Chapter POV - 1

428 2 0
                                    

Anggun Wijayanata


"Tok.. tok.. tok.. ", suara seseorang sedang mengetuk pintu kamarku.

"Anggun... bangun nak, mama bawa'in sarapan nih !", ucap dari mamaku sambil menggerakan gagang pintuku untuk bisa masuk ke kamarku.

"Anggun... buka pintu nak !", saut mamaku lagi dengan sedikit keras.

"Hoamm.... ", dengan sedikit menguap aku pun mengkucek-kucek mataku setelah mendengarkan suara mama yang mengetuk dan memanggil namaku, ku kibaskan selimut yang menutupi tubuhku lalu aku pun beranjak dari tempat tidur untuk membuka pintu kamarku yang terkunci, dengan langkah sempoyongan dan nyawa yang belum menyatu ku bukalah pintu tersebut.

"Da pa ma.. ?", tanyaku dengan mata masih redup redam menahan kantuk.

"Mama buatin sarapan untukmu, makan gih.. !", ucap dari mama.

"Tar !", ucapku seingkat dengan berjalan ke arah tempat tidurku lagi untuk menuntaskan rasa kantukku.

"Heh.. udah jam 08:00 lho, kamu gak ke kampus apa ?", tanya mamaku dengan mengikuti langkahku.

"Bruuuukkk.. ", suara dari tubuhku yang terbaring keras di atas tempat tidurku.

"Libur !", jawabku singkat.

"Yaa udah kalau gitu bangun dulu dan buruan makan tar kamu sakit lho !", ucap dari mamaku lagi dengan menaruh sarapanku di atas meja riasku.

"Udahlah ma... jangan berisik, anggun gak mau berantem lagi dengan mama... tar kalau anggun lapar juga pasti anggun makan kok !", ucapku dengan kesalnya karena kebawelan mamanya.

"Maafin mama yaa nak !", ucap dari mamaku dengan membelai rambutku.

"Arrgghh.. berisik banget !", ucapku kesel.

Karena tidak tahan dengan sifat mamaku yang mencoba mengusik acara tidurku, aku pun segera bangun dari tempat tidur dan menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi agar mama mau keluar dari kamar pribadiku.

"Anggun... !", ucap mamaku dengan terlihat sedih.

"Braaaakkk... ", suara pintu kamar mandi yang aku tutup dengan kerasnya.

Kunyalakan shower dan aku pun duduk di lantai kamar mandi dengan merenungi semua yang terjadi antara aku dan juga mamaku. air dari shower mengucur deras membasahi tubuhku dan mendinginkan otakku yang sedang di landa kemelut permasalahan ini. aku benar-benar sangat kesal dengan mamaku karena terlalu jauh memcampuri urusan pribadiku.

Kekesalanku dikarenakan oleh sifat mama yang berani-beraninya melarang hubunganku dengan nathael, sebenarnya bukan karena apa-apa tapi terlebih rusaknya semua rencanaku yang ingin sekali mengetahui siapa sebenarnya sosok nathael tersebut. dan karena ulah mamaku kemarin nathael pun meneleponku untuk dan sangat marah kepadaku, nathael bilang kalau dia tidak ingin kenal lagi denganku.
Disamping semua itu juga sifat mamaku terkesan sangat mendadak berubah dengan sendirinya, biasanya dia sangat masa bodoh dengan apa yang aku lakukan tapi tidak saat aku sedang berhubungan dengan nathael, dia dengan spontan melarangku sampai-sampai harus mengikuti kita berdua saat nonton bioskop malam itu, benar-benar menjengkelkan.

"Sudahlah tidak ada gunanya seperti ini terus !", ucapku sendiri.

Aku bergerak untuk melepaskan semua pakaianku dan mengambil sabun untuk membasuh seluruh tubuhku, aku pun mandi untuk menyegarkan seluruh tubuhku. setelah selesai membersihkan tubuhku aku membilasnya dengan handuk dan keluar dari kamar mandi untuk mengambil baju ganti.

Kulihat mama tak ada lagi di kamar tidurku, aku pun membuka lemari pakaianku dan memilih kaos dan celana pendek untuk kukenakan. ku minum susu yang di sediakan oleh mamaku dan kemudian aku pun keluar dari kamar tidurku untuk menuju ke ruang keluarga, disana aku pun melihat mamaku sedang menyaksikan sebuah acara di televisi. aku pun lalu mendekatinya dan duduk disampingnya, aku ingin mencoba mengobrol lebih dekat dengan mamaku dan juga ingin meminta maaf atas kelakuanku tadi.

"Gak kerja ma ?", tanyaku pada mamaku sembari duduk di sampingnya.

"Mama lagi ingin di rumah !", jawab dari mamaku.

"Papa kapan pulang ?", tanyaku lagi.

"Minggu depan mungkin !", jawab dari mamaku.

"Kamu udah makan sarapannya ?", tanya balik mamaku.

"Cuma minum susunya aja !", jawabku.

"Kenapa kok gak di makan ?", tanya mamaku.

"Diet !", jawabku singkat.

"Ohh iya.. kamu udah lihat berita terbaru belum ?", tanya mamaku padaku.

"Berita apaan ?", tanyaku balik.

"Tentang kekasih barumu itu !", jawab mamaku sangat santai.

"Nathael maksud mama ?", tanyaku pada mama.

"Iya.. !", jawab mamaku.

"Dia itu cuma teman ma... tidak lebih dari itu !", ucapku pada mama rada kesel.

Lagi-lagi disaat aku sudah ingin untuk berbicara baik-baik dengan mamaku, mama memancing omongan yang menyindirku. hal ini membuatku merasa sangat jengkel saja untuk mulai berbicara dengan mamaku.

"Emang ada berita apaan seh ?", tanyaku pada mamaku.

"Lihat nih berita !", ucap dari mama menyuruhku untuk memperhatikan berita yang ada di televisi.

Aku pun memperhatikan setiap tayangan berita gosip yang memuat berita-berita dari selebritis tanah air, dan saat aku perhatikan ternyata kali ini berita yang memunculkan nama selebritis christine aprillia yang di gosipkan sedang dekat dengan seorang anak pengusaha yang tidak di ketahui identitasnya, namun saat aku melihat tayangan tersebut aku melihat sosok yangs sangat tidak asing sedang berjalan berduaan dengan christine aprillia, nampak sekali pria tersebut menghidari sorot kamera dari wartawan, namun sekilas nampak wajahnya yang sangat ku kenal, dia adalah nathael teman kampusku.

"Itu nathael !", gumamku lirih.

"Benar kan kata mama kalau cowokmu itu bukan cowok yang baik-baik dan gak pantes denganmu !", ucap dari mamaku.

"Aku gak tau kalau dia itu anak seorang pengusaha batu bara !", ucapku dengan melototi televisi.

"Bukan masalah dia itu anak pengusaha tapi kelakuannya yang menjalin hubungan dengan artis yang usianya jauh lebih tua darinya !", ucap dari mamaku.

"Tapi ini kan masih gosip dan kebenarannya juga masih perlu di tanyakan !", ucapku pada mamaku.

"Tapi teteap saja masyarakat udah memberikan cap yang buruk pada cowokmu itu dan juga si artis itu !", saut mamaku.

"Biasa saja ini hanya akal-akalan media atau hanya sebuah sensasi yang sengaja di buat untuk mengdongkrak popularitas dari artis tersebut !", ucapku pada mamaku dengan mata masih menyimak berita di televisi.

"Yang mama permasalahkan adalah sosok nathael yang ada dalam pemberitaan itu, apa pun itu alibinya sudah jelas kalau nathael itu adalah cowok yang gak baik, cowok yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang !", ucap dari mamaku dengan penekanan imek jelek pada nathael.

"Ehm... aku gak yakin kalau nathael seperti itu !", gumamku lirih.

"Anggun.. sekali-kali dengerin mama, nathael itu bukan cowok yang baik untukmu nak !", ucap mama merayuku untuk melupakan nathael.

"Aku ke kamar dulu, mau habisin sarapan !", ucapku mengalihkan perhatian dan sentak beranjak pergi meninggalkan mamaku.

Aku berjalan menuju ke kamar untuk menelepon seseorang dan memastikan bahwa pemberitaan itu benar atau tidak. siapa lagi kalau bukan si adrian teman dekat dari nathael, banyak sedikitnya dia pasti memiliki fellling tentang kebenaran berita tersebut. dan sesampainya di dalam kamar aku pun mengambil handphoneku dan segera menelepon adrian.

"Hallo adrian !", sapaku.

"Haish... tumben banget telepon nih, kangen yaa !", ucap dari adrian menggodaku.

"Jangan bawel.. gue ingin tanya sesuatu ama lu !", sautku menghentikan rayuan dari adrian.

"Tanya apaan.. pasti tentang nathael yang jadi artis dadakan itu yaa !", celetuk dari adrian.

"Iya bener.. gue ingin tau tentang kebenaran berita itu ?", tanyaku pada adrian.

"Emang tuh berita bener apa adanya !", jawabnya dengan lugas.

"Si nathael anak dari pengusaha batu bara ?", tanyaku menegaskan pernyataan dari berita tersebut.

"Kalau tentang itu gue gak tau !", saut dari adrian dengan ketusnya.

"Terus yang lu tau apaan ?", tanyaku pada adrian.

"Yang gue si nathael itu simpenan tante-tante, dan mobil yang biasanya dia pakai buat jalan bareng ama lu tuh mobilnya si tante yang melihara dia !", penjelasan adrian.

"Siapa tante yang punya mobil tersebut ?", tanyaku lagi pada adrian.

"Gak tau tapi yang gue tau tante itu rumahnya di perumahan daerah pakuwon !", jawab dari adrian.

"Ehm.. ya udah deh kalau gitu !", ucapku pada adrian ingin menyudahi pembicaraan ini.

"Ehh.. tunggu dulu !", saut dari adrian dengan cepatnya untuk menahanku mengakhiri pembicaraan ini.

"Apa ?", tanyaku.

"Gue mau nagih janji lu... kalau gue bantu lu, lu bakal mau jadi cewek gue !", ucap dari adrian.

"Sekarang gue mau tanya ama lu.. bisa gak lu jelasin ke gue tentang latar belakang dari nathael ?", tanyaku pada adrian.

"Kan udah gue jelasin semua yang gue tau tentang nathael, bahkan gue sampai bela-bela'in intai si nathael kemana aja !", sangkal dari adrian.

"Tetep aja lu gak bisa dapetin informasi yang akurat tentang latar belakangnya !", ucapku pada adrian.

"Tapi gue udah bantu lu agar nathael gak bisa ikut ujian dan di keluarin dari kampus !", ucap dari adrian.

"Gak guna... tanpa bantuan lu, gue juga bisa ngalahin dia !", sautku dengan tegas.

"Tapi semua ini gue lakuin untuk lu !", ucap dari adrian memelas kepadaku.

"Udah yaa.. gue harus pergi dulu !", alasanku untuk mengakhiri pembicaraan ini.

"Tut.. tut.. tut.. ", suara panggilan telepon yang terputus.

Aku pun mengakhiri obrolanku dengan adrian, sebuah informasi telah aku dapatkan lagi darinya walaupun masih perlu di tanyakan dan informasinya juga terkesan sangat nanggung sekali. sepertinya aku harus bertanya pada mamaku tentang keberadaan mobilku dulu, kepada siapa dia menjualnya, mungkin dari situ aku akan bisa mendapatkan petunjuk baru tentang nathael.

"Tok.. tok.. tok.. ", suara seseorang sedang mengetuk pintu kamarku.

"Anggun.. !", ucap mamaku dari balik pintu kamarku.

"Yaa.. ada apa ma ?", tanyaku dari dalam kamarku.

"Mama keluar sebentar ada urusan mendadak !", ucap mamaku.

"Yaa udah keluar aja !", ucapku ketus.

Langkah mamaku pun terdengar pergi menjauh dari kamarku, seperti inilah kebiasaan dari mamaku, secara tiba-tiba keluar rumah dan pergi tanpa memberikan alasan yang jelas akan kemana. hal seperti sudah biasa bagiku karena kedua orang tuaku begitu sibuk dengan dunianya sendiri dan mengacuhkanku sendiri.  

Unfaithfull (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang