Miss U Dumb Maker

212 10 0
                                    

"Wait!" seorang laki-laki menghentikan aksi bunuh diri secara sangat gegabah. Bisa saja gadis baru akan melompat ini malah kesal padanya dan langsung melompat begitu saja.

"Jangan.. turun... kumohon.. jangan... turun.." laki-laki ini perlahan berjalan mendekat ke arah gadis yang berdiri di ambang pintu kematiannya. Gadis itu menoleh. Mentapa wajah laki-laki yang menghentikan aksinya itu dengan wajah datar. Lalu dia berlari menjauhi pinggiran gedung tinggi berlantai 13 ini.

"Apa kamu tidak berpikir lagi? Aku saja takut berada di tempat setinggi ini dan kamu mau melompat dari atas sini?" laki-laki itu menunjukkan raut wajah tak percayanya. Gadis itu berhenti tepat di hadapannya. Keheningan terjadi diantara mereka.

"YAA! Jang-.." belum selesai laki-laki itu bicara, gadis ini memeluknya erat lalu menangis dengan keras. Laki-laki ini panik dan segera memeluk dan menenangkan gadis ini. "Gwaenchana... gwaenchana..." laki-laki mengusap-usap punggung gadis itu, berharap gadis itu menghentikan tangisannya.

***

"Minum ini biar tenang, minum yang ini juga biar pikiranmu jadi jernih" laki-laki itu menyodorkan dua buah minuman. Satu berbentuk kaleng berwarna biru dan satu lagi berbentuk botol berwarna merah muda. "Gomawo" gadis itu mengambil kedua minuman itu dari tangn si pemberi. "Jadi, namaku Yunhyeong.. Song Yunhyeong" laki-laki yang bernama Yunhyeong ini mengisyaratkan pada gadis di hadapannya untuk menyebut namanya. "A-aku.. Euna.. Shin Euna" gadis itu terus menunduk. Pikirannya belum jernih. Tubuhnya masih kaku dan dingin. Raut wajahnya dari tadi terus-terusan menunjukkan ketakutan. Yunheong pun duduk di sebelahnya dan menarik gadis itu dalam dekapannya. Disitulah Yunhyeong juga merasakan bagaimana perasaan gadis itu lewat sura degupan jantung yang ia dengar dan tubuh gadis itu yang belum berhenti bergetar.

"Gwaenchana.. Apa kau haus? Sini aku bukakan minumnya.." Yunhyeong melepas dekapannya lalu membukakan kedua minuman itu. "Minumlah" gadis itu hanya menganggukan kepalanya. "Ayo minum.." Yunheyong menyelipkan minuman berwarna biru dalam jemari gadis itu. Gadis itu pun meminumnya dalam sekali teguk hingga tetes terakhir. Yunhyeong hanya tertawa kecil melihat kelakuan gadis di sampingnya. "Nih satu lagi" Yunheyong kembali menyelipkan minuman dalam jemari gadis itu. Kali ini minuman berwarna merah muda yang katanya untuk menjernihkan pikiran. Untuk minuman yang satu ini, Euna menghabiskannya secara perlahan, namun pasti.

        Setelah minuman itu habis, Euna berdiri dan berjalan menuju pinggir gedung. Yunhyeong dengan panik menarik tangan gadis itu—sehingga gadis itu berbalik badan—dan sekarang mereka kembali berhadapan. Yunhyeong menatap gadis itu penuh arti. Gadis itu melepaskan pegangan tangan Yunhyeong, tapi Yunhyeong kembali memegang tangannya—namun kali ini lebih erat. "Kumohon jangan" hanya kata-kata itu yang bisa keluar dari mulut Yunhyeong. "A-aniya.. aku bukan ingin terjun, aku hanya ingin mengambil sesuatu di situ" Euna menunjuk sesuatu yang berkilau karena sinar matahari. Euna lalu berjalan mendekat, diikuti Yunhyeong di belakangnya—masih bergandengan. Euna memungut benda kecil itu. Sebuah kalung dengan liontin—yang ukurannya cukup besar—berbentuk hati. "Punya siapa itu?" tanya Yunhyeong. "Punyaku.. dari oppa ku.." jawab Euna. Yunhyeong hanya ber-oh saja.

"Cantik tidak?"

"Cantik. Tapi lebih cantik yang punya.." Yunhyeong tersenyum nakal. Euna memukul bahu laki-laki itu.

        Yunhyeong tersadar kalau sampai saat ini ia masih menggenggam pergelangan tangan gadis itu. Dia pun langsung melepasnya. Agar suasana tidak terasa canggung, Yunhyeong pun mengambil liontin dari tangan gadis itu lalu berlari menjauh.

"YAA! Kembalikan!" Euna berlari mengejar Yunhyeong. "YAA!!! SONG YUNHYEONG!!" Euna terus mengejar laki-laki yang sudah menghilang ke balik pintu.

IKON FanFictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang