Perpisahan

407 5 2
                                    

Selasa, 09 Mei
10:00, Ruang Jenguk


Sudah hampir satu bulan setelah semua kasus ini terpecahkan dan aku pun segera merasakan udara kebebasan, tidak ada lagi orang yang akan menggangguku untuk saat ini. aku benar-benar sudah sangat jenuh karena harus terlibat oleh semua permasalahan ini, semoga saja setelah ini semua akan kembali berjalan normal tanpa ada lagi halangan yang berarti.

Adrian telah di tetapkan sebagai tersangka atas kematian dari yohan dan juga telah membantu yohan untuk membunuh bella, dia adalah tersangka tunggal dalam kasus ini. dan aku hanya bisa mengikuti semua ini dari balik layar saja, perkembangannya sangat cepat karena adrian bukanlah diriku yang memiliki faktor X dalam kepolisian.

Dan untuk novel-novel dari hans, aku pun memutuskan untuk membakar semuanya agar kelak tidak ada lagi masalah yang di timbulkan dari novel tersebut. meskipun begitu aku telah membaca semua novel itu dan menyimpannya dalam memori otakku, kelak mungkin aku akan membutuhkannya lagi.

"Hi, sedang ngelamun apaan ?", tegur dari herlina padaku.

"Gak apa-apa, cuma mikir tentang nasib adrian", ucapku pada herlina.

"Aku sudah bilang ke atasan untuk meringankan hukuman dari adrian, jeratan pasal pembunuhan berencana tidak akan berlaku lagi padanya, jadi bisa di pastikan nanti kalian akan bisa bermain lagi setelah adrian bebas", ucapku dari herlina.

"Itu pun kalau dia masih mau menanggapku teman lagi", sautku.

"Tentu saja, karena aku bilang kalau kamu yang telah membantu adrian untuk meringankan tuntutannya", ucap herlina.

"Kamu memang sangat baik lin.. ", pujiku pada herlina.

"Tentu saja karena aku tidak ingin melihat orang lain menderita karena menyimpan kebencian dan dendam, masa lalu adalah pelajaran yang sangat berharga", ucap dari herlina dengan tersenyum padaku.

"Lalu kapan aku akan bebas ?", tanyaku pada herlina.

"Kapan saja, soalnya sudah tidak adalah orang yang berhak menahanmu", ucap dari herlina.

"Maksudnya ?", tanyaku.

"Aku sudah tidak berhak lagi menahanmu karena aku sudah mengundurkan diri dari kepolisian", saut dari daniel yang datang secara tiba-tiba dari arah belakangku.

"Ohh.. kau sang detektif", ucapku pada daniel.

"Aku sudah tidak pantas lagi menyandang predikat itu, lebih cocok jika kau dan herlina yang menyandangnya", ucap dari daniel.

"Kenapa kau mengundurkan diriku ?", tanyaku pada daniel.

"Aku merasa kalau aku sudah tidak pantas lagi bekerja di kepolisian, walaupun aku masih belum tua tapi aku rasa kemampuanku sudah sangat uzur", ucap dari daniel.

"Walaupun aku sangat kesal padamu karena telah menetapkanku sebagai tersangka tapi aku tidak ada niatan serius untuk melengserkanmu dari jabatan itu, aku hanya bernafsu untuk menyingkap semua tabir ini saja", ucapku pada daniel.

"Keputusan ini sudah aku ambil matang-matang, dan berkat kekasihmu itu aku selamat dari cengkramanmu", ucap dari daniel.

"Apa maksudmu ?", tanyaku pada daniel.

"Tanpa sepengetahuanmu, aku berinisiatif untuk memberi pelajaran pada daniel agar tidak terlalu jauh bermain-main dengamu karena bisa membahayakan dirinya", saut herlina menjawab pertanyaanku.

"Untuk saja dia mau mendengarkanku dan mulai mengontrol dirinya", sambung dari herlina.

"Dia menceritakan semua yang terjadi pada masa lalu mu, dan itu membuatku merinding ketakutan, aku tidak percaya kalau dirimu bisa melakukan itu semua", ucap daniel.

"Tapi setelah melihat cara kerjamu dalam menguak kasus ini aku pun memilih untuk tidak lagi berurusan denganmu, karena aku lebih sayang pada nyawaku dari pada profesiku, hahahaha... ", ucapku lagi dengan tertawa.

"Seliar apa pun seekor binatang, mereka masih memiliki hati dan perasaan.. mereka membunuh hanya karena ekosistem alam dalam rantai makanan, begitu juga manusia sebengis apa pun manusia itu pastilah ada satu hal yang bisa menghentikannya, yaitu cinta", ucap dari herlina.

"Bukan cinta tapi kamu lah orang yang bisa menghentikan keliarannya, hehehe... ", saut dari daniel.

"Lalu setelah ini apa rencanamu ?", tanyaku pada daniel.

"Pulang ke rumah dan melihat anak-anakku, aku akan ceritakan tentang pengalamanku yang berharga ini", jawab dari daniel sedikit ngelantur.

"Dia berencana membuka usaha kecil-kecilan", saut dari herlina menjawab pertanyaanku.

"Ohh.. baguslah kalau begitu", sautku.

"Maaf yaa nath.. karena telah melibatkanmu dalam masalah ini", permintaan maaf dari daniel.

"Aku sudah memaafkanmu.. jika tidak seperti ini mungkin kita tidak akan bisa bertemu dan saling mengenal, benar kan", ucapku pada daniel.

"Ini semua sudah menjadi takdir, kita di pertemukan dan di pisahkan dengan cara berbeda-beda", saut dari herlina.

"Kalian seperti keluarga saja bagiku", ucap dari daniel.

"Tentu saja, kita sangat senang jika mendapat keluarga baru", saut herlina.

"Baiklah kalau begitu, aku tinggal dulu yaa", ucap dari daniel berpamitan.

"Baiklah, terima kasih banyak", ucapku.

"Semoga kalian langgeng", doa dari daniel.

"Amin !", ucapku dengan herlina secara bersamaan.

Daniel pun pergi tak tau mau kemana tapi ada satu hal yang menarik dari dirinya yaitu sifat sportifitasnya yang sangat tinggi, walaupun aku sudah bilang kalau tidak lagi peduli dengannya tapi dia tetap saja mengunndurkan diri dari posisinya tersebut. pria yang masih memiliki rasa malu dan berani bertanggung jawab atas apa yang telah dia ucapankan.

Kini di tempat ini hanya ada aku dan herlina saja, aku berdua dengannya dalam tempat yang mungkin bakal tidak akan pernah aku datangi lagi. saat-saat terakhir ini aku harus bisa memanfaatkan dengan baik untuk menyakinkan herlina agar mau menungguku sebentar lagi, tidak lama karena setelah semua selesai aku akan kembali padanya.

"Mungkin sedikit molor karena aku harus cuti dari kampus, maaf yaa", ucapku pada herlina.

"Tidak masalah karena yang terpenting bagiku adalah perubahan sifatmu", ucap dari herlina.

"Ohh iya... aku sudah mengatur semuanya agar kelak tidak ada lagi masalah yang di timbulkan oleh kasus ini", ucap dari herlina.

"Apa itu ?", tanyaku pada herlina.

"Tentang adrian aku sudah mencoba segala cara agar hukumannya di ringankan karena sebenarnya dia bukanlah pembunuh, dia hanyalah korban yang sengaja di jebak dan berada pada posisi yang tidak menguntungan", papar dari herlina.

"Lalu bagaimana hasilnya ?", tanyaku.

"Kemungkinan besar dia akan lepas dari tuntutan hukuman mati dan seumur hidup", jawab dari herlina.

"Lalu apa lagi ?", tanyaku pada herlina.

"Pada bu anna mamanya adrian aku sudah bilang kepada mamamu agar jangan di keluarkan dari pekerjaannya", ucap dari herlina.

"Kemudian pada nyonya julia, aku juga telah menjelaskannya dan meminta maaf karena akhirnya melibatkan anggun dan menggunakannya sebagai umpan, untungnya dia bisa mengerti", ucap dari herlina.

"Tentang itu aku juga sudah bicara padanya, yang terpenting bagi dia adalah tidak terjerat terlalu jauh dalam kasus ini", ucapku pada herlina.

"Tapi ada satu hal yang aku tidak mengerti darinya, kenapa dia selalu bilang kalau yohan memang pantas mati ?", tanya herlina padaku.

"Dia memiliki dendam pribadi pada yohan, walaupun dulu mereka sempat terlibat hubungan asmara tapi hal itu sudah berbeda untuk saat ini, hubungan mereka tidak hanyalah sebagai selingkuhan saja dan pemuas nafsu karena selain dengan yohan julia juga selingkuh dengan mantan bosku", jawabku pada herlina.

"Dendam karena apa ?", tanya dari herlina.

"Tentang informasi yang aku berikan dimana anggun anaknya akan di jadikan target berikutnya oleh yohan bukanlah kebohongan, itu adalah kebenaran", jawabku.

"Kenapa anggun di jadikan target berikutnya ?", tanya dari herlina.

"Aku mengetahui hal ini dari julia dan itulah kenapa aku dan dia berani membuat perjanjian, anggun ingin di jadikan target berikutnya karena anggun secara diam-diam menyelidiki hubungan mamanya dengan yohan apa lagi setelah kasus pembunuhan bella, dimana berita perselingkuhan mereka begitu kencang di hembuskan media, hal ini tentu saja memicu rasa penasaran dari anggun", jelasku pada herlina.

"Karena yohan merasa kalau anggun adalah penghalang dan bisa berbahaya maka dia pun menjadikannya target selanjutnya", ucapku lagi.

"Lalu bagaimana dengan perjanjianmu dengan julia, apa semanya sudah beres ?", tanya herlina.

"Sudah, sudah beres sampai tidak ada lagi yang perlu di bicarakan antara aku dan dia", jawabku.

"Tapi ada satu hal yang masih mengganjal di benakku, yaitu anaknya anggun wijayanata", ucap dari herlina.

"Memangnya kenapa dia ?", tanyaku pada herlina.

"Sifatnya sangat aneh sekali, walaupun ini semua sudah berakhir tapi da selalu saja mencoba menganalisa semua kejanggalan yang ada", ucap dari herlina.

"Hehehe.. seperti itulah dia, dia gak suka jika harus di buat penasaran oleh karena itu dia akan terus mencari tau tentang kebenarannya", ucapku.

"Bagaimana jika tau tentang kebenaran kasus ini ?", tanya dari herlina.

"Tidak masalah karena kasus ini telah selesai", jawabku.

"Lagian juga ini semua karena mamanya, dialah yang meminta semuanya ending dari cerita ini harus di buat seperti ini", lanjut dari ucapanku.

"Aku rasa kalau kamu akan berhadapan dengannya dan menjelaskan semua ini padanya", ucap dari herlina.

"Aku sudah mengira kalau hal itu akan terjadi, cepat atau lambat dia pasti menciumnya dan bertanya langsung padaku, dan di saat itulah aku akan mengatakan semuanya padanya", ucapku.

"Nama baikmu adalah taruhannya nath, mungkin kamu gak akan bisa di percaya lagi olehnya", ucap dari herlina.

"Tidak masalah lin.. yang penting aku melakukan ini semua bukan hanya untukku tapi juga untuk dirinya", sautku.

"Ngomong-ngmong dari mana kamu tau kalau anggun bakal melakukan tindakan sejauh itu ?", tanyaku pada herlina.

"Pada saat aku menginterogasinya, bukannya aku yang memojokan dia tapi malah dia yang memojokanku dengan menganalisa semua kejanggalan yang ada dalam kasus kematian yohan", jawab dari herlina.

"Hehehe.. dia memang sangat pintar, jika tidak hati-hati maka dia akan membalikan keadaan", ucapku.

"Dan hasil analisanya sangatlah menakjubkan, dari gamaran analisannya hampir menyerupai rencanamu", ucap dari herlina.

"Sudahlah tidak perlu risau lagi, bagaimana pun juga dia tidak akan mampu berbuat banyak di saat seperti ini", ucapku.

"Dan satu hal yang pasti, inti dari semua ini ada pada diriku, jika dia mengetahuinya maka dia akan datang padaku, selama aku membungkam mulutku maka semua akan aman", ucapku pada herlina.

"Meskipun kamu bicara juga sudah tidak ada artinya lagi semua itu", saut dari herlina.

"Kamu benar, karena kasus ini telah selesai", ucapku.

Kasus ini telah selesai sesuai dengan rencanaku, dengan perjuangan yang sangat keras dan memeras otak untuk berpikir akhirnya aku bisa juga mengakhirinya. dengan bantuan dari herlina aku bisa melalui ini semua dengan mudah dan kini waktunya aku untuk merubah diriku lagi, berubah menjadi seseorang yang di inginkan oleh herlina.

Wanita yang nampak sangat bijak dan ayu rupawan inilah yang mampu meluluhkan seluruh perasaanku, karena dialah aku rela melakukan ini semua. terpisah jauh darinya dan mencoba hidup sendiri, mencari jati diri dan menunjukan perubahan agar semua keluarga besarku tidak menyalahkanku lagi atas apa yang telah terjadi pada masa laluku.

"Dialah penyemangatku yang bisa membuatku bertahan sejauh ini, dialah herlina pramudya", ucapku dalam hati.

"Sudah jam 11:00, sudah waktunya aku untuk pergi", ucap dari herlina.

"Ohh iya.. maaf ya gak bisa ngantar kamu ke bandara", ucapku pada herlina.

"Tidak apa-apa, kamu jaga saya dirimu baik-baik", ucap dari herlina.

"Aku menunggumu di jakarta", ucap lagi herlina padaku dengan tersenyum manis.

"Pasti.. pasti aku akan kembali untukmu", ucapku.

"Semoga tidak ada lagi masalah yang berarti sampai kamu kembali ke jakarta", ucap dari herlina.

"Semoga saja", sautku.

Aku pun berdiri dari tempat dudukku dan mencoba mengantar herlina untuk sampai di depan pintu masuk ruangan ini. detik-detik perpisahan pun terasa sangat mendebarkan, sebentar lagi aku tidak akan bisa melihat wajah cantiknya lagi. dia akan pergi meninggalkanku dan aku akan tetap disini sampai semua urusanku disini selesai.

Kita berdua pun berjalan beriringan, wajah pasi tertunduk lesuh karena harus berpisah terlihat jelas dari raut mukaku namun aku selalu mencoba untuk tersenyum dan merelakan semua ini. sesampainya di depan pintu aku pun menghentikan langkahku, ku tarik tangan herlina agar tubuhnya mendekat ke arahku lalu aku pun mencium keningnya sebagai tanda kasihku untuknya.

"Huft.. malu-malu'in aja, di lihatin orang tuh", ucap dari herlina dengan senyum ceria dari wajahnya.

"Biarin aja, gak ada urusan ama mereka", ucapku.

"Dah yaa aku pergi", ucap dari herlina.

"Hati-hati yaa.. ", sautku padanya.

"Ohh iya.. aku punya sesuatu untukmu", ucap dari herlina dengan mengambil sebuah bungkus kecil dari dalam tasnya lalu dia pun memberikannya padaku.

"Apa ini ?", tanyaku dengan memperhatikan bungkusan kecil itu.

"Nanti saja di bukanya kalau aku sudah pergi", ucap dari herlina.

"Baiklah, tapi aku gak ada hadiah untukmu", ucapku.

"Tidak perlu, kamu hanya perlu menjelaskannya padaku nanti", ucap dari herlina.

"Menjelaskan apa ?", tanyaku kebinggungan.

"Isi dalam bungkusan itu", jawab herlina.

"Udah ahh... nanti aku telat", sautnya lagi.

"Daaa... ", ucapnya dengan berjalan pergi dan tangannya melambai ke arahku.

Dia sudah pergi dan butuh waktu lama untukku bisa bertemu dengannya lagi, sebuah perjanjian yang tidak mungkin aku langgar jika aku ingin bersama dengannya kelak. anggap saja ini hanya ujian dari kesabaranku, dia ingin aku menjadi lelaki yang baik dan jauh dari sifat-sifat bengis. aku harus berusaha mewujudkan semua keinginannya karena ini juga demi kebaikanku.

Setelah herlina hilang di balik pintu aku pun kembali ke tempatku semula dan duduk disana untuk melamun lagi, dan karena penasaran aku pun membuka bungkusan yang di berikan oleh herlina ini. aku membuka dan di dalam bungkusan ini hanya ada sebuah memory card untuk handphone. dengan cepat aku keluarkan handphoneku lalu melihat apa isi dari handphone tersebut.

Hanya ada satu file dari memory dengan kapasitas 32gb, file itu adalah sebuah video dan aku mulai merasakan sesuatu yang sangat mengganggu. dengan rasa penasaran aku pun memutar video itu dan benar saja, kedua mataku di buat tak berkedip dan juga jantungku terasa berhenti sejenak setelah melihat video itu, itu adalah video rekamanku dengan bu gina. video ini hanya di miliki oleh satu orang yaitu si adrian, adrian dengan sengaja memberikan video ini pada herlina.

"Aku harus menghubunginya", ucapku sendiri.

Aku matikan video itu dan kemudian menghubungi herlina yang sedang dalam perjalanan ke bandara, aku ingin menjelaskan ini sebelum dia berpikir yang macam-macam. sekali aku menghubungi ternyata nomornya tidak aktif, dan aku pun tidak bisa berbuat apa-apa lagi aku hanya bisa duduk pasrah dengan semua ini.

"Dia sempat bilang aku di suruh menjelaskannya nanti, mungkin nanti setelah aku kembali ke jakarta", ucapku sendiri.

"Apa mungkin dia masih menunggu?", tanyaku sendiri.  

Unfaithfull (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang