Chapter POV - 2

1.3K 3 0
                                    

Yohan Garnett


"Bocah bajingaaaaannnnnnn...... !", teriakku dengan sangat kerasnya.

Aku tidak perduli jika ada orang yang mendengar teriakku yang penuh dengan marah tersebut, semua ini gara-gara bocah bajingan itu. bocah itu benar-benar membuatku sangat emosi, ingin sekali aku membunuhnya agar tidak merusak hubunganku dengan istriku.

Karena dialah gugatan cerai yang di layangkan oleh istriku bisa di sanggupi oleh pengadilan dan bahkan kemungkinan besar aku dan istriku akan berpisah. bocah itu memegang peranan penting dalam kasus ini, dia memiliki bukti yang sangat kuat dan mustahil bagiku untuk membantahnya. ini tentang rekaman yang dimiliki oleh bocah itu, rekaman saat aku sedang bercumbu dengan selingkuhanku di sebuah diskotik.

"Bangsaaaatttt..... !", teriakku lagi.

"Braaaaakkkkk.... ", suara tendanganku yang mengarah ke lemari pakaian.

Saat ini aku sedang berada di sebuah hotel, tempat yang akhir-akhir ini aku gunakan untuk tempatku melepas lelah dan beristirahat. aku sudah tidak lagi tinggal di rumah istriku karena aku telah di usir olehnya, aku benar-benar tidak memiliki kuasa apa pun di dalam rumah itu karena semua harta yang ada adalah milik dari istriku.

Walaupun aku seorang pilot dengan jam terbang yang sangat tinggi dan penghasilan yang di atas rata-rata, tetap saja aku tidak memiliki tabungan yang cukup karena kebiasaan buruk yang sangat suka selingkuh dan gaya hidupku yang sangat royal nan mewah. apa lagi semenjak aku berselingkuh dengan julia rukmana, seorang wanita karir yang sangat otoriter kepadaku, hampir setengah dari penghasilankku habis untuk mencukupi seluruh kebutuhan gilanya.

Tapi bagaimana pun juga sosok julia adalah sosok wanita yang sangat aku dambakan, seksi dan cantik serta dia juga maniac sex, segala macam fantasi liarku dengannya selalu bisa dia turuti. hal ini yang membuatku sedikit mengacuhkan istriku, meskipun istriku juga memmiliki gairah sex yang tinggi tapi itu juga tergantung dari moodnya, jika dia sedang tidak mood maka aku pun hanya bisa gigit jari saja.

"Krriiiiiinnnggg.... ", suara dering dari teleponku karena adanya panggilan masuk. dan saat aku lihat ternyata panggilan tersebut dari selingkuhanku si julia rukmana.

"Hallo, sayang !", ucapku pada julia.

"Aku sedang dalam perjalanan ke tempatmu sekarang !", ucap dari julia.

"Bagus, kesinilah aku karena aku sudah kangen sekali denganmu !", ucapku merayu julia.

"Sama sayang.. aku juga kangen denganmu !", saut dari julia.

"Berapa lama lagi kamu sampai disini ?", tanyaku pada julia.

"Kurang lebih 30 menit !", jawabnya.

"Baiklah aku akan bersiap-siap untuk menyergapmu !", ucapku penuh nafsu.

"Kamu boleh saja menyergapku tapi aku akan memangsamu !", ucap dari julia.

"Hahaha... benar-benar menggairahkan sekali !", ucapku sangat bernafsu ingin bersetubuh dengan julia.

"Yaa udah deh kalau gitu !", ucap dari julia.

"Ok sayang.. !", sautku.

Aku sudah sangat bernafsu sekali untuk menunggu kedatangan dari julia, wanita ini benar-benar sangat mahir sekali dalam memainkan permainan sex, aku sangat dimanjakan olehnya dan bahkan sampai saat ini aku tidak pernah bosan untuk menikmati tubuhnya yang sensual itu.

Kuambil pengharum ruangan dan ku semprotkan kesetiap sudut kamar hotel ini, aroma wangi ini akan menambah gairah kita berdua saat berada dalam peraduan. kemudian aku mengganti pakaianku dengan pakaian yang lebih santai, kemeja tidur aku kenakan untuk menutupi tubuh ini tanpa mengenakan celana dalam lagi, sehingga burungku yang besar pun nampak jelas pada celana bahan yang aku kenakan.

Dua gelas air minum aku siapkan di atas meja kecil di samping tempat tidurku, sebuah dildo/vibrator juga telah aku taruh di atas ranjang sebagai teman permainanku nanti. seluruh tempat tidur pun aku rapihkan dan bantal guling juga aku tata serapih mungkin di atas ranjang, aku benar-benar ingin melampiaskan seluruh fantasiku pada julia.

Sebuah lingerie seksi dan transparant juga telah aku siapkan untuk julia kenakan, tak lupa baby oil juga aku ambil dari lemari untuk memperlicin disaat penetrasiku nanti, dan juga untuk mempercantik kulit dari julia. saat semua telah usia aku siapakan aku pun menunggu kedatangan dari julia dengan menonton video porno.

"Tok.. tok.. tok.. ", suara pintu kamar terketok.

Aku pun bergegas untuk membuka pintu tersebut, saat kubuka ternyata wanita yang aku dambakan telah hadir di depan mataku, tanpa pikir panjang aku pun segera menarik tangannya untuk masuk kedalam kamar, dengan penuh nafsu aku pun menutup pintu kamarku dengan cepat lalu ku tubruk tubuh julia dari belakang.

Dengan menggunakan dress hitam seatas lutut dengan balutan kemeja kerja warna putih, tubuh julia meliuk-liuk indah di balik ketatnya pakaian yang dia kenakan. rambut hitam panjang dengan aksen warna merah membuat mahkota tubuhnya ini terlihat sangat indah, saat aku cium rambutnya sangat wangi dan lembut sekali.

Tanganku merangkul pinggangnya dan menjelajah ke eksotisan tubuhnya ini, perlahan tapi pasti penisku pun berdiri seiring dengan aku gesek-gesekan pada pantatnya yang sekel dan besar ini. ku gerayangi setiap inch tubuhnya dengan kedua tanganku dan bibirku terus menciumi aroma wangi dari rambutnya hingga ke arah lehernya.

"Sabar dulu sayang !", ucap dari julia menahan rangsanganku.

"Aku gak bisa sabar sayang !", sautku.

"Aku ingin minum dulu !", ucap dari julia.

"Minum saja air liurku !", ucapku pada julia.

Kutarik wajah julia hingga menghadapku ke arahku lalu dengan sangat bernafsu aku cumbu bibirnya, kuberika ludah padanya untuk menghilangkan rasa dahaganya. cumbuanku pun mendapat respon yang begitu luar biasa dari julia, dia pun langsung memainkan lidahku dan sesekali dia menggigitnya. kuarahkan tubuhnya ke atas ranjang lalu dengan kasarnya aku dorong tubuhnya hingga terbaring di atas ranjang.

"Ouhhh... !", ucap dari julia.

"Lepas pakaianmu terus ganti pakai lingerie ini !", ucapku pada julia dengan melemparkan sebuah lingerie ke arah wajahnya.

Julia pun bangun kembali dan menelanjangi dirinya sendiri, sementara aku juga melepaskan seluruh pakaianku dengan cepatnya. saat aku sudah telanjang aku melihat julia yang masih saja lambat untuk menelanjangi dirinya. aku pun menyergapnya dengan kasar dan ku sobek dressnya yang membungkus tubuh indahnya hingga kini tubuhnya pun tanpa terbalut sehelai benang satu pun.

"Aahhh... apaan seh !", ucapnya kaget saat aku berlaku kasar padanya dengan merobek dressnya.

"Udah diem aja !", ucapku pada julia.

"Kasar banget !", ucap dari julia.

"Aku ingin bermain hardcore sayang !", ucapku dengan menggodanya penuh nafsu.

Kemudian aku membantunya menggenakan lingerie seksi yang telah aku siapkan tadi, setelah itu aku pun memeluknya lagi dari belakang dan mulai ku cumbu lehernya dengan kedua tanganku menjelajahi tubuhnya. aroma tubuhnya sangat membuatku di mabuk kepalang bahkan aku tidak bias berpikir jernih lagi, yang ada di otakku sekarang ini hanyalah menikmati tubuhnya dan melampiaskan semua nafsuku.

"Nungging... !", ucapku dengan membentak.

Aku arahkan dengan kasar tubuhnya untuk melakukan gestur menungging, kedua lutut kakinya berada di atas ranjang dan ku renggangkan selakangannya untuk bisa aku menjamah kemaluannya.

"Plaaaaakkk... ", suara tamparan keras ku arahkan pada pantat besar dengan sangat bernafsu sekali.

"Aaaahhh... sakit sayang !", ucap dari julia dengan nada mendesah.

Bukan aku sadar kalau tamparanku tadi memang membuatnya kesakitan tapi aku malah semakin bernafsu dan menjadi-jadi untuk menyakiti julia. aku pun beberapa kali menampar pantatnya dengan keras hingga pantat dari julia pun memerah hingga telapak tangan ku membekas di pantat indahnya itu.

"Hiks... u..dah !", ucap dari julia menahan kesakitan.

Mendengar suaranya tersebut aku pun menghentikan tamparanku lalu aku mulai menjilati mekinya yang nampak ranum dengan di tutupi oleh kain transparant yang berasal dari lingerie yang dia kenakan. dengan penuh gairah aku pun membasahinya dengan ludahku dan menjilatinya walau masih ada lingerie yang menutupinya.

Tanganku pun mengambil baby oil yang telah aku siapkan tadi, lalu aku oleskan pada pantat julia yang nampak memerah, dengan masih menjilati kemaluannya tanganku juga mengoleskan baby oil tersebut pada pantat julia hingga merata. pantat julia pun kini nampak mengkilap karena basuhan dari baby oil tadi, ini benar-benar membuat sangat bergairah sekali.

Meki dengan aroma khasnya dan rasa candunya membuatku sangat ketagihan untuk berlama-lama mencumbu kemaluan dari julia. kini aku pun menyudahinya dan mencoba untuk melakukan aksi lainnya yaitu dengan memasukan jemariku kedalam mekinya, aku pun dengan kasarnya merobek lingerienya pada bagian yang menutupi vagina julia.

Dua jari yang telah terbasuh oleh baby oil perlahan masuk kedalam lubang vaginanya, desahan demi desahan dari julia pun menggelora menggaduhkan kamar ini. rasa hanya dan becek terasa dari jemariku dan aku mulai mengkocoknya mekinya dari dalam, suara berisik pun keluar dari mulut julia dan juga dari lubang mekinya.

"Aaaahhh... yaaaa.... !", desahnya.

Kulihat wajah julia begitu menikmati permainan ini dengan mulutnya yang terus mengangga kenikmatan, aku pun menarik rambutnya hingga kepala pun ikut menengadah ke atas. posisinya kini mirip sekali dengan kuda yang sedang berpacu, tangan satu menarik rambutnya dan tangan satu lagi terus mengkocok meki dari julia, permainan ini benar-benar sangat liar sekali.

"Mau lebih kencang lagi sayang ?", tanyaku padanya dengan nada layaknya orang mengancam.

"Eeeeeehhh... !", rintihnya dengan menggelengkan kepala.

"Jawab.... ?", tanyaku kasar padanya.

"Amppuuuuunnn... !", ucapnya panjang memohon ampun untuk menyudahi permainan ini.

Aku pun tak kenal ampun dan terus melakukan aksiku ini, aku tau kalau julia ini benar-benar sangat maniac sex jadi dia sengaja memancing nafsu dengan berpura-pura seperti itu. kocokan pun semakin aku tingkatkan dan desahan julia semakin membara membakar seluruh birahiku.

"Ooucchhhhh.... fuck !", desahnya sangat keras.

Cairan bening pun keluar dari mekinya dengan sangat banyaknya sampai membasahi sprei dan lantai dari kamar ini. tubuhnya pun lemas untuk sementara ini, aku pun membiarkan dia berbaring sebentar di atas ranjang. kemudian aku mengambil dildo dan ku masukan ke dalam mulutnya.

"Makan ini !", ucapku padanya.

"Emmmm.... !", ucapnya dengan mengkulum dildo yang lumayan besar itu.

"Enak mana sama kemaluanku ?", tanyaku pada julia dengan terus menekan dildo tersebut dalam mulutnya.

"Emmm... !", ucapnya gak jelas karena mulutnya terjejali oleh dildo.

"Jawab.. ?", tanyaku membentak.

"Plaaaakkk... ", suara tamparanku sedikit kasar pada pipinya yang putih mulus itu.

"Jawab.. ?", tanyaku lagi sangat kasar.

Aku pun melepaskan dildo tersebut dan terlihat dildo itu terbanjiri oleh liurnya dan sebelum mulut julia tertutup aku pun menjejalinya dengan penisku. posisiku kini mengangkang tepat di atas wajah julia dengan penisku masuk kedalam mulutnya, sembari di hisap oleh julia aku pun melakukan penetrasi dengan menaik turunkan penisku di dalam mulutnya.

Kutarik tangannya ke atas kepalanya lalu aku mengambil dress julia yang telah terobek tadi untuk kujadikan tali lalu kuikat kedua pergelangan tangannya dengan robekan dress tersebut. sambil aku mengikat tangannya, mulut julia terus aku jejali dengan penisku. setelah selesai mengikat tangannya kini aku pun mengambil celana dalamnya lalu aku sumpalkan celana dalamnya itu kedalam mulutnya.

Kutarik tubuhnya untuk bangun dari tempat tidur itu lalu aku bawa dia ke arah jendela di kamar, dan di situ aku pun membuka selambu yang menutupi kaca jendela itu. sebuah pemandangan kota surabaya terpapar jelas dari kaca bening jendela kamarku, ku berdirikan julia menghadap ke jendela dengan mulut tersumpal celana dalam dan tangan terikat, kemudian dari belakang aku pun memasukan dildo ke dalam kemaluannya dan ku kocok lagi kemaluan dari julia dengan dildo tersebut.

Payudara yang besar dan pipinya yang mulus menempel kuat pada kaca jendela ini, ekspresinya benar-benar sangat membuatku bernafsu sekali. tanpa melepas dildo yang masih berada di dalam vaginanya, aku pun memasukan penisku kedalam lubang pantatnya. sebuah rintihan yang kian menjadi terdengar dari mulut julia, semua lubangnya kini telah tersumpal oleh dildo, celana dalam dan penisku.

Dengan sangat bernafsu aku pun menggenjot pantat dari julia, dildo yang terjatuh pun tak aku hiraukan karena aku sudah tidak tahan lagi untuk mengeluarkan air maniku kedalam lubang pantatnya. sangat kencang aku melakukan tusukan ke dalam duburnya dan akhirnya saat-saat kenikmati itu pun keluar untuk mengakhiri aksiku.

"Aaahhhh.... Aaaahhh... !", desahku saat air maniku keluar di dalam lubang dubur julia.

"Woow... amazing !", ucapku penuh kepuasan.

Perlahan aku pun menarik burungku keluar dari lubang dubur julia, lalu ku oleskan sisa-sisa air maniku pada pantatnya. kulihat cairan kental putih keluar dari anusnya lalu dengan penisku aku pun memasukannya lagi ke dalam lubang pantat julia tapi sesaat kemudian cairan itu pun keluar lagi. setelah puas aku pun mengajak julia ke atas ranjang untuk berbaring sejenak melepas rasa lelah.

Kulepaskan ikatan tangan julia dan ku ambil celana dalam yang menyumpal di mulutnya, kemudian aku pun mengambil air minum untuk di minum oleh julia. permainan ini pun untuk sementara waktu ini sudah selesai, saat tenagaku sudah pulih aku pun ingin menghajar meki julia lagi dengan fantasi-fantasi liarku.

