"Yerin-ah apa namja tadi oppa-mu?" Tanya Seonmin penasaran
"Aniyo, dia itu guru pianoku"
"Dia tampan juga ya, sayang sudah ada yeoja chingu-nya"
"Kamu di kelilingi oleh namja-namja tampan. Pasti hidupmu sangat enak" lanjut Seonmin
Makanan pesanan mereka telah tiba, Yerin asyik melahap kentang goreng pesanannya.
"Oh ya, nama namja itu siapa?" Lanjut Seonmin
Tapi Yerin tidak mendengarkan, sudah jadi kebiasaan, saat makan Yerin seperti babi, tidak menghiraukan sekitarnya. Karena merasa tidak diperhatikan Seonmin menarik nampan Yerin, sehingga memaksa Yerin untuk berhenti mengunyah.
"Ada apa?" Tanya Yerin polosnya
"Tadi aku tanya, tapi kau tidak mendengarkan"
"Hehehe mianhae, tadi kau tanya apa?"
"Namja tadi siapa namanya?"
"Min Yoongi"
"Wah namanya saja sudah keren, memang cocok dengan wajahnya"
"Seonmin, bisakah kita pulang sekarang? Aku lelah" potong Yerin, karena tiba-tiba dia merasa tidak enak badan
Author POV End
****
Yerin POV
Saat menunggu bus di halte, aku melihat Yoongi oppa sedang berkelahi dengan seorang yeoja. Yeoja itu berteriak seperti setan lepas yang ingin memakan orang dan tiba-tiba dia mendorong bahu Yoongi oppa, tapi oppa hanya membalas dengan tatapan dinginnya.
'Mwo, kenapa oppa sedingin itu dengan seorang yeoja' batinku
Ah aku tidak mau berurusan dengan urusan orang lain. Kuabaikan mereka dan kukeluarkan ponselku, berpura-pura sibuk dengan ponsel. Bus tujuanku baru datang 15 menit lagi. Aku memeriksa sns ku, lalu melihat-lihat isi galeriku. Kubuka folder photo "The Old Me", aku tertawa kecil saat melihat isi galeri ponselku. Ada photoku dengan Jimin yang sedang berpose di lorong sekolah, entah itu pose apa, yang jelas saat itu kami tertawa lepas saat hendak di photo sehingga photo yang di dapat adalah gaya tawa aneh kami.
Ada juga photo Yoongi oppa yang wajahnya ketakutan karena sedang dikejar mong-mongie anjing dobermanku. Itu saat pertama kali Yoongi oppa berkunjung ke rumah kami.
Tuk
"Ommo!"
Aku kaget, karena tiba-tiba saja ada yang menepuk kepalaku.
"Apa yang kau tertawakan daritadi? Kau tau, orang bisa menganggapmu gila karena tertawa sendiri"
"Yoongi oppa" jawabku sambil menunjukkan layar ponselku
"Yya hapus! Ini photo yang memalukan, aku tidak setakut itu dengan anjing"
"Tidak bisa, photo ini bisa kupakai kapan saja untuk mengancammu"
Segera kusembunyikan ponsel ini dibelakang punggungku, tapi tangan Yoongi oppa memelukku untuk mencarinya. Dengan cepat ponsel ini kujauhkan, tangan kiriku kuulurkan lurus kebelakang. Tapi Yoongi oppa semakin memajukan badannya, sehingga badanku otomatis mundur kebelakang dan ternyata punggungku sudah menyentuh dinding halte.
Mataku membesar, karena wajah Yoongi oppa sudah sangat dekat denganku. Darahku berdesir, perutku terasa aneh, apa karena ini pertama kalinya aku sangat dekat dengannya. Entah kenapa, tapi dia juga berhenti mencari ponselku, yang membuat kami sama-sama diam terpatung, saling menatap satu sama lain. Jantungku hampir mencelos keluar. Aku pun memotong adegan ini.
"Apa oppa habis menangis?"
Kulihat Yoongi oppa memundurkan badannya, dan mengatur posisi duduknya. Terlihat aura tidak nyaman yang tertulis di mukanya.
"Aniyo" jawabnya
"Tapi matamu merah dan sembab"
"...."
"Apa ini rahasia?" Tanyaku
"Hmm ini rahasia, satu rahasia dibayar dengan satu rahasia"
"Maksudnya?"
"Kalau kau ingin tau rahasiaku aku harus tau rahasiamu juga"
"Eopseo"
"Mwo? Mana mungkin, pasti ada, apakah itu tentang cinta, keuangan, atau juga masalah pribadi"
"Apa kerjaanmu sekarang konselor? ejekku
Dia hanya menjawab dengan senyuman yang melihatkan deretan gigi rapinya itu.
"Baiklah, aku kalah karena senyumanmu. Se-sebenarnya..A..ada seseorang yeoja, dia tinggi, cantik dan punya kulit yang bersih namanya-" jawabku terpotong karena busku sudah datang.
"Eoh wasseo"
Aku mau beranjak dari tempat dudukku, ternyata lenganku ditahan oleh Yoongi oppa.
"Ikut aku saja"
****
Saat di dalam mobil, Yoongi oppa berdehem
"Hmm"
"Oppa, apa kita tidak pulang?" Tanyaku, karena daritadi mobilnya tidak jalan-jalan
"Selesaikan dulu ceritamu"
"Itu sudah selesai"
"Tapi namanya belum kau sebutkan"
"....."
"Yerin?"
"Nanti saja ya ceritanya, aku lelah"
Aku memaksakan untuk menutup mataku dan menyenderkan kepalaku di jok mobil itu. Badanku benar-benar terasa tidak enak. Mungkin hanya kelelahan.
Yerin POV End
****
Author POV
"Yerin? Apa kau sudah tidur?"
"Tsk bagaimana bisa dia tertidur dengan cepat" lanjut Yoongi sambil menengok sekali-kali ke arah Yerin karena dia sedang mengendarai mobil di jalanan yang ramai.
Saat lampu merah, Yoongi memerintahkan Yerin untuk memasang sabuk pengaman, karena di dekat situ, ada polisi yang sedang berpatroli.
"Yerin ada polisi, pasang sabuk pengamanmu"
"....."
'Yeoja ini benar-benar'. Batin Yoongi
"Yya Yerin pasang sabuk pengamanmu! Nanti kita bisa ditilang"
Tapi tetap tidak ada jawaban dari si empunya nama
"Yerin-ssi!"
Saat Yoongi menoleh ke kiri, tempat dimana Yerin duduk. Dia kaget dan panik, karena wajah Yerin sangat pucat, keringat mengalir dari pelipisnya, alisnya mengkerut seperti menahan rasa sakit. Punggung tangan Yoongi langsung menyentuh kening Yerin demi memastikan suhu tubuhnya.
'Astaga panas sekali'
"Yerin, kita ke rumah sakit sekarang ya!"
"Aniyo"
"Tapi badanmu panas!" Jawab Yoongi
Dia terlihat panik sehingga mobilnya melaju dengan kecepatan tinggi. Sudah kesekian kalinya Yoongi mengelap keringat Yerin yang mengalir deras di wajahnya.
"K-ke tem-tempat Ta-Tae-Taehyung" jawab Yerin lemah dan terbata-bata, sambil menyodorkan ponselnya dengan maksud agar Yoongi menghubungi Taehyung.
****
