**************
Gosip yang diberikan oleh Salsha, ternyata benar. Kini ia tengah berada di kantin, sendiri. Salsha tengah pergi ke toilet, sebentar.
Gita hanya melirik sekilas ke arah adik kelas barunya itu sekitar 2 meter dari tempatnya duduk. Diakuinya bahwa adik kelasnya itu cantik, tingginya saja mungkin sama sepertinya.
"Eh, lo! Minggir, bisa?"
Gita meminum jus jeruknya menggunakan sedotan. Matanya menatap gadis disampingnya ini dari bawah hingga berhenti di bagian wajah.
"Anak baru?" Tanya Gita santai. Pasalnya, ia asing melihat wajah gadis ini. Tapi hebatnya, anak baru ini sudah memiliki 4 pengikut. Dan dari keempat gadis yang mengikuti gadis tersebut, adalah gadis yang terkenal dengan kebitchyannya.
"Siapa nama lo?" Tanya Gita, ketika mendapati gadis ini tidak menjawab, malah mengerling.
"Ghina. Alghina Deovantaro. Anak dari Kepala Sekolah disini dan juga anak dari Kepala Manager di perusahan Fs Company," Jawab gadis bernama Ghina ini, dengan gaya angkuhnya.
Kali ini Gita berdiri, kemudian menyeringai.
"Lo mau sekolah, apa mau pamer jabatan? By the way, apa tadi? Fs Company? Itu perusahaan besar kan, ya? Hm ..."Keduanya kini menjadi pusat perhatian oleh para murid. Terlebih lagi, Gita yang mempunyai jabatan tinggi, berani melawan anak dari Kepala Sekolah.
"Iya, lah. Siapa nama lo? Kelas berapa? Kerjaan orang tua lo?" Tanya Ghina. Ia melipatkan kedua tangannya didepan dada.
"Sagita dari kelas sebelas IPA dua. Orang tua gue kerja apa, itu pribadi. Lo gak ada hak." Jawab Gita santai. Ia bukan tipe pengumbar jabatan. Apalagi ini menyangkut pekerjaan orang tuanya, dan itu bisa di kategorikan sebagai pertanyaan tentang jabatan, juga.
Ghina menggeram. Ia mengepalkan kedua tangannya seraya menampakkan raut wajah kesal pada Gita. Ghina menilai cara berbicara Gita itu, kelewat santai.
Gita memakai jas OSIS nya. Ia sedikit menunduk untuk mengancingkan bagian tengahnya. Siapapun yang melihat Gita saat ini, pasti terpesona dengan tubuh tegap dan juga sikap berwibawanya itu.
Gita mendongakkan wajahnya lagi, menatap Ghina dengan santainya. Ia melirik jam tangannya.
"Ada lagi? Gue ada rapat Ketua OSIS se-Jakarta Selatan, nih," Ucap Gita, terkesan ingin membuat gadis dihadapannya ini untuk bersikap sopan dengannya.Bukannya sopan, Ghina malah semakin menjadi. Dan ini lebih banyak mengundang perhatian dari para murid, lebih dari sebelumnya.
"Girls, biasanya orang kayak gini tuh dijadiin Ketos cuma karena pinter doang, sekaligus dimanfaatin sama guru. See? Gayanya aja bukan kayak orang kaya," Cibir Ghina, kemudian tertawa renyah dengan keempat dayang-dayangnya itu.
Salsha yang baru saja kembali dari toilet, mulai mengumpat kesal. Ia maju selangkah untuk membalas ucapan Ghina, namun tangan kiri Gita sudah berada didepan wajahnya, menahan Salsha untuk diam.
"Kalem. Ini gampang." Ujar Gita, masih santai.
Gita melirik jam tangannya lagi.
"Duh, sorry, nih. Gue harus berangkat sekarang. Ributnya kapan-kapan aja, ya? Atau mungkin lo bisa ke kelas gue, kapanpun lo mau. Oke?" Balas Gita, seraya mengedipkan sebelah matanya.
"Sok cantik lo, pake kedip-kedip mata segala!" Cibir Ghina, lagi.
"Ayo, Sha." Gita berbalik badan. Belum memasuki langkah kedua, ia berbalik lagi.
"Lain kali milih temen yang bener, dong. Elo cantik, sayang kalau misalnya gabung sama bitches begini. Mau ditaro dimana muka Bu Tere? Eh, sorry, kelepasan," Maki Gita secara halus. Ia terkekeh geli, begitu juga dengan Salsha.