Pembalasan - 2

486 1 1
                                    

Senin, 28 Agustus
17:00, Taman Bungul


Aku sedang duduk sendirian di sudut taman ini, dengan segelas kopi dan sebatang rokok menemaniku untuk mencari seseorang. sudah hampir setengah jam aku duduk disini sejak aku pulang kuliah, hanya untuk bertemu dengan seseorang dan menjebaknya agar masuk kedalam perangkapku, tentu saja maksudku adalah untuk mengadunya dengan yohan si monster itu.

Perlahan sang mentari pun mulai malu menampakan wajahnya dan tertelan oleh hembusan sang rembulan, malm pun mulai datang dan gemerlap cahaya lampu taman pun terpancar indah. orang yang kutunggu-tunggu akhirnya datang juga, aku harus segera melancarkan aksiku agar bisa membuat memberikan pelajaran untuk monster itu.

Mol codet dialah orang yang aku tunggu-tunggu, orang dengan badan besar, tampang preman dan juga tenaga yang kuat membuatnya jadi lawan yang sepadan untuk bule busuk itu, walaupun tingginya masih kalah dengan bule itu tapi tak apalah yang penting bisa memberikan pelajaran untuk bule itu. dengan begini aku tidak perlu lagi mengotori tanganku dan aku hanya perlu menonton saja pertunjukan itu dari kejauhan.

Saat mol codet sedang petentang-petenteng berjalan kesana kemari melihat anak buahnya bekerja, aku pun dengan memberanikan diri berjalan mendekatinya. saat kita akan berpapasan aku pun dengan sengaja menabrakan diriku padanya untuk membuatnya emosi padaku, bahuku membentur tangannya yang sedang mengikat pinggang.

"Woi.. matamu picek yoo !", ucap dari mol codet marah padaku.
(Woi.. mata lu buta yaa).

"Sepurane gak eruh !", ucapku santai mengacuhkan dirinya.
(Maaf gak tau).

"Ohh... dancok !", ucap dari mol codet kesel karena merasa aku acuhkan.

Karena merasa akuacuhkan dan aku remehkan mol codet pun menepuk pundakku dan menahanku agar tidak pergi, dia pun membalikan badanku dan setelah aku membalikan badan menghadap ke arahnya, wajahnya penuh dengan emosi saat melihatku. dia pun memegang kra bajuku bagian depan dan menaikan ke atas sampai ke daguku hingga aku pun tak bisa bergerak bebas.

"Ohh.. raimu, arek kali asin yoo !", ucap dari mol codet mengingatku.
(Ohh.. muka lu, anak kali asin yoo).

"Raimu gak kapok-kapok golek perkoro nang kene !", ucapnya.
(Muka lu gak ada takut-takutnya nyari perkara di sini).

"Duweh nyowo piro raimu wani golek perkoro karo aku !", ucapnya lagi.
(Punya nyawa berapa lu, berani nyari perkara ama gue).

"Lepasin anjing... !", ucapku dengan merontah untuk melepaskan diri dari mol codet.

"Dancok.. mayak arek iki !", ucap dari mol codet emosi mendengar perkataanku.
(Dancok.. nyolot nih anak).

"Buuuuuugggg... ", suara tonjokan dari mol codet mengarah tepat ke wajahku hingga aku pun terpental dan tersungkur di tanah.
Benar juga kata adrian, pukulannya sangat sakit sekali sampai-sampai kepala dibuat pusing olehnya, dengan begini memang dialah lawan yang sepadan dengan untuk bule tersebut. tapi ini di luar skenarioku tak seharusnya aku sampai di pukul seperti ini, ahh sudahlah yang penting sekarang cepat bangun dan melancarkan aksiku dari pada babak belur nantinya.

"Dancok... aku iki salah opo cok !", teriakku pada mol codet.
(Dancok... gue ini salah apa cok).

"Wani misu'i aku.. tak pateni awakmu !", ucap dari mol codet mengancamku.
(Berani ngatain gue... gue mati'in lu).

"Raimu tuwek tapi wani'e karo arek cilik... !", ucapku untuk mengalihkan pembicaraan.
(Muka lu dah tua tapi beraninya ama anak kecil).

"Raimu lek duweh kontol.. musuh mas ku cok !", ucapku lagi.
(Kalau lu emang punya peler... lawan kakak gue, cok).

"Ohh... bangsat, wong sak kali asin awakmu gowo mrene lho aku gak mundur, opo maneh masmu !", ucap dari mol codet dengan sombongnya.
(Ohh... bangsat, orang se-kali asin lu bawa kesini lho aku gak mundur, apa lagi kakak lu).

"Gowo mrene mas mu !", ucapnya lagi.
(Bawa sini kakak lu).

"Jen jen'an cok.. ojok keroyokan, koyok banci ae !", ucapku meledek mol codet.
(Satu lawan satu, cok... jangan keroyokan, kayak banci aja).

"Gowo mrene mas mu cok... mumpu durung tak pateni raimu !", ucap dari mol codet.
(Bawa sini kakak lu cok... mumpung belum gue mati'in muka lu).

"Bubaran station, nang parkiran station... mas ku seng nyekel station !", ucapku.
(Selesainya station, di parkiran station... kakak gue yang megang station).

"Wani ta gak raimu mrono... raimu kakean cocot asli'ne gocik kon iku !", ucapku meledeknya agar mau datang ke tempat yang ku maksud.
(Berani apa gak lu kesana... muka lu kebanyakan bacot, aslinya gak punya nyali lu itu).

"Buuuuugggg... ", lagi-lagi mol codet menonjokku tepat di wajahku, dia pun begitu emosi menanggapi tantanganku.

"Tak parani cok.. sampai gak onok wong nang kono, raimu seng tak pateni !", ucap dari mol codet.
(Gue samperin, cok.. sampai gak ada orang disana, lu yang gue mati'in).

"Minggat kon saiki.. ngomong'o nang masmu, mol codet bakal teko !", ucapnya dengan sombong dan mengusirku.
(Minggat sana.. bilang sama kakak lu, mol codet bakal datang).

Yang sedang tersungkur lagi setelah meneriman pukulan dari mol codet mencoba untuk bangun perlahan dan pergi meninggalkan tempat tersebut, tapi setidaknya rencanaku berhasil untuk aku jalankan. nanti malam hanya perlu memastikan kalau mereka berdua akan berantem dan adu jotos, walaupun tidak bisa membalas dengan tanganku sendiri tapi melihat mereka saling adu jotos sudah cukup puas bagiku.

Namun kepalaku ini rasanya benar-benar pusing sekali setelah mendapat dua kali pukulan dari mol codet, pukulannya benar-benar sangat kuat sekali sampai aku harus terpelanting dan tersungkur di tanah. walaupun aku dan adrian melawannya belum tentu kita berdua bisa menang, pantes saja dia bisa memegang kawasan taman bungul.

Dengan berjalan pelan-pelan dan tangan memegangi wajahku aku pun pergi menjauhku dari tempat itu dan mencoba untuk menaiki angkutan umum untuk membawaku pulang, semua mata pun tertuju padaku karena berani menantang mol codet yang terkenal preman di kawasan sini, walaupun harus menahan rasa sakit dan malu karena kalah dari mol codet aku tetap saja tersenyum dalam hati karena rencanaku sebenarnya akan segera di mulai.

Unfaithfull (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang