Amarah Anggun

380 5 2
                                    

Rabu, 06 April
11:00, Ruang Jenguk


"Aku telah berlakukan tahanan kota kepada julia rukamana, adrian mattuhusein dan juga christine aprillia", ucap daniel.

"Bagus", sautku.

"Lalu menurutmu siapa pelakunya di antara 3 orang ini ?", tanya dari daniel.

"Teman baikku, adrian mattuhusein", jawabku santai.

"Hah.. serius !", ucapnya sangat kaget.

"Bukannya dia bodoh dan ceroboh ?", imbuhnya lagi mengharap penjelasanku.

"Iya memang benar", jawabku singkat.

"Lalu bagaimana bisa dia melakukan rencana pembunuhan yang sangat matang seperti ini, kalau hanya menggunakan sebuah novel itu tidak mungkin dan sangat mustahil", ucap dari daniel.

"Masih belum matang dan sangat mentah, sangat ceroboh dan terlalu bodoh karena banyak sekali kejanggalan yang dia tinggalkan", ucapku pada daniel.

"Lalu kenapa tidak kita tangkap ?", tanya dari daniel.

"Aku ingin dia sendiri yang bicara dan membongkar kasus ini", jawabku.

"Caranya ?", tanya daniel.

"Sebentar lagi dia akan datang", jawabku.

"Dia siapa ?", tanya dari daniel.

"Umpanku, umpan agar adrian keluar dari sarangnya", jawabku lagi.

Dengan begini dia pasti tidak akan bisa kabur kemana-mana, selama semua masih bisa aku kontrol aku akan memainkan semua rencanaku. kasus ini tinggal menunggu detik-detik akhir saja, dan saat semua sudah usai maka aku akan mengucapkan selamat tinggal pada kalian semua, terutama untukmu teman baikku.

"Tap.. tap.. tap.. ", suara langkah kaki dari seseorang sedang mendekatiku, dari langkahnya terdengar dia seperti tergesa-gesa, begitu cepat dia mengambil melangkahkan kakinya. dan tiba-tiba sebuah tangan memegang pundakku dan aku pun sentak berbalik badan lalu kulihat seorang gadis cantik dengan wajah sangat marah menatapku.

"Anggun.. ", ucapku setelah melihat anggun wijayanata.

"Aku akan meninggalkan kalian", ucap dari daniel dan dia pun melangkah pergi meninggalkanku dengan anggun berdua saja.

Wajah yang sangat marah menatapku tajam, raut muka yang penuh dengan amarah terlihat ingin sekali dia melampiaskannya padaku. bisa aku pastikan kalau anggun sudah mengetahui semua yang terjadi pada mamanya, dan inilah yang aku mau. aku menginginkanmu berada dalam permainan ini untuk memancing pelakunya keluar dari sarangnya.

"Ada apa ?", tanyaku pada anggun yang dari tadi menatapku penuh amarah.

"Gue tau kalau lu ada di balik ini semua", ucapnya penuh emosi.

"Hahaha.. terus masalahnya apa ?", tanyaku padanya dengan nada menantang.

"Gue gak takut sedikit pun sama lu, gue gak peduli dengan masa lalu lu atau keluarga besar lu, gue akan bikin perhitungan sama lu", ancam dari anggun padaku.

"Gue juga gak takut sama lu", sautku.

"Anjing.... binatang lu tuh", celetuknya memaki.

"Lu juga binatang.. anak dari binatang, anak seorang pembunuh", ucapku memancing amarah dari anggun.

"Bangsaaattt... ", ucap dari anggun memakiku dengan nada tinggi.

"Plaaaaakkk.... ", suara tamparan dari ayunan tangan anggun mendarat di pipiku.

Kemarahannya memang sangat menjadi-jadi seperti orang yang kerasukan, dia tidak sadar kalau dia sekarang ada di kantor polisi. tanpa memperdulikan semua orang yang ada, dia pun dengan leluasa mengayunkan tangannya menamparkan dan memakiku dengan nada tinggi. tapi memang inilah yang aku inginkan darinya, luapan emosi agar dia mau terlibat dalam masalah ini dengan begitu rencanaku akan berjalan lancar.

"Puas... !", ucapku pada anggun dengan tatapan menantang.

"Gue gak peduli dia itu mama lu atau bukan, selama dia bersalah dia bakal di hukum", ucapku pada anggun.

"Lu sutradara di balik ini semua, lu yang ngatur semua ini", ucap dari anggun dengan mengacungkan telunjuknya padaku.

"Hahaha... mama lu gak lebih hina dari seorang pelacur", ledekku memancing emosi anggun lagi.

"Jika bukan karena gue mungkin lu bakal buta tentang sampingan mama lu yang sebagai simpanan dari yohan itu", ucapku lagi meledek anggun.

"Kapan lu bebas dan keluar dari sini ?", tanya anggun dengan nada emosi.

"Kenapa ?", tanyaku balik.

"Jangan jadi pengecut, keluar lu dari kantor polisi ini dan jangan berlindung dari mereka.. hadapi gue di luar sana, gue bakal beri lu pelajaran", tantang dari anggun.

"Termasuk dengan kekasih lu si polisi itu", sambungnya lagi.

"Hehehe.. emang gue bodoh bisa termakan bujukan lu, pemandangan disini jauh lebih indah dari pada di luar sana karena sebentar lagi nama julia rukmana akan ada dalam sel penjara", ledekku pada anggun.

"Bajingaaaannn.... dasar pengecut lu, bangsaaatt... ", ucap anggun memaki penuh amarah.

"Sangat jarang lho ada wanita cantik yang masuk ke dalam sel penjara, apa lagi kalau dia seorang maniac sex mungkin bisa di buat pelampiasan buat para napi lainnya, hahaha... ", ucapku menyindirnya.

"Sebenarnya tiak hanya dengan yohan mama lu selingkuh tapi dengan bosku ditempatku kerja dulu", imbuhku.

"Hina banget hidup lu, sampah.. !", ucap dari anggun.

Sangat kasar sekali ucapanku bahkan ini adalah kali pertamanya aku berkata kasar seperti ini pada seorang wanita, dan naasnya wanita yang harus menerima kata-kata kasarku adalah anggun. namun dengan demikian dia aku akan sangat emosi sekali denganku dan akan melakukan segala cara untuk bisa membuat perhitungan denganku.

Dan dari arah belakang anggun nampak herlina sedang berjalan mendekati kita berdua yang sedang terlibat perseteruan, dengan sangat tenang herlina pun masuk di antara perseteruanku dengan anggun. tepat pada waktunya itulah yang aku ucapkan dalam hati karena jika terlalu lama aku terlibat interaksi langsung maka anggun akan mencium gelagat yang mencurigakan dariku oleh karena itu aku harus mengakhiri interaksi ini secepat mungkin.

"Ada apa.. kenapa terlihat seru sekali ?", tanya herlina padaku.

"Tidak ada apa-apa, hanya temu kangen biasa saja", jawabku pada herlina.

"Untuk saudari anggun, sekarang giliran anda untuk kita memberikan keterangan", ucap dari herlina.

"Tolong ikuti saya, saya akan antar anda ke ruangan interogasi", ucap dari herlina pada anggun.

Tanpa banyak basa-basi anggun pun pergi bersama dengan herlina menuju ke ruang interogasi untuk di minta keterangan dan kesaksiannya atas kematian dari yohan. aku hanya bisa geleng-geleng kepala saja melihat amarah dari anggun, dia benar-benar sangat buas saat sedang emosi bahkan dia tak terkontrol di saat seperti itu, sangat mengerikan.

Unfaithfull (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang