Don't Let Me Down - The Chainsmokers
"Right now I need a miracle.
Hurry up now, I need a miracle."******************
Suasana ruangan ini begitu sepi, gelap dan hanya ada cahaya remang-remang.
Pemiliknya tak ada. Hanya ada anak dari sang pemilik yang tengah meringkuk disudut kamar, menenggelamkan wajahnya dikedua lipatan kamarnya.
Sudah 2 tahun lamanya mereka pergi dan entah bagaimana kabarnya, meninggalkan sang anak yang sewaktu itu masih menginjak kelas 2 SMP.
Tak ada yang lebih buruk daripada berdiri ditengah keramaian namun terasa sangat kesepian.
Rumah mewah ini hanya ditempati oleh 1 orang dan 8 orang maid, yang bisa dibilang sudah bersamanya sejak 3 tahun terakhir.
Dia, Sagita Fero Fernandes, bukanlah gadis remaja yang hidup layaknya remaja bebas. Tetapi,
Seorang gadis remaja dengan segala kegelapan yang ada, tanpa ada seseorang yang berani masuk kedalam ruang lingkup kehidupannya, menyibukkan diri dengan berbagai cara.
-Ini tidak adil baginya.
**************
Haykal berjalan menuju belakang sekolah sendiri dengan berbekal korek api dan sebungkus rokok.
Tak ada kegiatan lainnya selain mencari kesenangan seperti ini.
Kegiatan MOPDB sudah selesai sejak 2 hari yang lalu, dan ini adalah hari pertamanya untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Ia bosan jika harus duduk terdiam sembari menulis dan mendengarkan ocehan guru dikelasnya. Itu hanya membuatnya mati kebosanan. Dan itu, bukan-Haykal-banget.
"Ngapain, lo?"
Haykal menjauhkan rokok yang sudah berasap itu beberapa senti, kemudian menengok ke arah pria yang berani menegur kegiatannya ini.
"Gak liat?" Tanya Haykal balik, seraya menunjuk rokoknya dengan dagunya yang terangkat.
Pria itu menengok ke kanan dan ke kiri, lalu menghampiri Haykal yang sedang melanjutkan kegiatan merokoknya.
"Berani banget," Ucap pria itu.
Haykal mengerutkan dahinya.
"Kenapa harus takut?""Mau juga?" Haykal menyodorkan sebungkus rokoknya yang terbuka itu, tak lupa dengan koreknya.
"Boleh, deh." Jawabnya. Ia mengambil benda tersebut, lalu mengapitnya dikedua bibirnya, kemudian menyulutnya dengan api dibagian ujung rokok tersebut.
Asap mengepul disekitar wajah keduanya.
Haykal menoleh, "Nama lo?"-kemudian bertanya.
"Faris." Jawabnya singkat.
"Kelas?" Tanya Haykal lagi.
"Sebelas IPS empat." Jawab pria bernama Faris itu.
Haykal mengernyitkan dahinya.
"Gue manggil lo apa, nih?"Faris menoleh, kemudian terkekeh.
"Ya ilah, Faris aja, kali. Selaw."Haykal mengangguk, kemudian mengangkat bahunya acuh.
********
Gita berjalan cepat menuju taman. Untuk pertama kalinya ia berani membolos, dan ini tanpa sebab.