Tiba-tiba Yerin melepas sepatu miliknya, Jungkook yang memperhatikan Yerin dari kejauhan segera menghampirinya.
"Bodoh" ujar Jungkook lalu menahan lengan Yerin sehingga ia berhenti untuk melepas sepatunya.
Merasa disinggung, Yerin mengangkat kepalanya memandangi Jungkook dari bawah, mengingat posisinya yang sedang berjongkok.
"Apa kau baru menyadarinya?" tanya Yerin
"Karena aku baru saja menyadarinya, betapa bodohnya dirik-" lanjut Yerin terpotong
"Sudahlah, ayo kita pulang. Aku tidak mengenalmu. Jadi tidak usah banyak bicara"
"Pakai sepatumu" perintah Jungkook dengan suaranya yang terdengar berat.
Yerin yang dalam keadaan mabuk, tidak bisa memasang sepatunya dengan benar. Berapa kali ia mencoba, berapa kali juga ia gagal.
"Memasang sepatu aja tidak becus. Berapa umurmu? 3 tahun?"
Jungkook pun membungkukkan badannya, Yerin di dudukkan di kursi taman tadi, ia mengambil sepatu Yerin dan mulai memasangkannya. Tangan kiri Jungkook memegang pergelangan kaki Yerin dan tangan kanannya memasukan sepatu berpita biru tersebut.
Ia memasangnya dengan pelan dan lembut. Sesekali dipandangnya wajah Yerin. Selalu saja, ketika Jungkook bertemu dengan Yerin pasti di saat Yerin sedang terlihat rapuh dan lemah. Sewaktu Yerin menabrak dirinya, tatapan mata Yerin begitu berat, sekarang dari matanya terlihat ia memiliki banyak masalah.
Kepala Yerin tiba-tiba saja terkulai lemas, dengan refleks Jungkook menangkapnya, dan menjatuhkannya di bahu miliknya.
"Ya! Noona bangunlah"
Jungkook menggoyangkan badan Yerin, tanpa sadar semburat merah muncul di pipi Jungkook. Aliran darah di tubuhnya terasa cepat dan panas.
"Masalahnya, aku tidak bisa menggendong yeoja yang tidak ku kenal"
"Apa aku telepon Jin hyung saja, ah pasti nanti akan merepotkan" gumam Jungkook seorang
*******
"Yerin! Minum ini"
Ibu Yerin menyodorkan segelas air, entah itu air terbuat dari apa, karena warnanya keruh.
"Ini bagus diminum saat kau sedang mabuk"
Setelah Yerin meminumnya, berapa menit kemudian matanya terbuka lebar.
"Pahittt"
"Oh ya, siapa yang membawaku kesini eomma?""Pemuda tampan, ia terlihat masculine"
"Dia siapa ya?"
"Mana eomma tau"
Ibu Yerin keluar dari kamar Yerin, menyisakan rasa penasaran bagi Yerin.
"Tsk, apa orang di pinggir jalan?"
Yerin memiringkan kepalanya, mengingat-ingat kejadiannya semalam. Berapa kali juga ia meringis, mengingat jika saja Yerin muntah sembarangan dan dilihat banyak orang.
"Aisshhh, bikin malu" Yerin mengacak rambutnya frustasi
*****
Hari ini libur kuliah, Yerin dan Yemi pergi jalan keluar. Mereka jogging bersama. Jogging di sore hari merupakan kebiasaan dua gadis ini ketika libur.
"Yemi, kau dengar itu? Sepertinya ada suara anak anjing yang terjepit"
"Kau duluan saja, nanti aku langsung pulang ke rumah setelah ini" lanjut Yerin
"Puppy, puppy, ck, ck, ck" panggil Yerin
Ternyata benar, seekor anak anjing dengan kepala yang tersangkut di pagar kawat rumah seseorang.
"Astaga kau itu bodoh ya, sudah tau lubang ini tidak cukup dengan kepalamu tapi malah kau paksakan"
Yerin membuka pagar kawatnya sedikit lalu menarik perlahan kepala anak anjing tersebut. Tampak luka besar di sekitar leher anjing ini, mungkin bekas paksaan ketika anjing itu ingin membebaskan diri.
"Apa kau mau ke rumahku? Sepertinya kita mengalami hal yang sama. Memaksakan keinginan kita sendiri. Itu namanya bodoh. Lebih baik keluar dari pagar itu dan melupakan perasaan kita"
Tanpa disadari di sekitar Yerin ada yang sedang memerhatikan. Dia melihat kejadian itu daritadi.
TBC~
