Surat yang kesekian kalinya sampai di laci meja kelasku. Sudah lebih dari satu bulan terakhir ini aku mendapat surat-surat aneh tanpa pengirim. Isi suratnya begitu puitis.. Aku hampir menggila karena membacanya. Isinya benar-benar membuatku luluh. Tapi siapa pengirimnya?
Aku hanya gadis biasa. Tidak cantik dan populer. Gadis cantik dan populer saja jarang ada yang mendapat surat-surat aneh begini. Anehnya lagi surat ini sudah ada sebelum aku sampai di sekolah. Itu artinya pengirimnya datang pagi-pagi sekali. Sedangkan aku termasuk kedalam gadis yang selalu datang pagi.
Apa sih motivasi pengirim surat ini? Apa yang dia lihat dari gadis biasa seperti ku ini? Bagaimana setiap kata-kata yang dia tulis bisa begitu dalam dan menyentuh hati? Bagaimana dia bisa mengetahui hal-hal yang terjadi di sekitarku? Bagaimana dia bisa tahu semua gerak-gerik ku? Ini aneh. Dia seperti sudah mengamatiku sejak lama. Tapi bagaimana bisa aku tidak menyadari itu semua? Aigo!
***
"Siapa sih??!" aku berteriak kesal.
"Mungkin dia penggemar rahasiamu. Kurasa dia menyukaimu" ujar sahabatku, Chanwoo.
"Menurutmu siapa pengirimnya?" aku mengetuk-ngetuk daguku.
"Mungkin itu Chanhyuk! Menurut ciri-ciri yang diberikan, itu tertuju pada Chanhyuk karena dia selalu datang pagi. Benar kan?"
"Entahlah.. tapi aneh kalau seorang anak kutu buku seperti dia mengirimkan surat-surat puitis seperti ini"
"Kalau begitu, itu mungkin Bobby. Dia kan perayu yang hebat!"
"Hmm.. tapi dia bukan anak yang suka datang pagi.."
"Lalu siapa?" kali ini Chanu balik bertanya.
"Aku sudah putus asa mencari penulis puisi-puisi indah itu" aku menggaruk-garuk rambut pendekku.
"Yuone, mungkin itu June! Dia anak yang selalu datang pagi. Dia begitu dingin dan pendiam"
"Lalu?"
"Menurut buku yang kubaca, laki-laki seperti itulah yang sering menjadi penggemar rahasia!" aku menjitak kepala Chanu.
"Jangan terlalu banyak membaca buku. Itu berbahaya untuk kesehatan mentalmu Jung Chanwoo"
"Membaca buku itu gudang ilmu tau!" Chanu balik menjitak kepalaku.
"Mungkin akan lebih baik jika kamu menonton pororo" aku menahan tawaku.
"Berhentilah!" Chanu mengejarku. Aku berlari sekencang mungkin untuk menghindarinya.
Brukk! Aku menabrak seorang laki-laki.
"Mianhae.." aku bangkit dan menunduk ke arahnya.
"Ani, itu salahku. Aku yang tidak melihat jalan" ujar laki-laki itu. Dia membantuku berdiri.
"Apa kamu terluka?" tanyanya. Aku hanya bisa menunjukkan wajah terkejutku ke arahnya. Tidak kusangka aku sudah menabrak Junhoe.
"Gwaenchana.." aku pergi berlalu. Mengapa hatiku berdebar-debar? Tidak seharusnya kan aku memikirkan perkataan Chanu? Tidak mungkin kan itu June? Pengirimnya tidak mungkin June.
***
"Yuone! Dari mana saja?" Chanu berlari menuju tempat dudukku.
"Hey, apa yang terjadi?" Cahnu panik saat melihat luka yang ada di lututku.
![](https://img.wattpad.com/cover/68867658-288-k249597.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
IKON FanFiction
FanfictionCuman Oneshoot kok gak panjang-panjang~ Coba dibaca dulu aja~ kali baper.. (ups.)