikat? Atau hanya sekedar gadis cantik yang kecantikannya luar biasa? Wah.. itu cukup membuatku tak fokus untuk beberapa hari. Ada seorang gadis di sekolahku, namanya Park Yonna. Kalau aku cerita pada semua teman-temanku mereka pasti akan menertawaiku.

"Jadi ternyata selama ini tipemu yang seperti itu?"

"Apa sih cantiknya dia?"

   Mereka pasti akan begitu. Lalu para gadis akan..

"Benar-benara ya! Memangnya apa sih cantiknya dia?!"

"Cuman menang otak doang!"

   Jadi aku putuskan untuk ku pendam sendiri.

***

"Yyoooonnnnaaaa..." Bobby berbisik dari belakangnya. Dengan sigap gadis itu memukul kepalanya dengan tumpukan kertas dan buku yang sedang dipegangnya.

"Aaa!" Bobby mengusap-usap kepalanya. Sedangkan Yonna? Dia jalan acuh tak acuh. Bobby mengejarnya.

"Mau ku bantu? Pasti berat membawa buku seperti ini.."

"Tak usah." jawab Yonna cuek.

"Ah, kalau begitu apa kau senggang pulang sekolah nanti?"

"Aku sibuk."

"Bagaimana kalau besok?"

"Aku tak punya waktu untuk mengurusimu."

"Jadi kapan kau punya waktu untukku?" Bobby berhenti membiarkan gadis itu berjalan mendahuluinya.

"Tak akan pernah ada!" teriak gadis itu.

***

   Bobby mencoba lagi hari ini.

"Yonna! Yonna! Yonna!" Bobby menepuk pundak gadis itu.

"Mwo?!" tanyanya kasar. Dia menatap Bobby kesal.

"Wah! Apa kau tahu? Ini pertama kalinya kau menatapku begini!" Bobby nyengir.

"Cepat katakan! Apa maumu!?" Yonna meneriaki laki-laki yang ada di hadapannya itu.

"Mulai besok, makan sianglah denganku di sekolah lalu biarkan aku mengantarmu pulang"

"Satu lagi. Jangan pernah menolak bantuanku ya. Seperti ini contohnya.." Bobby mengambil alih tumpukan buku di tangan Yonna.

"Call?" Bobby menaikkan salah satu alisnya.

"Call.." Yonna berjalan mendahului Bobby.

"Kemana harus kubawa buku ini?"

"Ikut aku!"

***

         Usaha ku itu tidak akan sia-sia. Sekarang aku sudah mulai dekat dengan Yonna. Dia mengizinkanku makan siang bersamanya, mengantarnya pulang sampai ke pintu rumahnya, membantunya membawakan buku saat pergantian pelajaran, bahkan sekarang terkadang dia mau menceritakan hal-hal kecil yang di alaminya. Dulu, waktu awal-awal kami pulang bersama, selalu aku yang cerewet menceritakan banyak hal. Sekarang? Yonna menceritakan banyak hal yang belum pernah aku ketahui tentangnya. Tapi satu hal yang masih mustahil untuk kudapatkan darinya. Itu adalah..

"Yonna.."

"Ne?"

"Boleh aku minta nomor telponmu?"

"Sudah kukatakan berapa kali kalau aku tidak akan pernah memberikan nomorku padamu walau itu pun hanya angka pertamanya! Apa kau mau aku berikan nomor telpon appa-ku?!"

IKON FanFictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang