First Dinner

124 12 0
                                        

"Neo!"

Namja itu terdiam sambil menggengam ponsel yang ditempelkan di telinganya, tampak dia juga menelpon seseorang seperti yang dilakukan Yerin tadi, dia memasang wajah yang tidak bisa diartikan. Alis tebalnya menyatu karena dia mengkerutkannya, tapi dia masih berbicara pada ponselnya itu.

"Tsk, kenapa aku selalu sial sih" Yerin malas mengomel padanya, dia berjongkok untuk memungut ponsel dan clutch-nya. Yerin merasakan cairan seperti ingus yang keluar dari hidungnya, saat dia kembali berdiri.
Punggung tangan Yerin segera mengelapnya tapi dia langsung terdiam saat melihat darah yang ada di tangannya.

"Sial" umpatnya lagi yang kemudian melangkahkan kakinya menjauh dari namja itu sambil menengadahkan kepalanya ke atas agar darah dari hidungnya tidak mengalir. Baru berjalan dua langkah, pergelangan tangan Yerin ditahan oleh tangan kekar Jungkook, ya namja yang tadi menyenggolnya. Dulu dia hanya bocah SMA yang lucu, sekarang penampilannya berubah, lengannya terlihat berotot, rahangnya pun semakin terbentuk. Yerin pun berbalik dan sekarang posisi mereka berhadapan. Tampang Yerin terlihat berantakan, dengan hidung yang berdarah, dan sedikit kusam karena debu di lantai, belum lagi dress hitamnya.

"Sumpal dengan ini" ujar Jungkook sambil mengulurkan sapu tangan ditangannya.

Dari kejauhan Yoongi melihat adegan itu, tadi dia berniat untuk menghampiri Yerin tapi tidak dilakukannya. Setelah Yerin menyumpal lubang hidungnya dengan sapu tangan itu, dia pergi meninggalkan Jungkook. Kemudian Yerin masuk ke dalam taksi.
****
Yerin berlari kecil di dalam restoran steak yang terletak di pusat kota, dia menoleh kanan dan kiri untuk mencari seseorang. Ya eomma-nya. Eomma dan appa-lah yang menelpon Yerin sebelum dia jatuh dari tangga. Sekarang dia terlambat datang karena mesin taksi tadi ada sedikit masalah. Eomma Yerin yang melihat duluan, sehingga dia melambai kecil pada gadis cantik itu.

"Ommo, Yerin-ie" ujar eomma Yerin saat melihat wajahnya yang kusam akibat terjatuh.

"Joseonghamnida" Yerin berbicara dengan nada tenang sambil membungkukkan badannya

Saat dia kembali tegak, alangkah terkejutnya Yerin melihat Jungkook yang duduk dan diapit oleh dua orang yang kelihatannya itu adalah orang tuanya karena wajahnya yang mirip dengannya. Jungkook sedang memotong beef tenderloin dengan anggunnya. Auranya terlihat berbeda.

"Yerin-ie apa terjadi sesuatu? Kenapa ada bekas darah di bajumu?" Tanya wanita yang duduk di sebelah kiri Jungkook, wajahnya cantik meskipun di sekitar mata terlihat kerutan garis-garis tipis. Dia mengenakan make-up yang terlihat natural, dengan polesan lipstick yang tidak terlalu mencolok, juga rambut yang ditata rapi sebahu.

"T-tadi saya terjatuh, la-lagipula itu karena kecerobohan saya. Joseonghamnida saya permisi ke toilet sebentar"

Yerin berjalan menuju toilet, untuk merapikan penampilannya. Dia tidak sempat merapikannya saat di dalam taksi, karena kerjaannya daritadi hanya mengumpat saja.

"Tsk. Sial, kenapa aku harus bertemu dengannya lagi" gumam Yerin sambil memandang pantulan dirinya di depan cermin besar.

Beberapa helai rambut yang menutupi wajahnya kembali disisir ke belakang, dan Yerin pun mengeluarkan tisu basah kemudian menghapus bercak darah yang mengering di baju dan sekitar hidungnya. Saat melihat goresan kecil di pipinya alis Yerin langsung berkerut, goresan itu mulai berdarah.

"Tsk. Kenapa baru berdarah! Kau ini merepotkan saja" Yerin memeriksa sekeliling toilet tapi barang yang dicari tidak ketemu. Yerin mencari kotak P3K. Jadi dia melangkah ke luar toilet dengan niat untuk membeli plester kecil di mini market terdekat.

Seperti de javu pergelangan tangan Yerin kembali ditahan oleh tangan kekar seseorang. Karena kaget langkah kakinya menjadi gontai, hampir saja dia terjatuh lagi di lantai apabila Jungkook tidak refleks menahannya.

"Kenapa kau itu ceroboh sekali?" Omel Jungkook

"Bisa kah kau itu tidak mengagetkanku, ini akibatnya" balas Yerin sambil menunjuk pipinya yang berdarah

"Pakai ini" Jungkook merogoh sesuatu dari saku celananya, kemudian mengulurkannya pada Yerin. Tapi gadis ini hanya terdiam, alisnya terangkat sebelah, dan mulutnya berkedut. Dia heran bagaimana Jungkook sudah menyiapkan ini. Yerin saja tidak menyediakan itu di dalam tasnya.
Tiba-tiba, tangan Jungkook sudah menempelkan plester kecil berwarna pink di pipinya. Dengan reaksi yang sama hanya saja sekarang tangan kiri Yerin memegang plester yang sudah tertempel di pipinya.

"Kau terlalu lama" ujar Jungkook sambil menyentil kening Yerin, lalu pergi meninggalkan Yerin yang masih membeku di situ.

'Kenapa banyak orang yang suka memainkan perasaanku?' batin Yerin
****

TBC~

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang