**************
Gita berjalan cepat, menuju halte yang berada dekat di taman Kota ini.
Ia melirik jam tangannya, lalu mendesah malas. Ini sudah pukul lima sore, dan ia masih berada di halte ini. Menunggu Haykal, tepatnya.
Arah pandang Gita mengerling, ketika mendapati sebuah motor berhenti, tepat di hadapannya.
Pria itu membuka kaca helmnya. "Udah sore, Git. Gue anter?"
Gita tahu itu siapa. Belakangan ini nama orang itu selalu mengganggu pikirannya. Shiva.
"Enggak, gue nunggu Haykal," Jawab Gita, seraya menyelipkan beberapa helai rambut ke belakang telinga kanannya.
Kali ini Shiva membuka helmnya. Rambut hitamnya yang biasa tersusun rapi, mulai berantakan karena tertutup helm.
"Tadi Haykal sama cewek, yang jelas bukan ke daerah sini. Masih mau nunggu juga?" Jelas, sekaligus tanya Shiva.
Jika saja Gita tidak mempunyai status apapun, pasti ia akan menerima tawaran Shiva. Siapa sih, yang tidak mau diantar oleh gebetan sendiri? Tetapi,
Gita tahu diri.
Gita menggeleng kuat. "Sekali enggak, ya enggak, Shiva,"
Shiva tak menjawab. Ia memilih untuk menopangkan dagunya diatas helm.
"Ngapain?" Tanya Gita.
"Gue temenin," Jawab Shiva, lalu bertanya, "Gak boleh?"
Gita mendelik. "Ngapain, sih? Niat banget, nungguin gue?!"
"Ini udah sore. Udah syukur, lo gue temenin. Coba kalau ada yang nyulik? Terus lo diperkosa? Abis itu lo dimutilasi, daging lo dijual. Gimana, tuh?" Jelas Shiva, membuat Gita bergidik ngeri.
"Rela emang, kalau gue digituin?" Tanya Gita, tersenyum miring.
"Enggak, lah. Gila aja!" Jawab Shiva tak santai.
"Santai," Celetuk Gita, ketika mendapati Shiva yang berbicara setengah berteriak.
**********
Haykal menggendong gadis yang diketahui bernama Vita ini, masuk ke dalam pekarangan rumah gadis tersebut.
Jarak antara pagar rumah hingga kedepan pintu utama lumayan jauh. Dan bodohnya Haykal, ia tidak membawa mobilnya sekalian untuk masuk. Haykal malah memilih opsi yang jelas-jelas membuatnya repot sendiri, apalagi ini tidak ada penjaga rumah satupun.
"Ini gimana ngebukanya, elah," Haykal bingung sendiri, bagaimana cara memencet bel atau minimalnya, mengetuk pintu.
"Ah, idiot!" Ia berdecak, seraya mengetuk pintu menggunakan kakinya.
Tak lama, seorang wanita paruh baya keluar, dengan tampilan terlihat mirip seperti Azra.
"Iya? Siapa, y-- astaga! Ini anak saya, kenapa?!" Wanita ini bertanya dengan panik.
Haykal kelabakan sendiri. Bingung untuk menjawab apa, pada wanita yang diketahui sebagai Ibu dari Vita ini.
"Euh, Bu ... anaknya ditidurin di kamarnya dulu, aja," Alih Haykal, terdengar ragu.
Ibunya Vita mengangguk cepat, lalu mempersilahkan Haykal untuk masuk. Pintupun tertutup.
----
Haykal membaringkan Vita dengan perlahan. Ia menyingkirkan beberapa helai rambut yang mengganggu disekitar wajahnya. Haykal jadi teringat Gita.
"Ya Tuhan! Gita!" Haykal membeo. Haykal baru ingat, jika ia akan menjemput Gita, sekarang.
"Hape gue mana?! Anjir!"