Namja itu tersenyum pada Yerin.
"Selamat datang Min Yoongi, dari angkatan ke berapa namja tampan yang satu ini?" tanya MC
"55" jawabnya singkat dengan suara yang terdengar berat
Perasaan Yerin semakin tidak karuan saat melihat Yoongi yang ada di hadapannya sekarang. 6 tahun tidak bertemu tapi wajahnya masih tetap seperti dulu. Semua memori bersama Yoongi terputar di otaknya. Saat bermain piano, menginap di rumahnya, satu mobil dengannya, atau momen ketika di halte, dan yang paling membekas adalah ciuman pertamanya dengan Yoongi.
"Hah, aku bisa gila" gumam Yerin pada diri sendiri
****
Bagaimanapun Yerin adalah seorang yang profesional, dia memainkan piano dengan indahnya, jari-jarinya menari-nari dengan lincah di atas tuts piano itu. Memainkan Mozart Sonata No. 11, ia menggerakkan jarinya sambil melihat partitur yang diletakkan di baby grand berwarna coklat tua itu dengan lincah. Begitu juga Yoongi yang membelakangi Yerin, tidak mau kalah sehingga punggung Yoongi terlihat naik turun mengikuti irama. Mereka sama-sama menghayati melodi demi melodi. Mungkin orang-orang yang melihatnya akan iri, karena mereka terlihat seperti pasangan pemain piano yang telah lama menikah, sehingga emosi yang ditimbulkan benar-benar membius hati para penontonnya.Ini semua ternyata telah direncanakan oleh Jimin dan Jungmi tanpa sepengetahuan panitia, panita hanya tau kalau akan ada acara random duet. Tapi Jimin dan Jungmi cerdas sehingga mereka sudah merencanakan ini jauh-jauh hari. Jimin tau kalau Yoongi memang mencintai Yerin. Sekaranglah saatnya mereka bertemu kembali, karena itu Jimin sengaja mendaftarkan Yerin di acara ini.
Seusai acara Yerin segera turun panggung untuk memarahi Jimin, dia menebak kalau ini hanya akal-akalan Jimin untuk merusak suasana hatinya.
"Jimin! Aku tau ini ulahmu!" Bentak Yerin sambil memukul dada Jimin
Taehyung yang dari tadi menyaksikan tingkah mereka berdua hanya diam, dia tau Yerin tidak mencintainya, tapi masih ada sedikit kecemburuan melihat kedekatan mereka berdua. Ditambah tadi Yerin berduet dengan Yoongi. Cemburunya bertambah dua kali lipat.
"Yoo Yerin"
Suara seorang namja menghentikan pukulan Yerin terhadap Jimin. Dia berdiri dengan menggunakan jas hitam rapi, dengan sepatu kulit hitam, dan juga jam tangan rolex yang berwarna serasi dengan pakaiannya itu melingkar di pergelangan tangannya.
"Oppa"
"Bisa kita bicara sebentar?"
Yerin ragu, dia menoleh kepada kedua temannya itu. Tapi kedua temannya itu mengangguk, memberikan tanda setuju.
Mereka pun pergi meninggalkan Taehyung dan Jimin."Aku iri Yerin memanggilnya oppa" ucap Jimin
"Kalau gitu aku saja yang memanggilmu oppa. Jimin-ie oppa" ledek Taehyung lalu tertawa
Yerin dan Yoongi menghampiri sebuah meja makan rapi. Ruangan ini memang dikhususkan untuk para alumni. Banyak para alumni yang menikmati hidangan mereka masing-masing. Yoongi dan Yerin duduk berhadapan, dengan meja bertaplak emas dan jahitan benang putih berbaris rapi dipinggirnya, juga segelas wine yang sudah bertengger manis di hadapan mereka. Yoongi pun membuka pembicaraan.
"Mianhae" ucap Yoongi pelan
"Untuk?"
"Segalanya"
"Oppa tau, sudah berapa kali oppa minta maaf padaku?"
"Banyak Yerin-ah"
Perasaan Yerin campur aduk, dia memang kesal dengan sifat Yoongi, tapi dia juga masih memikirkan dan menyukai Yoongi. Pikirannya berkecamuk, haruskah dia memaafkannya atau lebih baik dia menghindari Yoongi seperti Yoongi menghindarinya dulu. Yerin pun menegak wine yang ada di hadapannya itu. Dia tidak bisa berpikir jernih sekarang.
"Aku tau dulu aku menghindarimu, tapi itu semua karena aku tidak mau mendekatimu sebagai bajingan Min Yoongi"
Seakan membaca pikiran Yerin, Yoongi menjelaskan semuanya dengan tenang. Sesekali Yerin menatap mata Yoongi, dia mencari arti dari ucapannya itu. Tiba-tiba Yoongi mengenggam tangan Yerin, seperti meyakinkan dia akan sesuatu.
"Yerin, aku tidak tau apa kau masih menungguku di pintu itu, tapi bisakah kita mulai dari awal?"
Kaget itulah yang Yerin rasakan sekarang, dia segera menarik tangannya, dan beranjak dari kursi itu. Rasanya ingin sekali Yerin memeluk Yoongi seperti dahulu sambil mengatakan kalau dia menyukai Yoongi, tapi perasaan itu masih kalah oleh akal sehatnya. Dia masih memiliki akal, dia ingat akan janjinya pada diri sendiri, dan sifat-sifat Yoongi yang bajingan itu. Apalagi ketika Yoongi tidak pernah menghubungi Yerin semenjak 6 tahun terakhir ini.
"Mian, oppa. Tapi sepertinya aku butuh udara segar untuk berpikir dulu"
Yerin melangkahkan kaki keluar ruangan itu. Sambil merogoh ponsel di dalam clutch-nya itu. Dia ingin menelpon seseorang menceritakan semuanya ini. Tiba-tiba orang yang hendak di hubungi Yerin ternyata menelpon. Terdengar suara dari ponselnya.
"Yerin, kau dimana sayang?"
"Aku masih di acara festival"
"Cepatlah kemari, ini penting"
Sambil mendengarkan Yerin menuruni anak tangga satu persatu.
"Kalau sampai ini tidak penting-" ucapan Yerin terpotong, karena tiba-tiba saja Yerin terjatuh akibat senggolan seseorang dari belakang.
Wajahnya langsung jatuh ke lantai. Kedua telapak tangan yang menahan tubuhnya pun terkelupas kulitnya. Dengan cepat dia bangkit kembali, meski sambil menahan sakit. Yerin menoleh ke belakang mencari pelaku penyenggolnya, sambil meringis dia menunjuk wajah seseorang yang tidak asing.
"Neo!"
TBC~
Thank you for reading