TD 02

1.1K 167 107
                                    

Seorang pemuda bermarga Kim berada di balik kemudi sebuah mobil silver. Deru mesinnya berhasil menarik atensi setiap orang di jalanan Tokyo. Tak ketinggalan pula, sebuah mobil Hyundai merah modikasi membuntuti mobil silver tersebut.

I wonder if you know

How they live in Tokyo

If you see me then you mean it

Then you know you have to go

Tick, tick, tick

Suara disko memenuhi selaput pendengaran pemuda Kim dan temannya-Park Jimin-sejak melenggangkan mobil mereka di sebuah gedung. Tampak jejeran mobil sedang memamerkan mesin di balik kap mobil mereka. Beberapa orang juga menari mengikuti tempo lagu. Setelah melenggang cukup lama akhirnya mobil silver dan merah tersebut terparkir cantik di sebuah sudut kosong.

"Tadi cukup menyenangkan, Hyung." Pemuda bernama Park Jimin langsung menghampiri Namjoon setelah keluar dari mobil berwarna merah. "Mobil yang hebat, bukan?" sambungnya.

"Thank you, Jim. Ini juga berkatmu." Namjoon tersenyum bangga.

"Jadi, siapa?"

"Kau akan tahu."

Namjoon tersenyum miring kemudian menyilangkan tangan di depan dada sembari menaruh berat tubuh pada badan mobil. Jimin hanya mampu mengerutkan kening mendengar jawaban atas pertanyaannya.

Namjoon menatap lurus suasana ramai di hadapannya. Namun, itu kelihatannya, karena nyatanya retina Namjoon hanya menangkap bayangan seorang gadis. Jimin mendapati keanehan tersebut, lantas mencari tahu arah pandang Namjoon.

"Hyung, itu seperti sweater-mu?" Jimin mendapati seorang gadis yang sedari tadi Namjoon amati melihat ke arah mereka.

"Hem, itu memang milikku," ucap Namjoon tanpa mengalihkan pandang. "Dia tidur denganku semalam."

"Woah, Hyung! Kau sudah───"

Tak~

Jitakan keras menyerang puncak kepala Jimin sebelum menyelesaikan kata-katanya.

"Dasar otak kotor."

"Aw," rengek Jimin sambil mengosok-gosok hasil jitakan Namjoon. "Salahmu ambigu."

"Tapi, sedikit pelukan juga lumayan, hahah." Namjoon terkekeh.

"Aish, Hyung───"

"Ssttt, dia kemari." Namjoon segera menutup cucuk Jimin.

"Sexy girl," komentar Jimin, kemudian menaruh berat tubuhnya pula pada badan mobil.

Gadis itu tersenyum, menatap kedua pria yang menyenderkan tubuh pada mobil silver. Ia melangkah manis dengan kaki jenjang mulus yang terekpos berkat celana jeans super pendek yang hampir tertutup oleh sweater oversize berwarna hitam yang ia kenakan.

"Hey boys," sapa gadis itu centil.

"Hey baby," goda Jimin sambil mengedipkan salah satu matanya. Gadis tersebut menahan kekehan di kerongkongan saat mendengar suara Jimin.

Namjoon bergeming sedikit dari mobilnya dan menarik tangan sang gadis untuk bersitatap dengan tubuh tingginya dalam jarak sangat dekat. Namjoon memamerkan lesung manis di pipinya dengan menundukkan kepala, sedangkan sang gadis mendongak untuk dapat melihat wajah Namjoon. Detik berikutnya, Namjoon melepas jaket denim yang ia kenakan lantas mengikatnya pada pinggang langsing sang gadis.

"Seharusnya hanya aku yang dapat melihat paha itu," ucap Namjoon sangat pelan tepat di daun telinga sang gadis. Gadis itu membalas dengan seulas senyum.

"Kau tak seharusnya berada di sini, Joon. Bagaimana kau tahu tempat ini?"

"Jimin tahu soal Tokyo dibanding aku."

Jimin mendesis, memasang wajah lesu memandang pasangan serasi tepat di sampingnya tengah bercengkrama hangat. Beberapa menit lalu, ia menaruh hati pada sang gadis dan akhirnya ... hanya dalam lima detik, harapannya pupus oleh pria bernama Kim Namjoon.

"Ford Mustang," pekik gadis itu tiba-tiba lalu melangkah menuju depan mobil, meninggalkan Namjoon setelah selesai mengikat jaket di pinggangnya. "Apa mobil ini cepat?"

"Ya, tentu. Cepat. Sangat cepat," sahut Jimin dan membuntuti langkah gadis itu.

"Kenapa mobil ini bisa cepat?" Gadis itu menunjuk mobil silver tersebut.

"Dia punya 900 tenaga kuda." Jimin menyilangkan tangan di depan dada sembari menatap wajah sang gadis lekat-lekat.

"Apa itu banyak?" tanya gadis itu kemudian menoleh dan membalas tatapan Jimin. Jimin terkekeh ringan. "Boleh kulihat mesinnya?"

"Tentu," balas Jimin. Namjoon tanpa aba-aba melempar kunci mobilnya pada Jimin, dan Jimin menangkapnya dengan tepat kemudian menekan tombol sehingga kap mobil terbuka secara otomotis.

Gadis itu sontak mendekatkan diri pada mobil. Ia menelaah mesin yang tertata rapi nan bersih itu.

"5,8 liter blok alumunium, SVT supercharger dan pipa pembuangan balap," ucapnya dengan cepat. "Cukup bagus untuk mobil performa," imbuh gadis itu kemudian bersitatap dengan Jimin.

"Woah. Itu ... cukup menarik," kata Jimin sambil menutup kap mobil.

"Jadi, Tiara ... apa kau suka?" tanya Namjoon cepat dan mendekati mereka berdua.

"Ya, aku suka. Tapi ... tiga juta dollar terlalu mahal untuk mobil ini." Gadis bernama Tiara itu menatap Namjoon.

"Oh, tunggu." Jimin menatap penuh selidik pada Tiara. "Kau yang akan membeli mobil ini?"

"Yeah. Itu harganya," kata Namjoon santai pada Tiara tanpa mengubris perkataan Jimin.

"Itu terlalu mahal. Harganya paling tidak, dua juta dollar," tawar Tiara.

"Listen, baby," ucap Jimin dengan manis. "Kau tak pernah melihat mobil amerika melintas di jalanan Tokyo, kan? Yap, karena ini satu-satunya. Dan ... mobil ini adalah mobil terakhir yang dibuat oleh Ford dengan rancangan Carroll Shelby. Dengan tambahan, aku yang merakit kembali rancangannya dengan sedikit sentuhan manis," jelas Jimin meyakinkan Tiara.

"Rupanya kau punya teman yang sedikit cerewet Namjoon-ah." Tiara melihat Jimin dari ujung kaki hingga ujung rambut. "Jadi, berapa kecepatan tertinggi mobil ini?"

"Lebih dari 370 kpj per jam," sahut Jimin cepat.

Tiara mengelengkan kepala tak percaya kemudian berkata, "kecepatan tertinggi Nascar 367 kpj per jam. Mana mungkin dapat melampaui 370 kpj per jam?"

"Ya ... mungkin kau tak bisa. Tapi, Hyung-ku pasti bisa melampaui kecepatan itu," ucap Jimin kemudian menatap penuh harap pada Namjoon. Namjoon melotot menanggapi perkataan Jimin.

"Okey, jika kalian bisa membuktikannya. Aku akan membelinya ... dengan harga yang kalian tentukan."


Seorang pemuda tampan tengah duduk di atas kap mobil ditemani beberapa wanita cantik. Disekitarnya ramai oleh teman-temannya yang asyik bercanda. Namun atensinya justru tertuju pada seorang gadis dan dua orang pria-asing-yang tengah berbincang-bincang.

"Genji, giliranmu," ajak teman di sebelahnya untuk mengikuti permainan yang mereka lakukan.

Pria bernama Genji justru beranjak, kemudian melangkah menghampiri tempat yang sedari tadi mencuri atensinya. Teman-teman yang lain membuntuti Genji tanpa banyak bertanya meski mereka bingung dengan tingkah Genji yang tiba-tiba berubah menjadi dingin.

Setibanya di tempat itu, Genji dengan gerakan cepat melingkarkan kedua tangan kekarnya pada pinggang seorang gadis, merengkuh tubuh gadis itu dari belakang, kemudian mengecup pelipis sang gadis dengan sensual. Sontak kedua mata gadis tersebut membulat sempurna, terkejut karena perlakuan Genji padanya. Terlebih Genji melakukannya─────

─────tepat di hadapan Namjoon dan Jimin.

"Sebaiknya kalian pergi ... gaijin*," ucapnya sambil tersenyum miring pada Namjoon dan Jimin.

-TBC-
-------------------------

*gaijin : sebutan untuk orang asing

Tokyo Drift [BTS Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang