Kesaksian

415 3 2
                                    

Selasa, 29 Maret
09:00, Ruang Interogasi


Kesaksian Bu Gina
"Selamat pagi bu gina", sapa dari daniel.

"Selamat pagi pak", saut dari bu gina.

"Apa ibu sudah tau kenapa ibu bisa berada di sini ?", tanya dari daniel pada bu gina.

"Untuk memberikan keterangan tentang nathael", jawab dari bu gina dengan santainya.

"Apa yang ibu tau tentang sosok nathael ini ?", tanya dari daniel layaknya sedang interogasi orang.

"Maksudnya sifatnya gitu pak ?", tanya balik dari bu gina dengan polosnya.

"Iya, sifatnya seperti apa nathael ini", jawab dari daniel.

"Biasa aja seh pak lebih banyak diemnya tapi baik dan suka nolong anaknya", jawab dari bu gina.

"Ibu ini tetangga kontrakannya kan ?", tanya daniel.

"Iya pak benar", jawab bu gina.

"Sudah berapa lama nathael menjadi tetangga ibu ?", tanya daniel.

"Sudah 2 tahun lebih pak, semenjak dia baru masuk kuliah", jawab dari bu gina.

"Ok, apa ibu percaya kalau nathael adalah yang membunuh korban dalam kasus ini ?", tanya daniel.

"Gak percaya pak soalnya dia terlalu baik untuk jadi seorang pembunuh", jawab dari bu gina dengan polosnya.

"Ooh gitu.. baiklah, terus kapan terakhir kali ibu ketemu dengan nathael sebelum kejadian pembuuhan ini ?", tanya dari daniel.

"Pagi harinya sebelum malam tahun baru", jawab dari bu gina.

"Ehm.. yakin diwaktu itu bertemu dengan nathael ?", tanya daniel menatap tajam bu gina.

"Iya benar, saya masih inget banget kok soalnya waktu itu kan saya minta tolong ama nathael untuk ngajak anak saya jalan-jalan benar naik mobil temannya", ucap dari bu gina.

"Mobil temannya, maksud ibu mobil BMW.. ", tanya dari daniel terpotong oleh bu gina.

"Iya benar, mobil BMW yang mewah itu lho", saut bu gina memotong ucapan daniel.

"Ohh.. jadi itu adalah terakhir kalinya ibu bertemu dengan nathael", ucap daniel menegaskan jawaban dari bu gina.

"Iya benar.. kalau untuk bertemu memang itu adalah terakhir kalinya saya bertemu dengan nathael", saut bu gina.

"Tunggu sebentar, ucapan ibu tadi bilang kalau untuk bertemu... berarti setelah pertemuan terakhir itu ibu dan nathael masih berhubungan ?", tanya daniel.

"Iya kita masih berhubungan via telepon", ucap dari bu gina.

"Kapan nathael menghubungi ibu via telepon ?", tanya dari daniel.

"Besok paginya di tanggal 1 januari", ucap dari bu gina.

"Sekitar jam berapa itu ?", tanya daniel.

"Pukul 06:00 sampai 06:30 an lah pak.. saya lupa kapan tepatnya, pokoknya masih pagi aja", jawab dari bu gina.

"Terus apa yang ibu dan nathael bicarakan waktu itu ?", tanya dari daniel.

"Nathael bilang kalau dia sedang ada masalah dan dia di ancam oleh seseorang, begitu deh pak", jawab dari bu gina.

"Lalu apa dia menyebutkan dimana dia berada saat itu ?", tanya daniel lagi.

"Dia gak nyebutin dimana tapi kalau saya denger dari suara bisingnya kayaknya dia lagi di jalan", jawab dari bu gina.

"Ehm.... apa ibu jujur dengan keterangan ini ?", tanya daniel dengan tatapan penuh curiga.

"Saya gak punya alasan untuk bohong pak ?", tanya balik dari bu gina.

"Jadi begini bu, saya sudah menyita handphone dari nathael dan sudah menyecek semua panggilan masuk dan keluar, dari situ saya bisa simpulkan kalau keterangan ibu ini tidak benar dan terkesan mengada-ada", terang dari daniel.

"Kalau ibu memberikan keterangan palsu maka ibu akan menerima konsekuensinya", ucap dari daniel mengintimidasi bu gina.

"Buat apa saya bohong pak, saya di suruh kemari untuk memberi kesaksian dan saat saya memberi kesaksian saya di tuduh berbohong, mau bapak itu apa toh sebenarnya ?", ucap dari bu gina sedikit ngedumel.

"Sekarang gini ibu bisa jelaskan atau tidak kenapa di panggilan masuk atau keluar handphone nathael tidak ada nomor bu gina disana ?", tanya dari daniel.

"Sekarang saya tanya balik deh ke bapak, yang bertugas menyelidiki kasus ini tuh saya atau bapak seh.. kok malah bapak tanya ama saya ?", celetuk dari bu gina sedikit membuat kesal daniel.

"Maaf saya memotong pembicaraan ini, saya ingin bertanya kepada bu gina", saut dari herlina untuk bertanya pada bu gina.

"Iya ada apa mbak ?", tanya balik bu gina.

"Waktu nathael menghubungi bu gina, dia menggunakan nomor lain atau menggunakan nomor yang biasa dia pakai ?", tanya dari herlina.

"Nomor lain soalnya nomornya tidak di kenal", jawab bu gina.

"Tapi ibu menyimpan nomor nathael yang biasa dia gunakan ?", tanya dari herlina.

"Iya mbak.. saya menyimpan nomor yang masih dia gunakan", jawab dari bu gina.

"Terima kasih bu.. dan silahkan di lanjutkan lagi pak daniel", ucap dari herlina mempersilahkan daniel meneruskan interogasinya.

"Bisa di ceritakan lebih detail tentang pembicaraan waktu itu dengan nathael ?", tanya dari daniel pada bu gina.

"Waktu itu dia nelponnya gak lama, dia cuma minta tolong ke saya untuk ngabari dia kalau ada orang nyari dirinya di kontrakan.. lalu dia juga bilang kalau dia sedang ada masalah dan sedang di ancam oleh seseorang", tutur dari bu gina.

"Nathael gak bilang siapa orang itu ?", tanya dari daniel.

"Gak ada dia sebutin siapa orang itu", ucap dari bu gina.

"Dan setelah itu semua ibu tidak pernah lagi bertemu atau berhubungan dengan nathael lagi ?", tanya dari daniel.

"Iya.. sampai sekarang saya tidak berhubungan dan bertemu dengan nathael lagi", jawab dari bu gina.

"Ibu masih ingat dengan nomor telepon yang di gunakan oleh nathael untuk menghubungi ibu waktu itu ?", tanya dari daniel.

"Mana inget pak.. udah lama banget lagian juga udah saya hapus nomornya", jawab dari bu gina.

"Bisa saya gunakan handphone ibu untuk di gunakan sebagai bukti sementara ?", pinta dari daniel.

"Lhoo... tar gak balik, bilang aja mau nyita jangan pakai alasan untuk bukti.. ", saut bu gina membalikan pernyataan daniel.

"Gini ibu.. handphoen ibu di pinjem bentar untuk di cek aja kok untuk mengetahui nomor yang di gunain oleh nathael, mungkin bisa juga untuk di lacak", saut dari herlina menerangkan dengan sopan.

"Lama gak mbak ?", tanya bu gina.

"Sebentar aja kok bu.. kalau misalnya gak ada nanti ibu bisa bawa pulang lagi handphonenya, mungkin nanti kita akan lacak menggunakan nomor yang ibu gunakan", tutur dari herlina.

"Tapi percuma juga mbak di lacak.. wong saya juga udah lupa nomornya berapa", saut dari bu gina.

"Baiklah bu untuk sementara ini kesaksian ibu sampai disini dulu, jika di perlukan lagi makan nanti ibu akan kami panggil kembali", ucap dari daniel menengahi pembicaraan antara bu gina dan herlina.

"Terima kasih bu ya", sambungnya.

"Kenapa gak sekalian seh pak.. kenapa harus pakai di panggil lagi, saya ini repot lho ngurusin suami, antar anak pulang pergi sekolah dan masak untuk mereka berdua.. saya gak janji deh kalau bisa di datang lagi", ucap dari bu gina dengan tampang sedikit kesel.

"Saya minta maaf bu tapi mohon kerja samanya", ucap dari daniel merayu bu gina.

"Bapak enak emang kerjanya kayak gini, coba bapak jadi saya yang harus ngurusi suami, anak, masak dan bersih-bersih rumah.. di kira gak capek apa, iya kalau kesini di kasih duit seh gak apa-apa.. udah buang-buang waktu di tanya-tanya gak jelas, gak ada duitnya lagi", ucap bu gina kesel.

"Maaf bu yaa... sekali lagi terima kasih telah meluangkan waktunya", saut dari herlina menenangkan bu gina dengan wajah yang tersenyum melihat daniel di omelin oleh bu gina.

"Yaa udah kalau gitu saya pulang dulu", ucap dari bu gina.

Bu gina pun berlalu pergi meninggalkan ruang interogasi itu, dengan wajah yang sedikit kesal karena rentetan pertanyaan yang di lontarkan oleh daniel. setidaknya satu dari beberapa saksi telah berhasil di interogasi dengan sukses tanpa ada kesalahan, semoga saja ini terus berlanjut sampai ke tahap akhir interogasi.


Unfaithfull (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang