Novel Unfaithfull - 2

444 2 1
                                    

20:15, TKP Pembunuhan Yohan


"Hahaha.. lucu banget seh kamu", ucap dari herlina menertawaiku.

"Resek kamu tuh", sautku rada kesel padanya.

"Udah jangan berisik tar ketahuan lho", ucap dari herlina.

Pakaian jas coklat panjang selutut, sebuah topi ala detektif dan sebuah kaca mata hitam menggelapkan pandanganku, di tambah masker menutupi hidung dan mulutku, terlihat kalau aku ini seperti orang sakit saja. herlina sengaja memberiku pakaian seperti ini agar aku tidak di ketahui oleh kalayak ramai, karena bisa repot nantinya kalau sampai orang-orang tau aku bisa berkeliaran dengan bebas di luar penjara karena posisi sekarang masih sebagai tersangka.

Dan sekarang ini aku sedang berjalan menuju kearah parkiran mobil untuk menuju ke tempat dimana daniel berada karena disana sedang di temukan sosok mayat yang menurut kabar adalah yohan garnett suami dari bella aprillia. kematiannya memang sudah aku prediksi namun aku tidak menyangkah kalau bakal secepat ini dia bakal di eksekusi oleh dirinya.

"Berdua doank ?", tanyaku pada herlina.

"Gak, aku minta di temani oleh orang kepercayaanku disini, kita berempat", ucap dari herlina menjawab pertanyaanku.

"Baguslah", sautku.

Aku dan herlina pun memasuki sebuah mobil yang dimana di dalam mobil tersebut sudah ada dua orang yang berada di dalamnya dan duduk di bagian kursi depan, sedangkan aku dan herlina pun duduk di kursi belakang. laju mobil melesat dengan cepat menuju tempat yang di sebutkan oleh daniel seperti pada pesan di handphone herlina, sebuah kamar hotel di salah satu surabaya pusat.

Dan sesampainya di tujuan...

"Selamat malam pak", ucap sapa dari herlina pada daniel.

"Ohh.. sudah datang ternyata", ucap daniel pada herlina setelah melihat kedatanganku dan herlina.

Sosok daniel sedang serius sekali dalam TKP ini, dia berdiri dengan melihat semmua anak buahnya sedang mengolah TKP. lalu dia pun menghampiri herlina dan juga diriku yang sedang menyamar, nampak sekali dari wajahnya kalau daniel sangat kebinggungan dengan kasus yang dia sedan tangani ini.

"Siapa dia ?", tanya dari daniel lirih pada herlina dengan sorot mata tertuju padaku.

"Nathael", jawab herlina berbisik pad daniel.

"Ohh.. baguslah kalau begitu dengan begini dia tidak akan di ketahui oleh yang lainnya", gumam lirih dari daniel.

"Kenapa memanggil kita kemari ?", tanya dari herlina.

"Aku membutuhkan bantuanmu dan juga dia untuk menganalisa dari TKP ini", ucap dari daniel.

"Aneh sekali, seorang musuh penyelidik meminta bantuan pada tersangka", ucap dari herlina pada daniel.

"Sudahlah, tidak apa-apa membantunya", sautku pada herlina.

"Terima kasih", ucap dari daniel.

Kemudian aku pun masuk kedalam kamar hotel dimana tempat mayat korban di temukan meninggal, langkah kaki di temani dengan herlina dan juga dengan daniel. tiga orang anak buah yohan sedang melakukan oleh TKP di tempat kejadian, semua terlihat sangat hati-hati dalam melakukan olah TKP ini sedangkan aku hanya melihat saja kerja mereka dengan memperhatikan setiap sudut ruangan ini.

"Aku mengizinkanmu untuk melakukan olah TKP tapi harus dalam pengawasanku", ucap dari daniel padaku.

"Baiklah, teruskan saja olah TKPnya dan setelah selesai aku ingin melihat hasil dan kesimpulan dari mereka atas olah TKP ini", ucapku pada daniel.

"Kau tidak ingin terlibat langsung ?", tanya daniel padaku.

"Nanti saja setelah mereka semua selesai, terlalu ramai aku jadi tidak bisa berpikir", jawabku pada daniel.

"Terserah dirimu saja", saut dari daniel.

"Bisa aku bertanya sesuatu padamu", ucapku selanjutnya pada daniel.

"Silahkan", sautnya.

"Jam berapa kau mendapatkan informasi tentang peristiwa ini ?", tanyaku pada daniel.

"Tadi waktu pukul 18:45", jawab daniel.

"Siapa yang melapor pertama kali tentang penemuan korban ini ?", tanyaku lagi.

"Pelayan hotel", jawab dari daniel.

"Berarti sekitar pukul 18:30 pelayan itu mengetahui tentang kematian korban, kenapa bisa pelayan tersebut datang ke kamar korban pada jam seperti itu ?", tanyaku pada daniel.

"Sebelum korban meninggal, korban memesan makanan dan saat di antar ke kamar korban, pelayan tersebut mendapati kalau pintu kamar tidak terkunci dan di dalam kamar korban telah meninggal", jawab dari daniel.

"Sudah dapet rekaman CCTV nya ?", tanyaku pada daniel.

"Baru saja aku menyuruh anak buahku untuk meminta rekaman CCTV itu", jawab daniel lagi.

Ada satu hal yang masih mengganjal di otakku, yaitu tentang sifat dari daniel yang selalu saja menentangku kini berubah dan membiarkanku untuk menyaksikan olah TKP ini dan bahkan dia pun menyuruhku untuk terjun langsung melakukan olah TKP. sangat aneh dan mencurigakan tapi hal ini bisa membantuku untuk meringkus pelakunya.

"Apa alasan utamamu mempercayaiku untuk melakukan olah TKP ini ?", tanyaku pada daniel.

"Ini.. sebuah novel yang terbakar", ucap dari daniel dengan menunjukan sebuah novel yang hampir hangus terbakar.

"Sepertinya semua analisa dan prediksimu memang benar adanya, kau benar-benar sangat hebat nath", sambung dari daniel dengan menyanjungku.

Novel tersebut terbungkus oleh sebuah pembungkus plastik yang bening jadi aku bisa melihatnya sangat jelas, novel unfaithful yang telah menghilang kita aku bisa menemukannya lagi namun dalam keadaan yang sangat rusak karena hangus terbakar. tidak keseluruhan novel ini terbakar, tapi hanya pada bagian belakangnya saja yang terbakar habis, sedangkan bagian depan masih bisa untuk di baca atau tidak terlalu parah.

"Unfaithful, dimana novel ini di temukan ?", tanya herlina kaget melihat novel itu ditemukan.

"Di kamar korban, tepatnya pada sebuah tempat sampah", jawab dari daniel.

"Semua ini sesuai dengan prediksimu nath", ucap herlina padaku.

"Memang benar, dan dari sini aku bisa mengetahui kalau pelaku pembunuhan ini bukanlah orang pintar tapi orang yang sangat bodoh karena dia dengan mudah masuk dalam perangkapku", ucapku pada herlina.

"Masuk dalam perangkapmu, apa maksudnya ?", tanya daniel padaku.

"Nanti akan aku jelaskan jika aku sudah menemukan bukti-buktinya, untuk saat ini semua prediksiku hanyalah sebuah bualan saja tanpa adanya bukti yang kuat", ucapku pada daniel.

"Tidak heran jika banyak orang-orang yang bilang kalau aku ini adalah orang bodoh karena telah salah memilih lawan", ucap daniel sendiri.

"Maksudmu dirimu dan aku", sautku.

"Yaa.. sepertinya memang benar jika aku bukanlah tandinganmu", ucap dari daniel padaku.

"Sudah terlambat kau menyadarinya karena aku rencanaku untuk telah berjalan, yang perlu kau lakukan hanyalah berdoa kepada tuhan atas semua kesalahanmu", ucapku pada daniel dengan nada sedikit mengancam.

"Hahaha.. terserah dirimu, aku akan terus berusaha sampai titik darah penghabisan untuk mengalahkanmu", ucap dari daniel yang nampak frustasi menghadapi kasus ini.

"Sepertinya otakmu sudah mulai stress, lebih baik jika kau pensiun saja dari kepolisian", ucapku pada daniel.

"Kita tunggu saja permainan ini sampai selesai", ucap dari daniel.

Tidak selang lama kemudian tiba-tiba semua anak buah dari daniel keluar dari kamar tersebut menuju keluar dimana tempat kami bertiga sedang mengobrol. sepertinya mereka telah selesai melakukan olah TKP di tempat ini, semoga saja di dapati sidik jari dari pelakunya. dan sekarang saatnya aku untuk beraksi melakukan pengamatan dalam ruangan tersebut untuk mencari kejanggalan yang ada.

"Lapor pak, semua sudah selesai di cek", ucap dari anak buah daniel.

"Hasilnya ?", tanya dari daniel.

"Untuk sidik jarinya mungkin menunggu beberapa jam lagi pak", ucap dari anak buah daniel.

"Lalu kesimpulan yang di dapat dari olah TKP ini apa ?", tanya dari daniel pada anak buahnya.

"Sepertinya korban bunuh diri bukan di bunuh pak", jawab dari anak buah daniel.

"Kenapa bisa seperti itu, atas dasar apa kau bisa menyimpulkan kalau korban bunuh diri ?", tanya dari daniel.

"Ada bekas sayatan di pergelangan tangan korban sebelah kiri atau di nadi korban, dan kemudian yang benar-benar membuat korban terbunuh adalah peluru dari senjata api yang menembus kepala korban", ucap dari anak buah daniel.

"Bunuh diri yaa.. !", ucap daniel dengan sangat berpikir keras.

"Tunggu dulu, jika benar dia bunuh diri lalu kenapa dia harus melakukan dua hal bersamaan, menyayat nadinya sendiri dan kemudian menembak kepalanya ?", tanya dari herlina.

"Mungkin korban tidak kuat menahan rasa sakit saat nadinya tersayat lalu korban ingin mengakhirinya dengan lebih cepat dengan menembak kepalanya sendiri", jawab dari anak buah daniel.

"Jika di situ ada senjata api kenapa dia harus memilih menyayat nadinya, kenapa tidak langsung saja mengunakan senjata api itu untuk membunuh dirinya langsung ?", tanya herlina dengan memaparkan kecurigaannya.

"Bener juga ucapanmu.. tolong selidiki lagi dan usahakan secepat mungkin dapatkan sidik jari yang ada disana", saut dari daniel dengan memerintah anak buahnya.

"Siap pak !", ucap tegas anak buah daniel.

Anak buah daniel pun pergi melaksanakan apa yang di perintahkan oleh daniel, mereka sangat menurut sekali dengan daniel yang merupakan atasan mereka. dan dari keterangan yang telah di sampaikan oleh anak buah daniel tadi aku mencium aroma tidak sedap dari kematian yohan kali ini, dan apa yang di katakan oleh herlina ada benarnya juga. hal ini benar-benar membuatku untuk tidak sabar ingin memulai memecahkan misteri yang telah di tulis oleh hans dalam ceritanya.

"Boleh aku masuk dan melakukan olah TKP", ucapku pada daniel meminta izin.

"Silahkan.. aku akan menemanimu beserta herlina juga", ucap dari daniel.

Aku pun masuk ke dalam kamar tersebut dan mulai beraksi untuk mencari-cari apa saja yang mencurigakan dan bisa di jadikan bukti. langkah demi langkah terus saja melangkah tanpa henti dan tak kenal akan rasa takut, semua ini aku lakukan karena penasaran dengan apa yang hans tulis di novel unfaithful karyanya itu.

Saat aku masuk ke dalam kamar tersebut aku mulai memperhatikan setiap detail ruangan ini dan setiap sudut tidak lepas dari pengamatanku. yang paling pertama aku lihat adalah ceceran darah dari korban yang sangat banyak menggenangi lantai dan tempat tidurnya, ruangan ini begitu sangat rapih tidak ada unsur kekerasan, paksaan atau pun perkelahian sama sekali.

"Kapan hasil otopsi bisa di dapatkan ?", tanyaku pada daniel.

"Mungkin besok karena mayatnya baru saja di bawa ke rumah sakit", jawab daniel.

Ruangan ini benar-benar sangat rapih dan terlihat tidak terjadi apa pun disini, hanya sebuah mayat dan ceceran darah yang membekas pada sprei dan lantai saja. pintu masuk dan pintu kamar mandi tidak terlihat mencurigakan, lalu aku mencoba masuk ke dalam kamar mandi di ruangan ini, di dalam kamar mandi tidak ada satu pun hal yang membuatku merasa ada kejanggalan, semua nampak sangat wajar.

Setelah itu aku kembali lagi ke ruangan tempat tidur dimana korban di temukan, di saat bersamaan aku melihat ada sesuatu yang sangat mengganjal kali ini yaitu pecahan kaca dari sebuah cermin namun aku tidak menemukan cermin tersebut. mungin semua bukti sudah di ambil oleh anak buah daniel untuk bahan penyelidikan.

"Ada bukti berubah cermin atau tidak ?", tanyaku pada daniel.

"Semua barang bukti sudah di kumpulkan disini", saut dari herlina menjawab pertanyaanku.

"Boleh aku melihatnya ?", tanyaku pada daniel.

"Silahkan saja", jawab daniel.

Dari semua kumpulan bukti-bukti itu nampak bingkai cermin yang retak dan kacanya pun pecah, dari pecahan tersebut terlihat pecahan kaca itu terlumuri darah. mungkin pecahan kaca inilah yang di gunakan untuk menyayat nadi dari yohan, melihat dan membayangkannya saja aku benar-benar tidak kuat merasa ngilu sekali kalau pecahan kaca ini menyayat nadiku, pasti perih dan sakit sekali sebelum aku menghembuskan nafas terakhirku.

Bukti kedua adalah sebuah senjata api berupa pistol genggam, nampak disana dengan butir-butir pelurunya yang masih tersisa empat buah. dari sini aku menaruh kecurigaan tentang hal tersebut kalau di lihat dari lubang peluru yang ad di pistol itu nampak bisa di isi dengan enam buah peluru namun sisa empat peluru, jika satu peluru saja bisa membunuh orang lalu satu peluru lagi kemana dan digunakan untuk apa.

Bukti ketiga adalah sebuah tempat sampah dari plastik dimana disinilah buku unfaithful di temukan berdasarkan keterangan yang aku dapatkan dari daniel. dari sini aku juga mencium kecurigaan terhadap tempat sampah ini, jika benar buku itu di bakar di dalam tempat sampah ini lalu kenapa tempat sampah ini tidak melepuh karena api atau setidaknya ada bekas karena pembakaran.

Lalu mataku tertuju pada sebuah kereta makanan yang biasa di gunakan oleh pelayan hotel ini untuk mengirimkan makanan, saat aku lihat makanan itu masih belum tersentuh apa pun dan semua makanan masih tertata rapih. aku pun mencium dan mengecek makanan tersebut apa ada yang mencurigakan dari makanan ini. tapi di bagian bawah kereta ini nampak tumpukan piring-piring bekas makanan.

"Itu baru di pesan jadi gak mungkin makanan itu ada hubungannya dengan kematian korban", ucap dari daniel saat melihatku mengecek makanan tersebut.

"Dimana pelayan itu ?", tanyaku pada daniel.

"Sedang di interogasi oleh anak buahku", jawab dari daniel.

"Bisa minta suruh dia kemari sebentar", pintaku pada daniel.

"Aku akan panggilkan untukmu", ucap dari daniel.

"Kau tidak perlu pergi", sautku pada daniel.

"Lin.. aku minta tolong, tolong cari informasi tentang senjata api yang di gunakan oleh korban", suruhku pada herlina.

"Ehm.. dan juga suruh pelayan itu kemari", imbuhku lagi.

"Baiklah", saut herlina dengan hendak bergegas pergi.

"Tunggu dulu, masih ada lagi", ucapku pada herlina menghentikan langkahnya.

"Apa itu ?", tanya dari herlina.

"Aku butuh keterangan tentang semua tamu yang pernah menginap di kamar ini dan juga kamar yang ada di samping kanan kiri dari kamar ini, dan juga kamar yang tepat berada di depan dari kamar ini", ucapku pada herlina.

"Jangka waktunya ?", tanya dari herlina.

"Coba saja kita mulai dari 2 minggu sebelum hari ini", jawabku pada herlina.

"Baiklah, jika tidak ada yang di perlukan lagi aku akan pergi mencari data yang kamu perlukan", ucap dari herlina.

"Sudah itu saja dulu, terima kasih yaa", ucapku pada herlina dengan sedikit tersenyum.

Sangat rapih dan lebih rapih dari trik pembunuhan sebelumnya, aku hanya bisa berharap pada penemuan sidik jari dan juga hasil otopsi saja, tapi jika tidak di temukan sidik jari pelaku dan juga hasil otopsi menghasilkan sesuatu yang normal maka aku harus memutar otak lebih keras lagi. aku sangat yakin sekali jika yohan mati dibunuh olehnya, aku sudah memiliki beberapa kebohongannya dan juga alasan akan keterlibatannya tapi aku masih butuh bukti kalau dialah orang yang membunuh korban karena dengan begitu aku bisa menjeratnya dengan hukuman mati.

"Kau sudah menemukan titik terang dari kasus ini ?", tanya dari daniel.

"Entah kenapa aku memiliki firasat jika korban bukan bunuh diri melainkan di bunuh", jawabku.

"Aku juga berpikir demikian", saut daniel.

"Dari mana kau bisa berpikir seperti itu ?", tanyaku pada daniel.

"Dari semua analisa yang kau beberkan kemarin dan ucapan-ucapanmu yang sangat mencurigakan, aku yakin jika kematian dari korban ini memang sudah kau ketahui atau dalam perencanaanmu untuk mengungkap pelaku sebenarnya", jawab daniel.

"Kau kan sempat bilang kalau pelaku dari pembunuhan bella lebih dari satu orang, dan kau juga menempatkan yohan sebagai tersangkanya tapi sekarang yohan sudah mati dan pelaku yang lainnya ikut mmati bersaya dengan dirinya", imbuh dari daniel.

"Memang benar, tapi aku tidak percaya jika pembunuhan ini jauh lebih rapih dari sebelumnya", ucapku sendiri.

"Itu karena pembunuhan kali ini bukan dirimu yang terlibat langsung, jauh berbeda dengan pembunuhan bella", ucap dari daniel.

"Ehm... apa yang kau ucapkan benar juga, tentang bella aku sudah mengenalnya dan tau banget tentang dirinya serta kondisi di TKP tapi kali ini aku tidak begitu mengenal yohan dan juga TKP ini benar-benar masih perlu untuk di cermati lagi secara detail dan teliti", ucapku pada daniel.

"Bahkan dengan orang-orang terdekatnya kan", saut daniel.

"Benar", ucapku.

Setelah cukup lama berbincang dengan daniel akhirnya datang seseorang pelayan dengan di antar oleh anak buah daniel, seorang wanita muda yang ternyata menjadi pelayan yang mengantar makanan untuk korban. lalu aku pun memulai melontarkan pertanyaan kepadanya untuk mengetahui apa yang telah terjadi sebelum korban meninggal.

"Apa benar dia pelayan yang mengirim makanan pada korban ?", tanyaku pada daniel.

"Benar", jawab daniel dengan singkat.

"Siapa namamu ?", tanyaku pada wanita ini.

"Nirmala Anggun Ardhani", jawabnya dengan menatapku sayu.

"Biasa di panggil ?", tanyaku lagi.

"Anggun", jawabnya.

"Apa benar kau yang pertama kali tau tentang kematian korban ?", tanyaku pada anggun.

"Iya pak, benar", jawabnya dengan nada datar.

"Saat kau masuk ke kamar ini korban masih bernyawa atau tidak ?", tanyaku pada anggun.

"Tidak pak", jawabnya lagi.

"Pelayan di hotel ini bekerja dalam berapa shift ?", tanyaku lagi.

"3 shift pak", jawabnya.

"Waktunya ?", tanyaku pada anggun.

"Shift pertama jam 08:00 - 16:00, shift kedua jam 16:00 - 00:00, shift ketiga jam 00:00 - 08:00", jawab detail dari anggun.

"Berarti hari ini kau shift kedua, kau sering mengantar makanan ke kamar ini ?", tanyaku padanya lagi.

"Pertama kali ini pak", jawabnya singkat.

"Apa saja yang kau bawa dalam kereta makanan itu ?", tanyaku pada dengan menatapnya serius.

"Makanan nasi goreng, jus jeruk, roti bolu semua sesuai dengan pesanan korban, pak", jawab dari anggun kali ini dia sedikit mengerutkan dahinya seperti sedang berpikir.

"Hanya itu saja ?", tanyaku menyakinkan jawab dari anggun.

"Sepertinya iya, maaf pak saya sedikit lupa dengan pesanan yang di pesan oleh korban", ucap dari anggun.
Sepertinya aku menemukan sedikit titik terang dari masalah ini, aku sangat yakin sekali jika akan ada sebuah kesalahan dalam pelaksanaannya. jika pelakunya adalah hans mungkin aku tidak akan bisa mencium sedikit pun kecurigaan tapi kali ini pelakunya adalah manusia bodoh yang sangat ceroboh jadi kesalahan itu pastilah ada.

"Aku ingin wanita ini di bawa ke kantor dan jangan izinkan dia keluar atau pun di jenguk oleh siapa pun", ucap ku pada daniel agar mengamankan wanita ini.

"Tapi pak saya tidak tau apa-apa !", ucap panik anggun saat mengetahui akan di amankan oleh pihak berwajib.

"Tenang saja, kau hanya di amankan saja karena nyawamu dalam bahaya", ucapku menenangkannya.

"Bawa dia ke kantor untuk di korek keterangan lebih lanjut dan jadi saksi atas kasus ini", ucap daniel pada anak buahnya.

Anak buah daniel pun membawa anggun untuk di amankan di kantor polisi, hal ini memang sengaja aku lakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan. karena anggun inilah salah satu missing link yang bisa di gunakan untuk menyambungkan semua misteri dari pembunuhan ini.

"Ngomong-ngomong kenapa kau mengatakan kalau nyawanya akan terancam ?", tanya dari daniel.

"Aku hanya menggertaknya saja karena keterangan yang dia berikan tidak sepenuh benar", jawabku

"Darimana kau bisa tahu ?", tanyanya lagi.

"Hal terpenting dalam sebuah komunikasi adalah mendengar yang tidak terucap", ucapku pada daniel.

"Boleh juga.. !", ucap daniel dengan mengangguk-anggukan kepalanya.  

Unfaithfull (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang