************
Haykal tengah memainkan ponselnya seraya tersenyum tidak jelas. Kemarahan Azra dan Raihan tadi siang, bahkan tidak membuatnya menjadi khawatir karena uang jajan dan beberapa fasilitasnya yang disita, lagi.
Tatapannya beralih ke arah layar ponselnya yang kini menampakkan aplikasi Instagram. Ia berniat mengunggah fotonya yang tengah mengacak-acak rambut Gita tadi pagi ke Instagram. Haykal mendapat foto tersebut dari Jay.
'Thank you. Keep be mine, I'll never ever let you go.'
Hanya itu captionnya, dan itu berefek sangat dahsyat di kolom komentar. Banyak yang berkomentar, terutama para Kakak Kelasnya di sekolah.
Ia tidak membacanya, melainkan beralih pada aplikasi LINE. Bermaksud ingin menelepon Gita.
Panggilan tersambung. Haykal tidak dapat menahan senyumnya sama sekali.
Gita mengangkatnya, dan itu berefek parah bagi jantung Haykal, yang lagi-lagi berdetak tanpa tahu keadaan.
... "Hallo? Apaan? Ganggu banget, dah!"
Haykal tidak bisa untuk tidak tersenyum saat ini. "Lo udah tidur, emang?"
... "Belum. Gue lagi ngerjain tugas OSIS,"
"OSIS mulu. Gak cape?" Cibir Haykal, diakhiri pertanyaan.
... "Udah tugas sang Ketua, hahaha asik,"
Haykal melirik jam dinding yang kini sudah menunjukkan pukul 8 malam.
"Ya, ya. Ketua OSIS yang terlalu ambisius," Jawab Haykal, seraya terkekeh.
"Udah, tutup buku lo. Pindah ke kasur, jangan duduk di depan meja belajar terus," Lanjut Haykal, segera mendapati dehaman Gita.
... "Kenapa nelpon? Kangen?"
Haykal belum tahu, apa yang biasa dibicarakan oleh kedua orang yang memiliki hubungan lebih dari teman, atau bisa dibilang pacaran. Ini awkward. Haykal belum bisa mengendalikan detak jantungnya, agar tidak mengganggu fokusnya pada ucapan yang ia sampaikan pada Gita.
"Elo kali, ya, yang kangen?" Jawab Haykal, terkesan balik bertanya.
Gita tertawa disana. ... "Lucu lo, ah! Gue gak kangen, sih, ya."
"Gak peduli lo kangen gue atau enggak, Git. Yang jelas gue selalu kangen elo," Ucap Haykal tulus.
... "Receh, Kal. Najis banget, dih."
Haykal mengulum senyumnya, lagi. "Tuh 'kan, Gita! Motor gue beneran disita! Lo lapor ke nyokap gue, ya?!" Tanya Haykal, menjurus ke topik yang sebenarnya sudah ia siapkan.
... "Ya bagus, lah. Berarti mulai besok lo harus pake angkutan umum,"
"Ah, Gita! Jahat banget sama gue," Keluh Haykal, seraya mencebikkan kedua bibirnya, walaupun ia tahu Gita tidak akan bisa melihatnya.
... "Udah tidur, sana,"
Haykal tersenyum lebar mendengarnya. "Cie nyuruh,"
... "Maksudnya, kan, biar besok lo bangun pagi. Biar gampang nyari angkutan umumnya,"
Haykal cemberut. Gita benar-benar bisa membuat moodnya naik-turun layaknya sebuah grafik penjualan. "Ya udah. Good night,"
... "Oke. Good night too,"
"Git," Panggil Haykal, sebelum mengakhiri panggilan.
... "Apa?"
"I love you."