Part 15

453 72 19
                                    

Selamat Malam guys,,!!

aku sedih seh yang  baca story aku yang Voment berkurang,,makin menyusut setiap partnya, apa terlalu gaje??

tapi aku gak kan menyerah, soalnya kan aku mang niatnya belajar berkarya, dan memang ini story pertama aku yang aku post,,,!!

mau sedikit atau banyak, story ini akan aku lanjut sampai selesei,,,,

seperti janji sang penakluk api, pantang pulang sebelum padam..

pantang selesi sebelum tuntas,,

hahahahahhaa...

so haapy reading guys,,,!!

JANgan lupa VOMENT,,makasih!!

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"kenapa James harus mengorbankan dirinya, gak mungkin itu James.. !! terus siapa orang yang,,,,,,," batin Ajeng dan Ajeng merasa pusing, dan akhirnya gelap.

***

AL masih menunggu Ajeng di Rumah sakit sendiri, ia sudah menghubungi Fathin dan memintanya untuk menghubungi orang tua Ajeng.

Ajeng masih belum sadarkan diri, Al masih menggenggam tangan Ajeng. Ajeng memang hanya pingsan karena mengalami sok, namun tetap saja itu membuat AL khawatir.

Fathin dan sahabat-sahabat yang lain datang, semua masuk ke ruangan Ajeng dirawat.

"Al gimana bisa Ajeng kaya gini?" tanya Milli dengan isakannya.

"tadi dia dateng ke rumah Fathir dan gw ga tau apa yang terjadi yang jelas dia keluar dengan jalan sempoyongan dan menangis" jelas Al memberi tahu intinya.

"ada yang gak beres ini, ada yang Fathir sembunyiin" ucap Ralian. "gw pergi dulu, kalo ada apa-apa kasih tau gw" lanjut Ralian.

Ketika sampai ke pintu, tangannya ada yang menggenggamnya menahannya.

"gw tau loe mau kemana, tapi ini bukan waktu yang tepat, kenyataannya mereka berdua sama-sama dalam keadaan yang gak kita harapin, dan gw mohon loe jangan nambah masalah" ungkap Rizki.

Dan Ralian berpikir sejenak, Dirasa memang ada benarnya apa yang diucapkan Rizki, Ralian pun mengurungkan niatnya.

"orang tua Ajeng udah dikasih tahu?" tanya AL

"udah, dan kayanya mereka baru besok kesini, mereka lagi ada di singapur urusan penting". Jawab Fathin.

AL hanya mengangguk dan kembali mengalihkan pada Ajeng yang belum sadar. Al masih nyaman dengan posisinya.

"kayanga loe mesti istirahat dan pulang AL" Ralian mengingatkan AL

"ijinin gw tetap disini" ucap AL tanpa mengalihkan pandangannya dari Ajeng.

"tapi setidaknya loe juga harus istirahat dan makan AL" timpal Fathin.

Al hanya diam, ia gak tak bergeming. Yang ia inginkan hanya satu ketika Ajeng sadar ia ada disini.

"apa gw yang harus nyuruh loe istirahat" gumam Ajeng pelan.

Serentak mereka kaget mendengar suara Ajeng, yang ternyata sudah sadar.

"Ajeng,,!!" mereka serempak memanggil nama Ajeng dan mereka sangat senang.

"loe mau minum?" tanya AL, Ajeng menganggukan kepalanya. Lalu AL melepaskan genggammannya pada tangan AJeng, dan mengambil minum lalu memberikan pada Ajeng, Al masih membantu Ajeng untuk minum.

just LoveWhere stories live. Discover now