"Habis ini giliran aku yang memperbudakmu !", ucap dari julia seperti tidak terima dengan perlakuanku tadi.

"Hahaha... silakan sayang, mainkan aku sesuka hatimu !", sautku pada julia dengan terbaring lelah di sampingnya.

"Penismu benar-benar besar sekali yaa !", ucap dari julia dengan memainkan penisku.

"Enakan.. istriku aja sampai ampun-ampun kalau aku hajar dengan penisku ini !", ucapku dengan bangganya.

"Enakan mana meki istrimu apa punyaku ?", tanya julia dengan menatapku menggoda.

"Enakan lubang pantatmu.. masih seret !", ucapku membalas godaannya.

"Dasar manusia mesum !", ucap dari julia dengan tersenyum manja.

"Ehh... ngomong-ngomong gimana hasil dari pertemuanmu dengan bocah bajingan itu ?", tanyaku pada julia.

"Percuma saja.. gak ada hasil positif !", jawab dari julia.

"Dia menolak tawaranmu ?", tanyaku pada julia.

"Iya.. bahkan aku sudah menawarkannya dengan sejumlah uang tapi dia tidak mau dan kekeh untuk berada di pihak istrimu itu !", ucap dari julia.

"Bangsaaaaatttt... !", ucapku penuh emosi dengan mengingat bocah tengik itu.

"Ternyata dia dekat juga dengan anakku, aku kira dia menjalin hubungan dengan anakku tapi ternyata mereka hanya teman biasa saja !", ucap dari julia.

"Serius, dia ada hubungan dengan anakmu ?", tanyaku pada julia.

"Iya, tapi saat aku minta dia untuk menjauhi anakku dia nampak tenang-tenang saja dan dia pun dengan sikap tegas menjauhi anakku jadi aku ambil kesimpulan kalau dia hanyalah teman biasa saja !", ucap julia.

"Seharus kita bisa manfaatin anakmu untuk mempengaruhi bajingan itu !", ucapku sangat kesel.

"Ohh iya kamu dah lihat berita belum tentang bocah itu ?", tanya julia padaku.

"Tentang keterkaitannya dengan christine !", ucapku.

"Iya benar.. menurutmu itu benar tidak ?", tanya dari julia.

"Hahaha... bodoh sekali kalau kita menggubris berita semacam itu, sudah jelas sekali kalau berita itu hanyalah settingan belaka soalnya akhir-akhir ini si christine kan pamornya mulai turun jadi sengaja dia buat berita semacam itu mencari sensasi !", ucapku pada julia.

"Lagian bocah itu gembel, mana mungkin dia anak dari pengusaha !", ucapku lagi.

"Lalu apa langkahmu selajutnya untuk menghadapi proses perceraianmu ini ?", tanya julia lagi.

"Ehmm... claim asuransi jiwanya bisa cair jika istriku meninggal dan aku semuanya akan jatuh ke tanganku tapi yang jadi masalah adalah jika aku bercerai dengannya maka semua dana claim tersebut akan jatuh ke tangan christine !", ucapku dengan berpikir keras.

"Lalu apa yang akan kau lakukan ?", tanya dari julia.

"Aku akan mencoba mengancam bocah itu agar tidak berpihak pada istriku !", jawabku.

"Jangan sekali-kali menggunakan cara kekerasan atau sampai membunuh bocah itu atau istrimu, aku tidak akan membantumu karena hal itu bisa menjatuhkan reputasiku !", tutur dari julia.

"Tidaklah sayang.. mana mungkin aku melakukan hal sebodoh itu !", rayuku pada julia.

Sekarang tidak ada cara lagi selain merancang semuanya serapih mungkin agar tidak tercium oleh siapapun, ini menyangkut masa depanku. jika aku benar-benar bercerai dengan bella maka tamatlah sudah riwayatku.  

Unfaithfull (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang