TD 38

180 23 4
                                    

Ayah tau kau sudah tidak di Amerika.

Apa Ayah harus datang dan menyeretmu dari sana?

Ayah peringatkan padamu sekali lagi.

Ayah pasti menyeretmu dari sana.

Beberapa kalimat yang dahulu didengar dari seberang telepon seketika mencuat kembali dalam pikiran Kim Namjoon. Tak disangka, kalimat-kalimat yang keluar dari pria yang berdiri di seberang bukanlah gertakan. Wajah Namjoon memucat tatkala sorot matanya terkunci oleh tatapan ayahnya.

Tungkai Namjoon terpaksa melangkah. Tubuhnya didorong oleh pria yang ia kenali sebagai temannya ketika sekolah menengah, Jung Hoseok. Tampaknya pemuda bermarga Jung ini bekerja di bawah naungan Tuan Besar Kim.

"Sajang-nim (Direktur utama/Boss)," sapa Hoseok dengan santun sembari membungkukkan tubuh ke arah Kim Hyunjae. Sang petinggi perusahaan menerima salam tersebut, lalu mengisyaratkan Hoseok pergi dan meninggalkan Namjoon.

Kini, seorang ayah dan anak lelaki saling berdiri berhadapan, tanpa sepatah kata terucap. Napas Namjoon memburu, dibarengi telapak tangannya yang mulai mengepal.

"Sudah cukup main-mainnya," ucap Hyunjae sembari menatap tegas anak semata wayangnya.

Namjoon mendengus, lalu memutar tubuhnya hendak pergi. Bodyguard dengan cepat menghadang.

"Kau ingin pergi?!" Tanya Hyunjae dengan nada yang meninggi.

Namjoon kembali menghadap Hyunjae. Kali ini, Namjoon menatap tajam.

"Apa yang Ayah mau dariku, huh?! Aku tidak menginginkan apapun lagi darimu."

"Sekali lagi kau berusaha pergi. Aku pastikan perempuan Takiya itu benar-benar kehilangan nyawanya," tutur Hyunjae dengan sinis.

Namjoon terkesiap. Matanya mendelik, kemudian tertunduk. Ia berusaha mencerna kalimat Hyunjae barusan baik-baik.

"Jadi, semua ini, kau yang⸺"

Namjoon langsung menatap Ayahnya. Kepalanya seakan dipenuhi rentetan kejadian beberapa jam yang lalu. Kecelakaan dalam Tokyo Drift tampak seperti sebuah skenario. Munculnya mobil-mobil polisi yang tak sewajarnya di Jepang bukalah kebetulan, pantas saja petugas yang menghadangnya menyebutnya Tuan Kim. Tak hanya itu, kemunculan truk itu juga bukan kebetulan. Tatapan datar Hyunjae semakin membuat Namjoon menyadari bahwa selama ini ayahnya mengawasinya, bahkan menjadi dalang tragedi Tokyo Drift.

Kim Namjoon bergetar, sungguh ia merasa begitu bodoh, seharusnya ia mampu untuk menyadarinya. Ia terlalu sombong untuk seolah dapat menyingkirkan ayahnya begitu saja. Pemuda Kim itu tertunduk, rahangnya mengetat. Perlahan ia berusaha bersuara sembari menatap ke depan, “Jadi … Tiara … masih hidup?”

Hyunjae membalas, “Dia masih beruntung⸺”

Seketika, embusan napas pendek yang selama ini tercekat, akhirnya lepas dari tenggorakaan Namjoon.

“⸺Akan merepotkan jika dia mati. Berhadapan dengan Yakuza hanya akan menghambat bisnis.”

***

4 tahun kemudian.

Dering telepon menggema di seluruh ruang kerja bernuansa coklat. Sebuah laptop masih menyala di hadapan seorang pria berjas rapi, meski tampak pria tersebut tidak sedang melakukan aktivitas yang seharusnya ia lakukan. Ia hanya terduduk lemas di kursi empuknya dan memejamkan mata. Pelipisnya berkeringat dan sesekali mengertakan gigi.

Tokyo Drift [BTS Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang