Ini media yang bikin baper author~ Terima kasih sudah mau baca sampai sejauh ini. XOXO~
"Ne, dia ikut"
****
Yerin memukul lengan Jimin, saat bapak itu pergi. Tapi Jimin hanya tertawa sambil mengelus-elus lengannya."Apa maksudmu?" Ujar Yerin
"Kau harus meramaikan acara malam ini"
"Tapi kan kau tidak memberitahuku Jimin-ie"
Yerin memajukan bibirnya, dia kesal dengan Jimin. Tapi dia juga tidak bisa marah pada temannya itu. Tangannya dilipat di depan dadanya.
"Jangan marah" goda Jimin sambil menarik pipi Yerin
"Ya tentu saja aku marah Jimin-ie" seperti biasa Yerin juga membalas dengan mencubit pipinya Jimin.
"Apa benar kau Nona Yerin?" Tanya seorang yeoja yang menggunakan kaos bertuliskan staff di dadanya. Jimin dan Yerin segera menoleh ke arah yeoja yang kira-kira tingginya 155 cm ini.
"Ya benar"
"Baiklah, mari ikut saya"
Yerin menoleh pada Jimin dengan tampang ragu. Tapi Jimin membalasnya dengan senyuman yang menampilkan deret rapi giginya juga kedua tangannya dikepal di samping kepala, sambil berbisik kata 'fighting Yerin'.
****
"Anda nanti masuk dari tangga yang disini ya, sedangkan lawan Anda akan datang dari tangga yang sebelah sana. Lalu ikuti saja perintah dari MC-nya"Suara staff tersebut terdengar cepat dan lantang. Karena dikejar oleh waktu, dia langsung mempersilahkan Yerin memasuki panggung. Yerin yang masih ragu, menoleh pada yeoja itu, tapi dia telah memunggunginya dan tampak sedang berbicara dengan walkie-talkie-nya.
"Baiklah, aku siap" Yerin menyemangati dirinya.
Dia menarik napas dalam-dalam, telapak tangannya mulai berkeringat. Sensasi ini pernah dia rasakan sebelumnya, sama seperti saat mengikuti lomba-lomba. Gugup, semangat, dan bingung jadi satu di dalam perutnya.
Kepalanya sudah memulai membayangkan apa yang harus dia lakukan saat di panggung nanti. Selangkah demi selangkah, dia memantapkan hatinya. Dia harus memberikan kesan baik sebagai alumni SNU di jurusan kesenian. Itu berarti dia harus bisa menguasai panggung.
Sekali lagi Yerin menarik napas yang lebih dalam dari tadi. Terdengar tepuk tangan dan riuh dari penonton saat lampu sorot mulai menyinari kedatangan Yerin. Terasa keringat sudah mulai membasahi pelipis Yerin, matanya sedang mencari-cari keberadaan seseorang.Ya, Min Yoongi. Yerin masih mencari sosok Yoongi di antara kerumunan itu. Padahal 6 tahun yang lalu dia berjanji untuk tidak memikirkan namja itu lagi, tetapi hatinya tidak bisa berbohong. Sampai sekarang dia masih menanti Min Yoongi. Matanya menyipit karena terangnya lampu sorot dan gelapnya di tempat penonton agak menyusahkan pandangan Yerin. Aktivitasnya terhenti saat MC menghampirinya, tampak dia sedang tersenyum. Dia adalah Jungmi teman jurusannya waktu itu.
"Yoo Yerin selamat datang, bisa kami tahu kau angkatan ke berapa?"
"Saya Yoo Yerin angkatan ke 57"
"Oke, sekarang kita panggil teman duet Yerin. Saya minta tepuk tangan yang meriah!"
Wajah Yerin mungkin sekarang terlihat sangat gugup. Bayangkan saja pementasan besar terakhirnya adalah 6 tahun yang lalu. Wajar saja dia sudah agak lupa bagaimana rasanya demam panggung. Apalagi dia sudah membayangkan bahwa partner duetnya adalah seseorang yang gendut dan berkumis tipis seperti bapak panitia tadi. Entah itu mahasiswa atau mungkin dosen. Pikiran Yerin sudah meracau kesana kemari.
Tampak dari belakang panggung ada seseorang yang mulai menapaki anak tangga dari sisi yang berlawanan dari Yerin. Wajahnya gelap, tapi tiba-tiba lampu sorot pun mulai menyoroti seseorang ini. Mata Yerin membulat saat melihatnya. Dia adalah namja, dan orang itu adalah orang yang Yerin kenal. Namja itu tersenyum pada Yerin.TBC~
Bisa ditebak namja yang mana?
