**********
Gita memakan roti selai strawberrynya dengan pikiran yang kalut. Ia terus memikirkan ucapan Shiva kemarin sore.
"Andai ada Bunda," Gumamnya penuh harap.
Gita meletakkan roti tersebut diatas piring. Tangan kanannya beralih memegang segelas susu vanilla, lalu meminumnya.
"BI, GITA BERANGKAT!" Teriak Gita, kepada seluruh maid.
Rena datang dengan terburu-buru. Sudah kebiasaan Gita yang berteriak mengagetkan para maid, termasuk Rena.
"Non, udah mau berangkat? Naik bis, atau bawa mobil?" Tanya Rena.
Baru sekarang Rena bertanya seperti itu, karena Gita selalu memakai bus umum dan baru kemarin anak majikannya ini memakai mobil.
Gita terkekeh, seraya menyampirkan tasnya di bahu kiri. "Bibi apaan, deh. Kan biasanya Gita pake bis,"
Rena ikut terkekeh, kemudian berucap, "kan kemarin, Non Gita pake mobil,"
Gita menggeleng, disertai senyum tipisnya itu. "Itu kemarin karna ngejemput Haykal. Dia hari pertama berangkat tanpa kendaraan, soalnya. Jadi Gita pikir, dia bakal telat,"
"Non ada hubungan spesial, ya, sama Mas Haykal itu?" Tanya Rena penasaran.
Gita tertawa renyah. Ia menyalami Rena untuk berangkat sekolah.
"Ya, menurut Bibi aja. Gita berangkat ya, Bi,"
"Assalamualaikum," Pamit Gita, setelah menyalami kepala maidnya ini.
"Waalaikumussalam. Hati-hati, Non." Jawab Rena.
Gita hanya mengangguk, lalu tersenyum lebar. Ia berjalan santai menuju keluar gerbang rumahnya, yang selanjutnya pergi menuju halte untuk menunggu Daniel, karena hari ini ada rapat Ketua dan Wakil Ketua OSIS SMP-SMA se-Jakarta Selatan.
*******
Haykal menyantap nasi gorengnya dengan raut wajah yang masam.
Rupanya kejadian kemarin, masih membuatnya kesal dengan Raihan dan Azra. Dan pagi ini, kedua orang tuanya semakin membuatnya kesal. Bagaimana tidak? Ekspresi Haykal yang terlihat tidak mengenakan ini, sedangkan orang tuanya malah bercanda satu sama lain dengan santainya, melupakan dirinya yang tengah sarapan juga, di hadapan mereka.
Haykal berdiri, setelah meminum segelas air putihnya sampai habis. Ia menghampiri Raihan dan Azra lewat jalur kanan. Bermaksud untuk pamit.
"Mau sekolah, apa mau balapan?" Tanya Raihan, sebelum menerima uluran tangan kanan Haykal.
"Sekolah, Pa. Mau balapan pake apa, emang? Batang pohon pisang?" Jawab sekaligus tanya Haykal, dengan sarkastik.
Haykal menyalami Raihan, lagi. Raihan menerimanya.
"Awas kamu, ya! Ngelakuin hal gak lazim lagi? Jangan harap Papa bakal ngasih kamu fasilitas enak selama empat tahun kedepan!" Ucap Raihan, memperingatkan.
Haykal mendengus sebal. "Iya, Papa!"
Raihan mengambil telapak tangan kanan Haykal, lalu meletakkan sebuah kunci diatasnya.
"Apaan, ini?" Tanya Haykal, masih sarkastik.
"Kunci mobil kamu," Jawab Raihan santai.
Raut wajah Haykal seketika berubah menjadi berbinar. Ini yang ia harapkan, sejak kemarin!
Azra menaikkan sebelah alisnya, mendapati Raihan yang memberikan kunci mobil Haykal yang seharusnya diberikan 2 hari kemudian.
"Serius, Pa?!" Tanya Haykal, dengan kilat mata yang berbinar.