Kebencian Anggun

1.7K 6 0
                                    

Di salah satu sudut kampus aku bersandar pada sebuah tembok yang usang, tak peduli baju ini akan kotor atau terihat jorok nantinya aku pun tak masa bodoh akan hal tersebut, karena disinilah tempat paling tenang dari suara bising kendaraan. tempat ini terletak di bagian belakang kampusku, dibalik gedung utama. nampak beberapa pepohonan yang berdiri di depanku menghiasi halaman yang lumayan luas, kesan teduh terhembus dari semilir angin yang bertiup kearahku.

Aku sangat merindukan suasana seperti ini, sangat tenang dan damai apa lagi tanpa adanya si pembuat onar adrian, dia tadi sempat izin padaku kalau ingin pulang lebih cepat karena ada urusan keluarga. hari ini akan aku nikmati untuk menghirup udara kebebasanku tanpa harus was-was akan kelakuan adrian.

Semester empat baru memasuki pekan ke-2 atau dua minggu telah berlalu, jumlah sks yang aku ambil di semester ini tidak lah banyak dan tentunya si adrian pun mengambil jumlah yang sama denganku jadi kita selalu bebarengan tiap harinya.

Setelah beberapa jam berlalu aku pun memutuskan untuk pergi kekantin untuk mengobati rasa dahagaku, berjalan dalam iringan gerimis hujan yang rintik-rintik membuat langkah ini terasa berat karena jalanan yang ku tempuh terlihat becek.

"Tap.. tap.. tap.. ", suara langkah kakiku yang terayun cepat layaknya orang berlari yang menerjang genangan air, dan setelah sampai di kantin aku segera membersihkan pakaianku yang basah oleh tetesan gerimis, aku mencari tempat duduk yang kosong dan segera mendudukinya tak lupa aku pun memesan secangkir teh hangat untuk menemaniku selama di kantin. disaat aku menikmati minumanku, terdengar suara wanita samar-samar dari belakangku yang sepertinya sedang membicarakanku.

"Eehh.. tuh bukannya anak yang waktu itu yaa.. !", ucap seorang wanita dengan berbisik kepada temannya.

"Yang lu ajakin taruhan tinggi-tinggian IP !", ucap wanita itu lagi.

"Iihhh.. bikin ilfil aja, cabut aja yuk !", ucap dari seseorang yang suaranya sangat tidak asing lagi di ingatanku.

Mendengar percakapan itu didalam hati pun timbul perasaan penasaran tentang siapa mereka ini dan aku juga ingin tau siapa orang yang mereka omongin. jika langsung menoleh kebelakang maka akan terkesan menegaskan kalau aku adalah orang yang mereka omongin, jika seperti itu berarti mereka bisa memutar balikan fakta nantinya. aku harus cari cara bagaimana bisa mengetahui mereka tanpa menimbulkan kesan apa pun.

Dengan sengaja aku pun menjatuhkan pulpenku supaya saat aku mengambilnya aku bisa melirik kearah mereka yang sedang duduk di belakangku. namun pulpen yang aku jatuhkan malah terpental kebelakangku dan jatuh tepat di bawah kursi salah satu wanita itu. dan dengan memasang wajah polos tak berdosa aku pun meminta izin kepada wanita tersebut untuk mengambil pulpenku yang terjatuh, tentu saja dengan nada sopan.

"Permisi, pulpen saya jatuh di bawah kursi situ !", ucapku sangat lembut pada seorang wanita yang duduk membelakangiku.

Wangi yang begitu khas ini mengingatkanku pada seseorang, dari bentuk tubuhnya dan suaranya sepertinya wanita ini adalah anggun wijayanata, dan benar saja dia pun menoleh kepadaku dan kulihat wajah yang tak bersahabatnya menatap padaku.

"Cabut yuk.. najis gue ada disini !", ucapnya dengan menyindirku.

Mendengar sindiran itu aku pun hanya bisa tersenyum kecil dan berharap dalam hati semoga saja kau akan terkena balasannya suatu saat nanti. anggun pun menggeser kursinya lalu berdiri kemudian dia pun melangkah pergi dengan meninggalkan kesan keangkuhannya padaku. setelah mereka pergi aku pun mengambil pulpen yang sengaja aku jatuhkan tadi, dan setelah itu aku pun kembali duduk di kursiku lalu kunikmati lagi secangkir teh hangat yang tersisa setengah itu.

Dan tak selang beberapa lama kemudian datanglah salah satu teman dari anggun, dan dengan sombongnya dia pun melemparkan sebuah amplop tepat di atas mejaku.

"Tuh duit buat bayar semesteran lu, anggun tau lu gak punya duit buat bayar semester ini makanya anggun kasih duit itu buat lu, biar lu bisa fokus belajar untuk bisa ngalahin dirinya !", ucapnya sangat sombong sekali.

"Tapi inget.. jika lu kalah maka lu harus balikin duit itu utuh dan lu harus bisa mengabulkan satu permintaannya !", ucap dari teman anggun.

Setelah dia menyampaikan pesan dari anggun dan memberikan amplop berisi duit itu padaku, wanita itu pun pergi tanpa ada rasa sopannya kepadaku. beginilah kelakuan anak orang kaya yang selalu dimanjakan oleh kedua orang tuanya, dia tidak tau bagaimana susahnya nyari uang sehingga dengan mudahnya dia menghamburkannya begitu saja. sepertinya aku harus memberikan mereka sedikit pelajaran tentang bagaimana cara menghargai uang.

Aku pun beranjak pergi dari kantin setelah membayar secangkir minuman teh hangat itu, ku ikuti arah dimana wanita suruhan anggun tadi berjalan, setapak demi setapak langkah kaki ini akhir sampai pada sebuah ruangan perpustakaan. kuperhatikan sekeliling lalu ku lihat anggun dan kedua temannya sedang membaca buku di salah satu meja yang berada di pojokan, dan dengan santainya aku pun menghampiri anggun lalu aku duduk tepat di depannya.

Melihat keberadaanku yang tiba-tiba saja ada di hadapan mereka, mereka pun nampak kaget sekali dan ingin sekali membentakku, namun karena ini adalah perpustakaan mereka pun menjaga attitude dan etika mereka.

"Hey.. !", sapaku datar.

"Ngapain lu kesini !", ucap anggun padaku dengan nada yang kesal.

"Sssstttt... !", desis mulutku menyuruh mereka untuk diam.

Disaat mereka diam dan memperhatikanku dengan tatapan yang tajam, ku ambil sebuah amplop yang diberikan oleh salah satu teman anggun kepadaku tadi, lalu ku buka amplop tersebut dan kuambil semua duit yang ada di dalam amplop itu. lalu tepat di hadapan mereka aku pun merobek semua duit itu dan robekan itu ku hamburkan tepat ke arah wajah anggun, hingga duit yang sudah terobek-robek itu bertebaran di sekitar wajahnya.

"Gue gak butuh duit lu.. !", ucapku lirih dengan nada serius dan tatapan yang tajam.

Terlihat wajah yang sangat terpukul oleh hinaan yang aku berikan dan tentu saja rasa malu yang sangat menyudutkannya membuatnya geram setengah mati kepadaku, semua orang yang ada di sekitar meja itu memfokuskan pandangannya pada kami, mata mereka tertuju pada aksiku dan robekan uang yang terhambur di sekitar tubuh anggun.

Setelah itu aku pun pergi meninggalkan mereka, dengan begini mental mereka akan merasa seperti aku injak-injak dan perasaan jengkel mereka kepadaku akan semakin menjadi-jadi atau bisa menjadi sebuah kebencian. jika ucapan adrian benar maka sebaiknya aku menggunakan kebencian itu sebagai alat untuk mendapatkan perhatian dari anggun, akan aku ubah kebencian untuk menjadi sebuah cinta, lalu akan ku balas semua hinaanmu padaku.

Dan setelah aku keluar dari perpustakaan itu tiba-tiba anggun mengikutiku dari belakang dan menghentikan langkahku.

"Berhenti !", ucap anggun dengan sedikit membentakku.

Aku pun berhenti dan membalikan tubuhku ke arah anggun, raut mukanya sangat emosi sekali kepadaku.

"Maksud lu apaan tadi ?", tanyanya dengan emosi.

"Balikin duit lu !", ucapku santai.

"Emang kayak gitu caranya.. lu gak pernah di ajarin sopan santun ama ortu lu yaa ?", tanyanya dengan nada tinggi.

"Enggak pernah !", jawabku simpel.

"Gue udah berniat baik untuk bantu lu supaya lu bisa fokus dalam pertaruhan kita, tapi kayak gini balasan lu atas bantuan gue !", ucap anggun dengan mengacuhkan jari telunjuknya kepadaku.

"Iya.. !", ucapku singkat untuk memancing semua emosinya.

Nampak jelas sekali diwajah cantik wanita ini sebuah luapan emosi yang sengaja dia tahan, sepertinya ucapanku tadi benar-benar membakar amarahnya hingga wajahnya berubah seperti ingin sekali menelanku.

"Heh.. gue peringatin lu, lu udah salah milih orang untuk jadi musuh lu !", ucapnya mengancamku.

"Hooaaaammmm.... !", aku sengaja menguap di tengah amarah anggun.

Dengan sangat kesal melihat tingkahku mereka bertiga pergi meninggalkanku di lorong perpustakaan, dan setelah itu giliran diriku yang pergi menelusuri lorong ini. saat ku lihat jam tanganku waktu sudah menunjukan pukul 13:00 siang, lebih baik aku pulang saja sekarang karena dosen pembimbingku juga tidak masuk hari ini. dengan pulang lebih awal aku bisa istirahat sejenak sebelum melakukan aktifitasku yang lainnya yaitu bekerja di caffe.

Pukul 14:00 siang aku pun telah tiba di kontrakanku, ku lihat bu gina dengan menyapu di teras kontrakannya, dia terlihat menyapaku dengan senyuman kecil dari bibirnya. duuuhh.. wanita ini benar-benar menggodaku, otakku mulai berpikir yang aneh-aneh saat melihat bu gina, ini semua gara-gara adrian yang dengan sengaja mengomporiku dengan bu gina, setiap hari aku bertemu dengan bu gina pasti otakku selalu berpikiran untuk mesum dengannya saja.

Kubuka pintu kontrakanku dan aku masuk kedalamnya, saat aku berada di dalam kontrakanku aku mencium aroma dari asap rokok. tentu saja hal ini sangat mencurigakan karena aku bukan cowok perokok, aku hanya merokok jika ditawarin saja. dan sudah dua minggu sejak adrian menginap di kontrakanku, tidak ada lagi asap rokok yang menyelimuti ruangan ini dan adrian pun sudah 2 hari tidak bermain ke kontrakanku, lalu dari mana asap ini berasal, atau apa mungkin asap dari luar masuk ke dalam.

Ehmm... coba kita cek di tempat lain apakah asap ini juga ada disana, aku pun menuju ke kamarku dan saat mau kubuka pintu kamarku ternyata pintunya tidak tertutup dengan rapat, tidak biasanya aku menutup pintuku dengan seperti ini. aroma asap rokok juga tercium di kamarku tapi tidak seperti di ruangan depan yang sangat kental sekali aromanya. lalu ku perhatikan setiap sudut kamarku dan semua barang yang ada di kamar ini.

Spreiku dan kasurku rapih seperti biasanya dan susunan bantal gulingku juga tersusun sempurna, beberapa saat kemudian pandangan mataku tertuju pada sebuah kipas angin yang menghadap ke arah pintu masuk kamarku, tentu saja hal ini sangat mencurigakan karena buat apa aku menghadapkan kipas angin itu ke arah pintu masuk, untuk menguatkan pradugaku aku pun menekan tombol on di kipas angin tersebut, dan hasilnya terlihat jelas bahwa kipas angin itu sengaja di hadapkan ke pintu masuk kamarku dengan kepala kipas angin itu dibuat tidak bisa berputar atau bahasa lainnya dipanjer.

Mungkin hal ini dilakukan untuk mengeluarkan seluruh asap rokok yang ada di kamarku, oleh karena itu mengapa asap rokok di ruangan depan terasa sangat kental di banding kamarku. jika seperti ini berarti telah ada seseorang yang memasuki kontrakanku tanpa seizinku, tujuannya bukanlah mencuri karena barang-barang di kontrakan ini masih utuh dan terkesan sangat rapih sekali seperti sengaja di buat rapih.

Tentang siapa yang berani memasuki kontrakanku tanpa seizinku, pikiranku pun mengarah ke seseorang yaitu adrian temanku sendiri, karena dialah satu-satunya orang yang aku percayakan memegang kunci kontrakanku. kejadian itu terjadi saat dua minggu yang lalu dimana adrian memaksa untuk menginap di kontrakanku saat aku sedang bekerja, mungkin sore itu dia menyempatkan diri untuk menduplikat kunci kontrakanku.

Jika benar seperti itu berarti adrian berbohong kepadaku yang bilang bahwa dia ada acara keluarga, dia sengaja berbohong agar bisa ke kontrakanku. lalu buat apa adrian melakukan semua ini, lalu aku pun memiliki dua kemungkinan tentang sikap adrian yang seperti ini.

Kemungkinan pertama adalah adrian sengaja ingin kesini dengan membohongiku karena ingin mengintip bu gina karena seperti yang telah aku ketahui, adrian sangat terobsesi sekali terhadap bu gina ini. jika di bilang kepadaku kalau ingin ke kontrakanku untuk mengintip bu gina maka bisa dipastikan aku akan melarangnya.

Kemungkinan kedua adalah tentang kelakukan adrian disaat terakhir menginap di rumahku, dia terlihat sedang asyik mencari seorang WP(wanita panggilan) melalui media internet, mungkin saja dia membawa WP tersebut ke kontrakan ini mengingat kontrakan ini selalu kosong saat aku tidak berada disini. jika aku prediksi dari kisaran harga WP di surabaya mungkin sekitar 500K - 1000K itu juga sudah lumayan bagus belum di tambah lagi dengan ongkos hotelnya yang berkisar di harga 250K, paling tidak adrian harus menyiapkan uang 1000K untuk sekali kencan, bilang dilihat dari kemampuan ekonomi adrian duit segitu bisa terlihat lumayan banyak atau sangat berarti baginya, oleh karena itu dia menggunakan kontrakanku untuk memangkas pengeluarannya.

Tapi ini semua masih dalam tahap praduga saja tanpa adanya bukti otentik yang bisa menguatkan asumsiku, untuk bisa menguatkan semua tuduhanku ini aku harus mencari bukti yang keakuratannya tidak bisa dibantahkan oleh adrian. ehmm... kita coba dulu dengan cara yang mainstream yaitu dengan bertanya pada bu gina yang tinggal tepat di sebelah kontrakanku, mungkin saja dia melihat adrian ke kontrakanku. sebenere kalau mau lebih mainstream lagi bisa saja aku tanya ke adrian langsung tapi hal itu pasti akan dibantah mentah-mentah oleh adrian karena posisiku saat ini hanyalah mengandalkan praduga saja tanpa adanya bukti yang bisa memberatkan adrian.

Aku pun pergi keluar untuk menemui bu gina yang sedang menyapu teras rumahnya tadi, sesaat setelah bertemu dengan bu gina akhirnya aku pun melontarkan beberapa pertanyaan kepada bu gina.

"Lagi repot bu yaa.. ?", sapaku dengan bertanya.

"Eehh.. nathan, gak terlalu repot juga.. ada apa nath ?", ucap dari bu gina.

"Anu bu, saya cuma mau tanya.. tadi seharian ibu dirumah atau gak ?", tanyaku.

"Iya seperti biasanya.. paling keluar ngantar anak ke sekolah !", jawab bu gina.

"Ada apa yaa.. ?", tanya balik bu gina.

"Ehmm... tadi ibu ngelihat teman saya si adrian kemari atau gak ?", tanyaku pada bu gina.

"kurang tau tuh.. emang kenapa ?", tanya bu gina.

"Ohh.. gak apa-apa kok bu !", jawabku.

"Kira'in takut tidur sendirian lagi !", ucap dari bu gina menggodaku.

"Bisa aja bu gina ini !", sautku.

Ehmm.. kalau bu gina yang kesehariannya ada dirumah tidak melihat kedatangan adrian lalu bagaimana caraku membuktikan tuduhanku ini, apa ini semua hanya prasangka burukku saja.

"Heh.. kok malah ngelamun !", ucap bu gina.

"Ohh.. iya nih bu, bingung mikirin tugas kuliah !", jawabku.

"Mikirin tugas kuliah atau yang lainnya nih ?", tanya bu gina dengan menggodaku lagi.

"Suami ibu kemana kok gak kelihatan.. !", ucapku mengalihkan perhatian dari bu gina.

"Lagi ke tempat temannya, hayoo... ada apa nih, tadi nyari'in adrian sekarang malah nyari'i suami ibu !", ucapan bu gina membalikan pertanyaanku.

"Yaa ampun... sepertinya aku dicurigai nih !", ucapku.

"Hehehe... emang mencurigakan !", saut bu gina dengan tersenyum kecil.

Tunggu dulu... adrian sudah terlalu sering main kesini dan setiap harinya dia juga memperhatikan bu gina, secara tidak langsung dia juga telah paham kapan bu gina ada atau tidak ada dirumah, disaat bu gina tidak ada dirumah barulah adrian memasuki kontrakanku. apa lagi penduduk disekitar sini juga tau kalau adrian adalah satu-satunya temanku yang pernah maen dikontrakanku, jadi saat adrian memasuki kontrakanku pastilah penduduk sekitar tidak akan merasakan kecurigaan darinya, yang jadi masalah adalah masa iya aku harus menanya'in satu-satu penduduk tentang benar tidaknya adrian ke tempatku hari ini.

Cara paling ampuh untuk membenarkan praduga ini adalah mencari bukti-bukti lainnya yang ditinggalkan oleh adrian, sepertinya adrian sangat ceroboh terbukti dari bau asap rokok yang masih tercium dan kipas angin tersebut kayaknya dia tidak begitu lama meninggalkan kontrakanku, jika perkiraanku benar pasti adrian meninggalkan sesuatu di tempat sampahku.

"Heh.. malah ngelamun lagi !", ucap dari bu gina.

"Jangan sering ngelamun tar kesambet lho !", sautnya lagi.

"Bentar bu.. !", ucapku menghentikan ocehan bu gina.

Ternyata wanita ini aslinya banyak omong juga, walaupun dari luar terlihat sangat santun dengan balutan hijabnya, gak jauh beda dengan adrian. setelah menghentikan ocehan dari bu gina, aku pun mengarahkan langkah kakiku pada tempat sampah yang ada di depan kontrakanku, ku korek-korek tempat sampah itu dengan menggunakan sebatang kayu untuk memcari beberapa bukti lainnya, ku coba untuk mengenali sampah-sampah yang baru saja dibuang dan kulihat ada bungkusan plastik hitam kecil kemudian aku angkat plastik itu dari tempat sampah lalu ku bongkar diteras kontrakanku.

Bungkus rokok, bungkus permen, dan yang terakhir adalah 2 bungkus berwarna merah tertuliskan Sutra, ini adalah bungkus kondom merk sutra. melihat isi sampah ini aku pun merasa yakin kalau ini bukan sampah milikku, aku tidak pernah membeli rokok lalu aku juga tidak pernah ingat membeli permen karet, dan terlebih lagi adalah bungkus kondom ini selama aku hidup di kontrakan ini aku tidak pernah sekalipun menggunakan kondom, jangankan kondom ngesex aja aku tidak pernah selama disini.

"Apa itu nath ?", tanya dari bu gina.

Aduuuuhhh... aku lupa kalau bu gina ada disini, dan bisa dipastikan bu gina melihat isi plastik ini terutama tentang bungkus kondom ini, pikirannya pasti mengira kalau aku melakukan hal yang tidak-tidak. aku juga tidak menyangka kalau isi dalam plastik ini ada bungkus kondomnya. aku harus mencari akal supaya bisa menyangkal semua pertanyaan bu gina.

"Gak tau nih bu.. kok bisa yaa sampah ini ada ditempat sampahku !", ucapku.

"Mungkin aja ada orang iseng kali yang membuang sampah di tempat sampahmu !", ucap lagi bu gina.

"Mungkin saja, tapi kenapa yaa kok buang kesini !", gumamku.

"Mungkin mereka buru-buru terus ngelihat ada tempat sampah di depan kontrakanmu lalu mereka nitip buang sampah di situ deh !", papar dari bu gina.

'Mereka'... penjelasan bu gina barusan seakan-akan menegaskan kalau dia mengetahui tentang kejadian yang sebenarnya, kenapa harus menggunakan kata 'mereka'. jika dia gunakan kata tersebut berarti ada lebih dari satu orang, ehm.... aku mulai mengerti sekarang. sekarang yang harus aku lakukan adalah bersikap normal saja di hadapan bu gina.

"Bisa jadi juga seh bu !", ucapku.

"Lagian kenapa kamu kok tiba-tiba bongkar sampah.. kamu pasti mencurigai kalau adrian tadi dateng kesini yaa !", tanya bu gina.

"Ehmm... gak juga, cuma ke inget aja tadi ada barang yang kemarin ikut kebuang di tempat sampah jadi saya nyari'in tuh barang tapi gak ketemu !", jawabku.

"Ohh.. kira'in !", ucap dari bu gina.

"Yaa udah bu.. saya istirahat dulu !", ucapku santun pada bu gina.

Setelah masuk kedalam kontrakan dan membaringkan tubuhku di atas kasur, aku pun tersenyum-senyum sendiri melihat kelakuan dari si bu gina ini. ternyata tetanggaku ini tidak sepenuhnya jujur kepadaku. jika orang tidak jujur kepada seseorang pastilah ada yang dia sembunyikan, mengenai hal ini pasti antara bu gina dan adrian menyembunyikan sesuatu dariku, mereka berdua bersekongkol supaya aku tidak mengetahui hal tersebut.

Asap rokok, kipas angin dan bungkusan plastik di tempat sampah adalah bukti bahwa telah ada seseorang yang memasuki kontrakanku tapi bukti tersebut belum bisa menjerat adrian sebagai pelaku utama selama aku belum bisa menemukan saksi kunci yang melihat langsung adrian memasuki kontrakanku, tanpa saksi kunci semua bukti ini masih bisa di bantahkan. yang jadi masalah sekarang adalah aku telah menetapkan adrian sebagai tersangka jadi tidak mungkin aku mengkorek keterangan dari dirinya, sementara itu bu gina tetanggaku sangat jelas dia telah berbohong dan tidak mungkin bagiku untuk memaksanya untuk berkata jujur.

Jika dugaanku yang menyebutkan bahwa bu gina sengaja bersekongkol dengan adrian maka bisa di pastikan sekarang ini bu gina telah mencurigaiku setelah melihat aksiku yang membongkar tempat sampah tadi, dan kemungkinan besar juga kalau bu gina akan menghubungi adrian dan memberitahukan tentang hal tersebut. dengan begini pastilah adrian akan bersikap seperti tidak ada apa-apa, tapi tetap saja aku tidak akan menanyakan apa pun yang berhubungan dengan hal ini kepadanya. jika kau mencurigai seseorang maka jangan tunjukan gelagat yang mencurigakan atau dia akan menjauh darimu, karena sebelum kau mencurigainya dia telah memasang kecurigaan lebih dulu padamu.

Ehmm... lalu hal apa yang mereka sembunyikan dariku, Ohh.. mungkin saja adrian memasukan WP kedalam kontrakanku dan ketahuan oleh bu gina lalu dengan jurus SSI yang di miliki oleh adrian dia pun membujuk bu gina untuk tidak menceritakan hal tersebut padaku, oleh karena itu bu gina berbohong kepadaku tadi. baiklah sekarang kita otak-atik teka-teki ini, di mulai dari saat aku bertemu dengan adrian di kampus.

Hari ini aku berangkat kuliah pukul 07:00 pagi dan adrian bertemu adrian di kampus pukul 08:00 pagi, lalu 08:30 menit kemudian dia pun berpamitan pulang dengan alasan ada urusan keluarga. perjalanan dari tempat tinggalku jka di tempuh pakai motor bisa memakan waktu 40 menit namun bila naik bus kota kurang lebih 60 menit sudah termasuk dengan jalan kakinya yang menelusuri gang-gang kecil. sedangkan aku tiba di kontrakan pukul 14:00, berarti waktu yang di gunakan adrian selama dikontrakanku adalah antara jam 09:00/09:30 sampai dengan 13:30/13:45, atau lebih jelasnya sudah 4 jam lebih si adrian berada di kontrakanku.

Ok, sekarang kita gabungkan dengan wanita panggilan tersebut. pertama adalah dengan ditemukannya dua bungkus kondom berarti 2 kali permainan atau 2 kali croot, dalam dunia perlendiran short time biasanya satu kali croot dengan durasi antara 1 - 1,5 jam dan long time durasinya bisa lebih panjang yaitu bisa sampai 4 - 5 jam dan croottnya pun bisa lebih dari sekali. jika adrian menyewa WP tersebut long time sepertinya sangat kecil kemungkinan tersebut karena aku sangat paham akan keuangannya, jadi kemungkinan terbesar adalah dia menyewa WP tersebut short time dan untuk memangkas budget dia gunakan kontrakanku ini, mengenai kenapa bisa ada 2 bungkus kondom yang dia gunakan pastilah tidak jauh dari ilmu SSI-nya yang sudah tingkat dewa, dengan speak-an mautnya dia bisa membujuk WP tersebut untuk mau ngesex lagi, apa lagi tampang gantengnya yang bisa buat cewek-cewek kepincut. tapi dari semua pejelasanku tersebut masih ada satu kemungkinan lagi walaupun kemungkinan ini sangatlah kecil.

Baiklah... kalau ingin bermain-main denganku, aku akan memberikanmu kejutan kecil supaya kau tidak pernah lagi mengganggu seekor singa yang sedang tertidur !.  

Unfaithfull (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang